Friday, September 25, 2015

#167 Reki Kurnia : Analisis Sosial

Oleh Reki Kurnia
Mahasiswa Program Pascasarjana
Sekolah Tinggi Teologi Yestoya Malang 

Berita 1.  Surat kabar harian pada hari Kamis 20 Agustus 2015 menulis tentang Kecelakaan Trigana Air.
Semua Korban Telah Dievakuasi ke Oksibil

    Sentani Kompas. Tim SAR gabungan, pada Rabu (19/8) pukul 23:30 WIT, telah berhasil mengevakuasi 50 jenazah korban jatuhnya pesawat Trigana Air PK-YRN IL-267 dari kampung Atenok, Distrik Oksop, ke Rumah Sakit Daerah Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang Papua.
    Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya FH Bambang Soelisttyo secara simbolis menyerahkan keempat jenazah kepada Kepala Polda Papua Brigadir Jenderal (Pol) Paulus Waterpauw.
    Sementara itu, Paulus menuturkan , kondisi keempat jenazah masih utuh walaupun mengalami luka bakar di sekujur tubuh. Paulus mengatakan, tim SAR baru menemukan bagian kotak hitam, yakni perekam suara kokpit (VCR), sedangkan perekam data penerbangan (FDR) belim ditemukan hingga saat ini.
    Sementara itu, berdasarkan pantauan Kompas di hangar Pangkalan TNI Angkatan Udara Jayapura di Sentani, pesawat Trigana ATR 42 PK-YRR yang membawa empat jenazah tiba pukul 17:20 WIT. Kempat jenazah itu langsung dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk diidentifikasi oleh tim identifikasi korban Bencana (DVI) Kepulisian Daerah Papua.
    Komandan Resor Militer 172/Praja Wira Yakti Jayapura Kolonel (Inf) Sugiono yang berada di Oksibil, saat dihubungi dari Jayapura, mengatakan, semua jenazah dievakuasi melalui jalur darat selama enam jam perjalanan. Kata Sugiono, sekitar 300 orang gabungan tim SAR dan warga setempat dikerahkan untuk membawa semua jenazah. Sebanyak 15 orang membawa jenazah secara bergantian. Cara ini untuk mencegah rusaknya tubuh korban yang hangus.
     Dari peristiwa yang terjadi di Sentani tersebut, yang menjadi permasalahannya adalah minimnya trnsportasi darat yang bisa menjangkau lokasi kejadian, sehingga Tim SAR bergabung dengan masyarakat setempat untuk membawa korban kelokasi yang bisa di jangkau oleh kendaraan, evakuasi tersebut di koordinir langsung oleh Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya FH Bambang Soelistyo.


Berita 2. Surat kabar harian pada kamis 20 Agustus 15 menulis tentang Program 35.000 Megawat  Jalan Terus. Pemerintah tidak akan merevisi program pembangunan pembangkit listrik 35.000 megawat meskipun angka pertumbuhan ekonomi dibawah target. Hal ini disampaikan Presiden Joko Widodo seusai pembukaan acara Konvensi dan Pameran Energi Baru dan Konservasi Energi 2015, Rabu (19/8), di Jakarta.
    Joko Widodo mengingatkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said dan Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Sofyan Basir mengawasi dan mengatur langsung proyek ketenagalistrikan. Menurut Sofyan, setiap perjanjian jual beli yang sudah ditandatangani PLN dengan investor supaya diikuti prosesnya. Apakah ada masalah dalam hal pembebasan lahan atau tidak.
    Sudirman mengakui, program 35.000 MW bukan program yang mudah. Namun, kapasitas itu adalah kebutuhan yang harus diperjuangkan bersama diwujudkan. Sudirman mengajak semua pemangku kepentingan bahu membahu untuk mencari solusi mengerahkan segala daya dan upaya untuk mencapai target.
    Berbagai terobosan sudah dilakukan pemerintah untuk mempermudah investasi di sector ketenagalistrikan. Salah satunya adalah memangkas perizinan dari 52 izin menjadi 29 izin. Lama perizinan juga dipangkas dari 923 hari menjadi 256 hari. Semua perizinan sudah dilimpahkan ke Badan Koordinasi Penanaman Modal lewat system pelayanan terpadu.
    Febby Tumiwa, Derektur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) mengatakan, wacana revisi program 35.000 MW perlu disikapi dengan hati-hati. Jika evaluasi di kaitkan dengan pertumbuhan ekonomi yang melemah, tak serta-merta target diturunkan.
    Kata Febby, bagaimana jika tahun depan pertumbuhan ekonomi melesat? Jangan sampai saat ekonomi membaik, pasokan listrik berkurang. Pembangunan pembangkit listrik, baik 35.000 MW maupun 5000 MW tetap memiliki masalah. Masalahnya sama saja, yaitu sulit membebaskan lahan, repot perizinan, dan sebagainya.

Berita 3. Surat kabar harian mecatat dari berita Internasional pada hari Rabu 26 Agustus 2015. Kebakaran Terbesar Dalam Sejarah. Los Angeles, Kawasan hutan yang terbakar di Okanogan, Negara Bagian Weshington, Amerika Serikat, saat ini merupakan yang terbesar dalam sejarah Negara bagian tersebut. Pejabat terkait, Senin (24/8), menjelaskan, 2015 adalah tahun dengan kebakaran terburuk bagi wilayah di bagian Barat Amerika Serikat.
    Juru bicara Dinas Pemadam kebakaran, Mike Ferris, mengatakan kompleks kebakaran Oknogan di bagian tengah Utara Washington itu sangat luas. Besar dan luas wilayah yang dilanda kebakaran itu telah memecahkan rekor kasus kebakaran terburuk di Carlton tahun lalu.
    Menurut National Interagency Fire Center (NIFC), kebakaran di Okanogan, yang baru 10% tertangani, menghantam kawasan seluas 250.000 acre (ac) atau 104.000 hektar (ha), Senin pecan ini. Sebanyak 1.250 petugas dikerahkan untuk memadamkan kebakaran itu, tetapi mereka hanya berhasil mengendalikan 10% kawasan.
    Pekan lalu, sudah tiga petugas pemadam kebakaran tewas. Sementara empat petugas masih kritis akibat terkena kobaran api saat menjinakkan si jago mereh di Okanogan. Menurut NIFC, api masih mengganas di 19 area yang luasnya lebih dari 1.000 ac atau 405 hektar. Kebakaran tersebut juga meludaskan sekitar 200 rumah, dan 12.000 rumah lainnya terancam lebih dari 8,5 juta dolar telah dihabiskan untuk membiayai pemadam kebakaran itu.
    Upaya yang dilakukan oleh kepemerintahan Amerika Serikat dalam mengatasi menyebarnya kebakaran tersebut, pemerintah menurunkan pemadam kebakaran ketempat lokasi kebakaran dengan semampunya yang terjadi di 100 lokasi kebakaran yang berbeda.



Berita ke 4. Surat kabar harian mencatat tentang Suksesi Krakatau oleh Ahmad Arif. Kompas hari Rabu 26 Agustus 2015. Ahmad Arif mengawasi tentang keaktifan gunung Karakatau, dia membandingkan pada 27 Agustus 1833, letusan Gunung Krakatau di Selat Sunda mengejutkan dunia. Inilah salah satu letusan terkuat dalam sejarah, dengan level 6 skala Volcanic Explosivity Index (VEI). Letusan Krakatau hanya kalah dari letusan skala 7 Gunung Tambora di Pulau Sumbawa tahun 1815 dan letusan skala 8 Gunung Toba di Sumatera Utara, 74.000 tahun yang lalu.
    Namun Krakatau bukan sekedar kisah kehancuran. Dalam khazanah ilmu pengetahuan, Krakatau juga symbol kehidupan dan daya pulih alam. Empat puluh empat tahun kemudian, 29 Juni 1927, gunung baru muncul di lokasi yang sama. Pada Januari 1928, geology Belanda, JMW Nash, yang dating ke bekas kalda Krakatau, mencatat munculnya pulau baru atau persisnya lapisan pasir berbentuk separuh lingkaran sepanjang sekitar 10 meter. Di pusat lengkungan, ada gundukan batuan setinggi 8,93 meter di atas permukaan laut yang masih berasap. Inilah embrio anak Krakatau, ssi pulau gunung api.
    Kemunculan Anak Krakatau diikuti datangnya kehidupan. Bahkan, sekalipun Anak Krakatau raji meletus, hutan makin melebat dan fauna makin beragam. Bagaimana kehidupan mengisi Anak Krakatau yang lahir terisolasi di tengah laut? Kapan, siapa, dan apa, yang pertama dating mengisi tabula rasa itu?.
    Keinginantahuan itu melahirkan teori suksesi ekologi. Anak Krakatau kerap dianggap sebagai laboraturium alam yang menjelaskan pertanyaan yang tak terjawab dari Galapagos, pulau gunung apai Samudra Pasifik, suber teori evolusi Chaarles Darwin. Jika suksesi dan evolusi di Galapagos tidak ada rekaman kapan mulainya, Krakatau justru sebaliknya. Suksesi ekologi di Krakatau tercatat rinci karena setiap perubahan di pulau itu di pantau ahli-ahli biologi dunia sejak awal kemunculannya.
    Krakatau memberikan pelajaran tentang Bumi yang hidup dan terus tumbuh. Kelahiran dan kematian gunung api, lalu kebangkitan ekologi. Tukurin adalah satu-satunya peneliti botani dari Indonesia, yang bertahan menekuni suksesi Krakatau, itu pun karena kebetulan. Penelitiannya ke kompleks sejak 1980-an semula gara-gara mendampingi para peneliti dari universitas dan lembaga luar negeri yang dating silih berganti kesana.

Berita 5. Surat kabar harian pada hari Selasa 18 Agustus 2015 mencatat Kinerja Aparat Terawasi. Jakarta, Kompas-Kalangan lurah menyambut positif program pengerahan pekerja penanganan prasarana dan sarana umum. Kehadiran tenaga kontrak itu diharapkan mengatasi keluhan warga dengan cepat. Penanganan kebersihan jalan, trotoar, saluran, dan penerangan jalan bisa terawasi.
    Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengerahkan puluhan ribu pekerja PPSU serta pekerja kontrak pada dinas teknis untuk menjaga wajah kota tetap bersih dan tertata rapi. “kita akan memulai babak baru. Itulah kenapa Saudara direkrut dan dikumpulkan disini. Ini sudah ulang tahun kemerdekaan ke-70 RI. Tidak boleh lagi Jakarta berantakan dan kotor dimana-mana, got mampet tidak ada yang peduli, tidak ada yang membersihkan. Jakarta harus bebas sampah, tidak ada lagi toleransi terhadap sampah,” kata Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama saat memimpin apel pekerja PPSU dan pekerja kontrak teknis, Sabtu (15/8)
    PPSU ditugasi membersihkan sampah di jalan trotoar dan saluran air disetiap kelurahan. Mereka juga harus melaporkan kepada lurah dan camat jika menemukan jalan berlubang atau lampu jalan mati. Basuki ingin agar dengan adanya  PPSU taka da lagi saling lempar tanggung jawab antar dinas jika ada sampah di jalan, taman, saluran air, atau sungai.
    Basuki berjanji akan mendorong berbagai dinas terkait untuk untuk membantu kesejahteraan petugas PPSU dan pekerja kontrak, misalnya dengan mendaftarkan mereka menjadi anggota BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan, memberikan bantuan rumah susun, memberikan kartu Jakarta Pintar bagi anak-anak mereka, dan memberikan tiket gratis bus transjakarta.
    Jail (26), petugas PPSU di kelurahan Semanam, Kalideres, meengatakan, sudah ada pembagian tugas antara PPSU dan pekerja harian lepas (PHL). Namun praktiknya pembagian tugas antara PPSU dan PHL kebersihan sering kali tidak jelas. Sampah di dekat pasar Hipli Semanan, misalnya dibiarkan menumpuk karena tidak ada yang mengangkut. Padahal ada banyak PPSU yang beroperasi di wilayah itu.

Berita 6. Surat kabar harian Kompas mencatat bahwa pada hari Selasa, 11 Agustus 2015, Aktivitas Remaja Turun, Obesitas Mengancam. Sejak 10 tahun terakhir, aktivitas remaja terus menurun seiring pesatnya perkembangan teknologi. Hal itu bisa menimbulkan kegemukan atau obisitas seiring bertambahnya usia.
    Menurut dokter spesialis kedokteran olahraga, yang juga CEO Indonesia Sports Medicine Center, Andi Kurniawan, dalam symposium nasional obesitas ke-9, Minggu (9/8) di Jakarta, kini banyak aktivitas bisa dilakukan tanpa butuh banyak tenaga. Itu menyebabkan pergerakaan tubuh remaja berkurang.
    Ketua Himpunan Studi Obesitas Indonesia Dante Saksono Hrbuwono memaparkan, dari sejumlah riset orang gemuk di Indonesia cenderung naik 5-10% pertahun. Obesitas adalah kelebihan lemak tubuh terakumulasi. Di usia produktif, idealnya kadar lemak tubuh 14-19%. Namun rata-rata timbunan lemak pada tubuh perkotaan 33%, bahkan lebih. “Obesitas memicu hipertensi, stroke, penyakit jantung, dan kanker,” menurut Dante.
    Hal diatas tersebut dikarnakan pola hidup tak sehat, seperti kurang beraktivitas fisik serta banyak mengonsumsi makanan berminyak, bersantan,, dan berkalori tinggi. Penyebab lain adalah salah persepsi pada masyarakat, misalnya, orangtua dianggap berhasil mengurus anak jika anaknya gemuk.
    Untuk mengatasi obesitas, aktivitas fisik rutin, seperti jalan cepat, lari, dan berenang, perlu diperbanyak. Orangtua harus menjadi contoh bagi anaknya agar gemar berolahraga sejak usia dini. Guru berperan mendidik anak agar suka berolahraga. Dante menambahkan, ada sejumlah metode terapi untuk mengatasi obesitas. Juli lalu, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menyetujui metode pemasangan balon ganda pada lambung dengan endoskopi lewat mulut. Itu untuk memicu rasa kenyang agar berat badan turun.

No comments:

Post a Comment