Thursday, September 17, 2015

#163 Hari Demi Hari

Oleh Wandi
Mahasiswa Pascasarjana
Sekolah Tinggi Teologi Yestoya Malang

Berbekal keyakinan bahwa sebagai seorang laki-laki haruslah mampu memimpin dan menentukan jalan hidup serta pencapaiannya sendiri, saya, yang kala itu seorang anak muda, baru lulus bangku SMA, berumur 18 tahun menekadkan diri pergi merantau ke Pulau Jawa. Bertepatan dengan itu pula saya juga mendampingi Kakak perempuan saya yang juga akan meneruskan studinya dari D3 ke S1 ke Pulau Jawa; tepatnya di Kota Malang.
Sesampai di Malang saya mendaftar ke dua Perguruan Tinggi Swasta. Sambil mengisi waktu yang luang, saya bertolak ke kota Yogyakarta untuk mengikuti tes pendaftaran penerimaan Mahasiswa baru di salah satu Perguruan Tinggi Swasta. Akhirnya, dikarenakan tidak lulus tes pendaftaran di Yogyakarta, saya kembali ke Malang dan memilih Universitas Merdeka Malang sebagai tempat saya menempuh Studi S1 Jurusan Ekonomi Management.
Perkuliahan di Universitas Merdeka Malang saya tempuh dari tahun 1990 sampai lulus tahun 1995. Selepas kuliah, saya sempat menimba pengalaman dengan bekerja di beberapa Perusahaan. Pembelajaran mengenai Kepemimpinan dalam diri saya tanpa disadari sesungguhnya banyak terbentuk pada masa-masa tersebut.. Dituntut untuk sepenuhnya mandiri, saya harus berpikir, merencanakan, bertindak untuk bagaimana memiliki kehidupan atau masa depan yang lebih baik.
Bersyukur kepada Tuhan, tahun 1993 lewat seorang teman saya dibimbing untuk menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Juru selamat saya. Sejak saat itu kegiatan utama saya adalah bekerja dan aktif dalam Pelayanan gereja. Dua sisi inilah yang banyak memberikan fondasi bagi etos kerja dan nilai kepemimpinan saya. Baik dari sisi sekuler maupun sisi kebenaran Kristiani memperkaya wawasan saya. Banyak hal yang saya pelajari antara lain, untuk tidak mengandalkan kekuatan diri sendiri, tetapi mengandalkan Tuhan dalam menghadapi permasalahan dalam hidup, termasuk dalam Karir (Yeremia 17:5).
Suatu ketika saya mengalami suatu permasalahan yang rumit di mana semua masalah cukup berat datang dalam waktu hampir bersamaan, sementara saya adalah Personil baru yang ditempatkan di daerah tersebut dan sedang beradaptasi mempelajari situasi yang sedang terjadi. Saat itu saya dipercayakan Perusahaan untuk pindah mengatur salah satu cabangnya dari Banjarmasin ke Yogyakarta. Waktu itu kejadiannya belum lama setelah terjadi gempa bumi di Yogyakarta tahun 2008, saat saya datang mendapati bangunan kantor dalam keadaan banyak yang rusak, sebagian bangunan gudang runtuh dan berkaitan dengan klaim asuransi dan perbaikan segera, stock barang rusak, administrasi penjualan, gudang, pengiriman, sampai hutang-piutang pelanggan semuanya terganggu. Belum cukup demikian, saya juga dituntut untuk mempersiapkan peralihan system computer yang jadwalnya sudah ditentukan kantor Pusat sebelumnya.
Saat itulah saya sadar, Kepemimpinan saya sedang diuji, sedang diperhatikan; saya harus memilih menuntaskan tugas tersebut dengan penuh tanggungjawab, berhasil dan memperoleh kepercayaan para staf kantor untuk memimpin ke depannya, atau menyerah dengan keadaan tersebut. Dalam perjalanannya memang sulit dan rasanya hampir menyerah, tapi beginilah cara Tuhan mengembangkan Kepemimpinan dalam diri saya.
Hari demi hari saya habiskan banyak waktu membangun hubungan dengan para staf kunci terutama Wakil pimpinan Cabang dan para Kepala Bagian, di dalam Kantor maupun saat Kunjungan ke Lapangan. Dari situ saya menganalisa Permasalahan, menangkap Aspirasi, menggalang Dukungan dan merancang langkah kerja Solutif untuk mengurai permasalahan tersebut. Ada saja yang meragukan, mencemooh, tapi perbaikan sedang terus terjadi dan dukungan para staf mulai nampak sementara saya belajar setia dan fokus menyelesaikan Masalah. Tuhan membuka jalan dengan cara yang ajaib.
Seorang CEO baru bergabung dengan Perusahaan dan membatalkan niat pengunduran diri saya. Bahkan beliau menawarkan bantuan dan dukungannya agar saya segera dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan di Kantor Cabang. Singkat cerita satu-persatu permasalahan dapat diselesaikan, kerjasama team yang baik bahkan persahabatan dengan seluruh staf terbangun, pertumbuhan terjadi sampai puncaknya cabang tersebut mencapai salah satu cabang dengan pertumbuhan tertinggi. Tuhan mengembangkan Kepemimpinan dengan cara yang tak terduga, yang  bagi mata manusia sesuatu yang sulit dijadikannya indah pada waktunya asalkan kita percaya dan mengandalkan Dia, amin.

No comments:

Post a Comment