Oleh Candra Wijaya
Mahasiswa Pascasarjana
Sekolah Tinggi Teologi Yestoya Malang
Bangsa Indonesia akhir-akhir ini mengalami krisis kepemimpinan. Seorang yang menjadi pemimpin adalah orang yang sering dibanggakan dan sering disalahkan. Menjadi pemimpin adalah dambaaan setiap orang tetapi tidak semua orang memikul tanggung jawab seorang pemimpin.
Didalam Alkitab ada beberapa contoh kepemimpinan baik yang jahat maupun yang baik. Yusuf pemimpin Visioner.
Yusuf adalah putra ke-11 dari Yakub, atau anak pertama dari Rahel (Kej 30 : 24; 35 :24), dan anak yang paling dikasihi oleh Yakub (Kej 37:3). Cerita tentang Yusuf adalah cerita paling menarik dalam Perjanjian Lama. Dia anak yang dimanjakan, terjual menjadi budak orang Mesir akibat kecemburuan kakak – kakaknya. Yusuf adalah seorang yang terhukum karena korban fitnah, ia naik menduduki jabatan tertinggi pemerintahan. Dengan rencana yang bijaksana ia dapat mengatasi bala kelaparan, dan dengan demikian menyelamatkan negeri Mesir, Kanaan dan keluarga bapaknya dari bahaya mati kelaparan.
Kemudian menyusul perdamaian dengan kakak-adiknya. Lalu, mereka beserta bapaknya tinggal di padang rumput Gosyen disebelah timur laut delta Nil. Sesudah memakamkan bapaknya, Yakub ditanah Kanaan, ia berpesan supaya tulang-tulangnya juga kelak dibawa ke Kanaan. Pesannya itu dilaksanakan sewaktu orang Israel berangkat dari Mesir menuju Tanah Pejanjian.
Berdasarkan tarikh yang paling mungkin, Yusuf hidup pada zaman para Firaun Hyskos (1720 – 1570 SM). Para Firaun ini adalah penguasa bangsa Sem yang masuk ke Mesir dari tanah Kanaan. Tapi mereka dengan cermat mengikuti adat istiadat orang Mesir. Mula – mula mereka mengambil kekuasaan orang Mesir yang birokratis, lalu secara bertahap menempatkan orang-orang Sem yang sudah menjadi warga negara Mesir menduduki jabatan – jabatan tinggi pemerintahan. Keturunan Yusuf adalah suku Efraim dan Manasye, yaitu dari kedua anak Yusuf, kadang – kadang disebut “suku Yusuf” (Bil. 13 : 11); “keturunan Yusuf” adalah sebutan biasa (Bil ; Yos). Memang Yusuf diberkati sebagai leluhur dari kedua suku yang akan datang itu bagi Yakub (Kej 49 : 22-26), dan Musa juga memberkati “Yusuf” artinya Efraim dan Manasye (Ul 33 : 13,16).
Yusuf sangat disayangi dan dikasihi Yakub. Dia mendapatkan jubah yang indah dari ayahnya. Hal ini membuat saudara-saudaranya iri dan membencinya. Mereka semakin benci dengan Yusuf karena dia menceritakan bahwa dalam mimpinya dia akan menjadi orang yang berkedudukan lebih tinggi daripada saudara-saudaranya. Karena alasan ini, saudara-saudara
Yusuf berniat untuk membunuhnya. Namun, saudara-saudaranya bisa "mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka- rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar." (Kejadian 50:20). Oleh karena itu, Yusuf tetap hidup meskipun harus dimasukkan ke dalam sumur mati dan dijual kepada Potifar.
Yusuf tidak menjadi "orang yang istimewa" karena pilihannya sendiri, tetapi karena pengaturan Ilahi. Di dalam kitab Ibrani, disebutkan bahwa Yusuf memiliki iman yang teguh di dalam Allah (Ibrani 11:22). Tembok-tembok denominasi tidak dapat menutup "pelayanan" Yusuf. Dia tidak gila harta, matanya tertuju pada upah yang lebih besar daripada kekayaan yang diperolehnya di Mesir. Dia memilih mengutamakan Allah dan hidup sesuai rencana-Nya. Karena iman, akhirnya dia bisa melihat penggenapan janji-janji Allah yang pernah diucapkan Tuhan kepada nenek moyangnya: Abraham, Ishak, dan Yakub. Yusuf meninggal pada usia 110 tahun di Mesir. Setelah diberi rempah-rempah, mayatnya ditaruh peti dan dibawa ke tanah leluhurnya.
Yusuf , seorang masih belia tetapi sudah mempunyai mimpi.
Di usianya yang masih sangat belia ini, Yusuf telah beroleh mimpi bahwa ia kelak akan menjadi pemimpin. Saya percaya sejak kecil sekalipun dalam keluarga yang broken home, Yusuf dipilih Tuhan untuk kelak akan menjadi pemimpin. Tetapi dengan kepolosannya dia dengan berani menyampaikan mimpinya kepada saudara-saudaranya.
Ralph Mahoney mengatakan bahwa Yusuf dipersiapkan Allah untuk menjadi pemimpin. Dengan menggunakan istilah “pitted” (dimasukkan dalam lobang) . karena mimpinya Tuhan mempersiapkan Yusuf dengan membentuk karakternya. Selain Yusuf ada juga tokoh yang sangat saya kagumi yaitu Ahok.
Basuki Tjahaja Purnama
Basuki adalah putra pertama dari Alm. Indra Tjahaja Purnama (Tjoeng Kiem Nam) dan Buniarti Ningsing (Boen Nen Tjauw).Ia lahir di Belitung Timur, Bangka Belitung pada tanggal 29 Juni 1966. Basuki memiliki tiga orang adik, yaitu Basuri Tjahaja Purnama (dokter PNS dan Bupati di Kabupaten Belitung Timur), Fifi Lety (praktisi hukum), Harry Basuki (praktisi dan konsultan bidang pariwisata dan perhotelan). Keluarganya adalah keturunan Tionghoa-Indonesia dari suku Hakka (Kejia).
Perjalanan Politik Ahok
Pada tahun 2009, Basuki mencalonkan diri dan terpilih menjadi anggota DPR RI dari daerah pemilihan Bangka Belitung mewakili Partai Golongan Karya. Ia sukses meraup 119.232 suara dan duduk di Komisi II.
Pada akhirnya Basuki mencalonkan diri sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta berpasangan dengan Joko Widodo dalam Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2012. Pasangan Jokowi-Basuki ini mendapat 1.847.157 (42,60%) suara pada putaran pertama, dan 2.472.130 (53,82%) suara pada putaran kedua, mengalahkan pasangan Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli.
Selama kampanye Pemilihan umum Presiden Indonesia 2014, Jokowi meletakkan posisinya sebagai Gubernur DKI Jakarta. Untuk mengisi posisi ini, Basuki mengisi posisi Pejabat (Plt) Gubernur hingga akhirnya Jokowi dilantik sebagai Presiden RI, yang mengharuskannya mundur dan Basuki resmi diangkat sebagai Gubernur sesuai Perpu Pilkada No 1 tahun 2014 pada tanggal 14 November 2014.
Memulai perjalanan seorang pemimpin
Ada kesamaan diantara dua tokoh yang saya sajikan yaitu Yusuf dan Ahok. Yaitu mereka sama – sama mempunyai visi yang kuat yang sejalan dengan Tuhan. Tuhan memakai Yusuf dan Ahok untuk menjadi garam dan terang bagi bangsanya. Seperti dalam 1 Petrus 2:9 Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib. Bahwa kita diciptakan untuk untuk melakukan perbuatan – perbuatan yang besar. Untuk meraih semua visinya diperlukan proses dan bekerja keras dan siap melawan arus. Apapun tantangannya Yusuf dan Ahok tidak gentar karena bagi mereka Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Filipi 1:22.
Sumber :
- Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II, Yayasan Komunikasi Bina Kasih, Jakarta, 2004
- Mahoney, Ralph, The Making Of A Leader, WMAP
- Charles R. Swindoll, Yusuf, Nafiri Gabriel, Jakarta, 2001
- Id.wikipedia.com/basuki tjahajapurnama
No comments:
Post a Comment