Saturday, September 26, 2015

#172 Buku Sosiologi dan Cita Cita


Dunia remaja adalah dunia penuh misteri. Itulah anggapan umum tentang sepak terjang remaja. Fase transisi itulah salah satu alasan munculnya "label" itu. Fase dimana gejolak emosi, kejiwaan dan idealis bertumpuk dalam satu butuh. Yaitu remaja.
Remaja pada jenjang pendidikan sekolah menengah atas memiliki dunia sendiri. Energi begitu deras sampai kesulitan menemukan saluran yang tepat. Kejiwaan menggelora sementara emosi sangat labil. Butuh pendekatan tertentu untuk menemukan saluran, mengarahkan arus energi dan menyelesaikan sampai garis finis.
Pelajar SMAK Santa Maria Malang salah satu contoh remaja di Indonesia. Tahun pelajaran 2015/2016 merupakan fase istimewa bagi perjalanan institusi pendidikan SMAK Santa Maria Malang, bagi mata pelajaran Sosiologi, bagi pelajar kelas XII IPS, bagi saya selaku guru pengampu mata pelajaran, dan bagi kehidupan secara umum.
Istimewa bagi SMAK Santa Maria Malang baru tahun ini pelajaran 2015/2016 bisa memiliki karya intelektual yaitu buku. Buku merupakan karya intelektual bagi institusi pendidikan.
Istimewa bagi mata pelajaran Sosiologi, mengingat bahwa persepsi pelajaran dan masyarakat pada umumnya mata pelajaran Sosiologi adalah pelajaran "aneh." Mengapa? Sulit dimengerti, hanya teori, banyak hafalan, bahkan mata pelajaran gak jelas. Tetapi persepsi tersebut dijungkirbalikkan bahwa mata pelajaran Sosiologi PENTING.
Istimewa bagi pelajar kelas XII IPS. Apa pendapat masyarakat, orang tua bahkan sebagian guru tentang jurusan IPS? Jurusan bagi pelajar tidak pintar, buangan alternatif terakhir. Tidak favorit. Tetapi melalui karya intelektual yaitu buku jurusan IPS berkontribusi bagi masyarakat. Masyarakat tidak butuh orang pandai otaknya saja melainkan butuh orang biasa namun berkontribusi dalam karya.
Istimewa bagi guru pengampu, perjalanan menemani generasi anak bangsa untuk bisa menggerakkan, menuntun dan mewujudkan karya kolektif sungguh tidak mudah. Memicu, mengarahkan, menuntun bahkan meyakinkan merupakan fase fase teramat istimewa. Tak terucapkan terima kasih. Tigapuluh  dua pelajar dikalikan empat kelas totalnya seratus duapuluh delapan penulis.
Tema besar yang diusung adalah Cita-Cita dan Sosiologi. Intinya, apa manfaat belajar Sosiologi dengan mewujudkan cita-cita. Apa kontribusi belajar Sosiologi bagi cita-citamu?
Harapan semoga bermanfaat dan mohon maaf jika ada kesalahan kekurang sempurnaan.
Sebelum menutup tulisan ini, saya baru paham betul dan melakukan kalimat ini ...Guru biasa memberitahukan, Guru baik menjelaskan, Guru ulung memeragakan, Guru hebat mengilhami”. (William Arthur Ward)

No comments:

Post a Comment