Perkenalkan nama saya Riki Kurnia, kelahiran 10 Desember 1989, saya dilahirkan dari keluarga yang sudah percaya pada Tuhan, ayah saya bernama Nayau Tonang, dan ibu saya bernama Sarah, saya anak yang kedelapan dari sembilan bersaudara, saya di besarkan dengan penuh kasih sayang dari kedua orang tua saya sama seperti saudara-saudara saya yang lainnya, saya menempuh pendidikan di salah satu desa yang tidak jauh dari tempat tinggal saya, dalam menempuh suatu pendidikan, saya menyelesaikan SD tepat pada keinginan saya, setelah selesai SD saya melanjutkan pendidikan lagi pada salah satu sekolah di Transmigrasi yang jaraknya lumayan jauh, di tempuh dengan kendaraan tiga jam dari tempat saya, disitu saya tidak bisa menyelesaikannya di karnakan masalah biaya, kemudian saya memiliki suatu keinginan untuk meneruskan suatu pendidikan yang setara dengan SLTP dan saya bisa masuk pada salah satu sekolah yang setara dengan SLTP.
Tatkala saya menempuh pendidikan tersebut, saya mengalami juga suatu kendala yang hampir-hampir membuat saya gagal, tetapi saya sekuat tenaga saya menyelamatkan diri saya supaya saya bisa menyelesaikan pendidikan tersebut, masalah yang saya hadapi saat itu adalah dana yang di butuhkan dalam sekolah. Singkat cerita saya bisa selesai juga dalam pendidikan. Setelah saya selesai. Saya di hadapkan juga suatu tanttangan, yaitu, saya ingin melanjutkan suatu keinginan saya menjadi ABRI, tetapi kedua orang tua saya tidak setuju, kemudian saya melanjutkan pendidikan saya kembali pada tingkat SMA, pada dasarnya saya sudah mandiri dalam suatu pendidikan, tetapi saya tidak mengandalkan orang tua saya sendiri, karna saya tau bahwa mereka juga memiliki tanggungan yang cukup besar.
Pada waktu saya meneruskan pendidikan yang selanjutnya, saya sudah kehilangan cita-cita semula, saya sudah tidak memiliki arah dan tujuan yang mengacu pada suatu masa depan, saya bergaul dengan orang-orang yang salah menurut pemandangan orang pada waktu itu, tetapi menurut saya itu adalah pergaulan yang benar, saya sudah bergaul dengan orang-orang yang suka minum-minuman keras, suka merokok, suka berjudi, bahkan suka main perempuan, dalam hal itu juga saya aktif di gereja, tetapi di luar gereja juga saya aktif, saya jatuh dalam dunia seperti itu, kedua orang tua saya tidak mengetahui tentang kelakuan saya, saya kalau ada libur sekolah tidak pernah pulang, saya lebih memilih pulang ketempat teman saya, dan disitu saya bekerja untuk saya selesai pendidikan, saya menempuh suatu pendidikan di salah satu kota yaitu kota Sintang, kabupaten Sintang memiliki suatu pemandangan tersendiri, sangat mengesankan bagi saya, Sintang terletang salah satu Propinsi Kalimantan Barat.
Pada waktu saya berlibur di tempat teman saya, saya banyak dibantu oleh orang-orang disekitar itu, tatkala kembali dari libur, banyak orangtua yang memberikan saya uang untuk saya, sehingga saya bisa melakukan pendidikan seperti biasanya, setelah saya mau mengakhiri pendidikan saya, saya bingung mau melanjutkan kemana, sebelumnya saya juga aktif dalam dunia olahraga, hasil dari olahraga itu saya tabung untuk membeli keperluan sekolah, keperluan sehari-hari, dan juga saya tidak lupa menyisihkan untuk rokok pada waktu itu, pada waktu saya kelas tiga, tatkala saya sedang latihan vocal di gereja, setelah saya diluar, saya merokok di luar gereja, ironisnya saya menggulung kertas catatan pujian sebagai rokok saya, pada hal latihan vocal itu untuk ditampilkan pada acara KKR yang dipimpin oleh seorang pendeta yaitu pendeta Israel Jhon Letty.
Pada waktu itu, saya pulang ketempat saya tinggal, di situ saya meresa aneh pada tenggorokan saya, saya merasa tenggorokan saya serasa terbakar, saya sangat kesakitan dan saya akhirnya tidak bisa tidur, saya terus menerus minum air putih, dan saya minum obat yang saya beli dari warung yaitu obat anti biotik, dan saya bisa tidur malam itu, saya tidak bisa tampil dengan teman-teman saya, berketepatan juga pada waktu itu, saya akan menghadapi ujian akhir, saya kehilangan suara saya selama tiga hari, pas pada waktu menjelang ujian, saya berbicara menggunakan tulisan saja, setelah hari keempat, saya mengikuti KKR yang di selenggarakan Gereja Kemah Injil Indonesia jemaat Bethel Sintang, tatkala saya mendengarkan Firman Tuhan, saya merasa ada hadirat Tuhan yang menghibur, disitu saya mulai merenung, “Tuhan, setelah saya selesai nanti, kemana Engkau ingini saya lanjutkan?”.
Setelah pengkhotbah selesai menyampaikan Firman, beliau menantang, “Jika anda mengalami sakit penyakit, ntahkan anda itu lanjut usia, orangtua, anak muda, maupun anak-anak, yang ingin sembuh, harta dan kekayaan tidak ada padaku, tetapi aku punya Tuhan yang hidup, saya persilakan maju kedepan” yang pertama sekali yang maju adalah diri saya sendiri sebagai anak muda yang ingin sembuh, setelah saya mendekat pada dia, saya di tanya lagi, “apa yang bisa saya lakukan untuk kamu anak muda?” saya jawab, saya ingin sembuh, tidak saya sadari saya katakan bahwa saya ingin menjadi pelayan Tuhan, kemudian dia berdoa, setelah saya didoakan, saya merasa ada sesuatu yang hadir dalam diri saya, tatkala saya kembali ke tempat duduk saya, setelah lima menit, suara saya kembali, dan saya bisa berbicara seperti semula dan sampai sekarang, disitu saya menangis dan saya nyatakan saya akan masuk sekolah Teologi.
Puji Tuhan, Tuhan sudah sembuhkan saya, dan saya akhirnya mendapatkan cita-cita saya yang sudah hilang dahulu, dan sekarang saya dapatkan kembali, rencana Tuhan sungguhlah indah dalam hidup saya, dan saya juga bisa menyelesaikan pendidikan saya dengan prestasi yang bisa saya pegang, tetapi setelah saya mendapatkan semuanya, saya katakan, apalah gunanya jika bukan Tuhan turut campur tangan dalam hidup saya. Demikianlah yang dapat saya tulis dalam tulisan ini, kiranya bermanfaat, dan menjadi berkat. Amin Tuhan Yesus Memberkati
No comments:
Post a Comment