Thursday, September 10, 2015

#146 Pikiran Globalisasi

Rumsory XII IIS 2 / 2
SMAK Santa Maria
Malang

Globalisasi adalah suatu hal modern yang dalam satu dunia saat ini.
Ciri-ciri globalisasi :
1.    Terjadinya Perubahan dalam Konstantin ruang dan waktu.
Berkembangnya barang-barang seperti televisi satelit, telepon genggam dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.

2. Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO).

3. Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional). Saat ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan.

4. Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain.
Globalisasi pun memiliki teori, berikut teori tentang globalisasi :
Cochrane dan Pain menegaskan bahwa dalam kaitannya dengan globalisasi, terdapat tiga posisi teoritis yang dapat dilihat, yaitu:

•    Para globalis percaya bahwa globalisasi adalah sebuah kenyataan yang memiliki konsekuensi nyata terhadap bagaimana orang dan lembaga di seluruh dunia berjalan. Mereka percaya bahwa negara-negara dan kebudayaan lokal akan hilang diterpa kebudayaan dan ekonomi global yang homogen. meskipun demikian, para globalis tidak memiliki pendapat sama mengenai konsekuensi terhadap proses tersebut.
•    Para globalis positif dan optimistis menanggapi dengan baik perkembangan semacam itu dan menyatakan bahwa globalisasi akan menghasilkan masyarakat dunia yang toleran dan bertanggung jawab.
•    Para globalis pesimis berpendapat bahwa globalisasi adalah sebuah fenomena negatif karena hal tersebut sebenarnya adalah bentuk penjajahan barat (terutama Amerika Serikat) yang memaksa sejumlah bentuk budaya dan konsumsi yang homogen dan terlihat sebagai sesuatu yang benar dipermukaan. Beberapa dari mereka kemudian membentuk kelompok untuk menentang globalisasi (antiglobalisasi).
•    Para tradisionalis tidak percaya bahwa globalisasi tengah terjadi. Mereka berpendapat bahwa fenomena ini adalah sebuah mitos semata atau, jika memang ada, terlalu dibesar-besarkan. Mereka merujuk bahwa kapitalismetelah menjadi sebuah fenomena internasional selama ratusan tahun. Apa yang tengah kita alami saat ini hanyalah merupakan tahap lanjutan, atau evolusi, dari produksi dan perdagangan kapital.
•    Para transformasionalis berada di antara para globalis dan tradisionalis. Mereka setuju bahwa pengaruh globalisasi telah sangat dilebih-lebihkan oleh para globalis. Namun, mereka juga berpendapat bahwa sangat bodoh jika kita menyangkal keberadaan konsep ini. Posisi teoritis ini berpendapat bahwa globalisasi seharusnya dipahami sebagai "seperangkat hubungan yang saling berkaitan dengan murni melalui sebuah kekuatan, yang sebagian besar tidak terjadi secara langsung". Mereka menyatakan bahwa proses ini bisa dibalik, terutama ketika hal tersebut negatif atau, setidaknya, dapat dikendalikan.

1. Masyarakat yang Pro terhadap globalisasi

Kelompok masyarakat ini adalah kelompok yang mendukung adanya globalisasi karena dengan adanya globalisasi mereka menganggap kehidupan masyarakat akan semakin sejahtera. Seperti contoh pada globalisasi perekonomian yang condong menggunakan sistem ekonomi liberal. Pada sistem ekonomi ini masyarakat dapat membeli barang-barang dengan kualitas bagus dengan harga yang terjangkau. Hal ini disebabkan karena dihapuskannya biaya ekspor-impor. Sehingga barang-barang dari luar negeri akan sangat mudah masuk ke sebuah negara. Akan tetapi di beberapa negara sistem ini sangat sulit berkembang karena adanya larangan atau peraturan pemerintah yang lebih melindungi produksi dalam negeri.

2. Masyarakat yang kontra terhadap globalisasi

Pada kelompok masyarakat jenis ini mereka menentang akan adanya globalisasi karena mereka beranggapan bahwa globalisasi hanyalah strategi negara adikuasa untuk menguasai berbagai bidang di seluruh dunia dan menyabarkan pola pikir dan budaya mereka. Sebagai contoh kita ambil dari bidang ekonomi kembali. Kita tahu bahwasanya sistem ekonomi yang dianut dalam era globalisasi adalah sistem ekonomi liberal dan kita tahu bahwasanya sistem ekonomi liberal berusaha untuk menghapus batas-batas negara dan menghilangkan biaya masuk ke sebuah negara. Apabila hal itu terjadi maka barang-barang asing akan sangat mudah masuk dan akan membanjiri pasar suatu negara.  Sehingga produk-produk dalam negeri akan sangat susah bersaing dengan produk-produk asing dan akan menimbulkan dampak negatif berupa lumpuhnya industri dalam negeri. Dan jika hal itu terjadi negara-negara dunia ketiga yang ekonominya lemah akan semakin lemah dan bagi negara yang mempunyai ekonomi kuat akan semakin kuat.


Dampak positif globalisasi

1.      Keterbukaan Informasi
Globalisasi membuat akses terhadap informasi semakin terbuka lebar, masyarakat bisa mendapatkan berbagai informasi dari banyak media, seperti televisi, internet, sosial media, dan lain-lain. Ini membuat masyarakat semakin terbuka, cerdas dan berpikir kritis. Ini merupakan salah satu dampak positif yang ditimbulkan dari globalisasi terhadap bangsa Indonesia.

2.      Komunikasi semakin mudah dan cepat
Dulu mungkin orang tua kita membutuhkan waktu lama (berhari-hari) untuk berkomunikasi dengan temannya yang berada dinegara lain melalui media komunikasi konvensional surat menyurat. Tetapi saat ini era tersebut sudah usang, masyarakat lebih menyukai menggunakan media komunikasi yang murah dan cepat yaitu dengan telepon, internet dan sosial media.

3.      Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi
Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia. Globalisasi memungkinkan orang-orang yang pintar di Indonesia menuntut ilmu diluar negeri seperti di Amerika Serikat dan Eropa. Dan jika sudah selesai diharapkan mereka bisa menerapkan dan mengaplikasikan ilmunya di Indonesia.

4.      Perekonomian Indonesia semakin menggeliat
Globalisasi membuat laju perekonomian dinegeri ini semakin menggeliat. Hal tersebut bisa terlihat dari neraca perdagangan kita yang terbilang baik karena nilai ekspor dan impornya relatif seimbang. Selain itu, Indonesia juga selalu dilirik oleh dunia internasional sebagai tempat terbaik untuk berinvestasi terutama untuk sektor pertambangan, pertanian dan industry.

5.      Meningkatnya taraf hidup masyarakat
Dunia yang tanpa batas saat ini memungkinkan seseorang untuk berusaha meningkatkan taraf hidupnya dan juga keluarganya. Tidak sedikit warga negara kita yang bekerja diluar negeri untuk membiayai kebutuhan keluarganya didalam negeri. Meskipun demikian, sudah seharusnya era globalisasi ini diimbangi dengan manusia yang berpendidikan dan berkarakter.

6.      Persaingan yang sehat
Dengan globalisasi, perekonomian kita dapat menyamakan tarif untuk ekspor impor semua negara sehingga kegiatan perdagangan menjadi semakin cepat dan persaingan juga sehat.

Globalisasi tidak hanya memberikan berjuta manfaat untuk kita semua, melainkan juga terdapat dampak negatifnya. diantaranya adalah ...

Dampak Negatif Globalisasi

1.      Informasi tak terkendali
Arus informasi yang tak terkendali. Tidak semua informasi itu baik untuk kita, ada juga informasi yang tidak baik dan tidak sesuai dengan kepribadiaan kita. Oleh karena itu, era globalisasi ini harus diimbangi dengan Spiritual Quotient ( SQ ).

2.      Kebarat – baratan
Menjamurnya budaya barat. Seperti yang dirasakan oleh bangsa Indonesia saat ini, Kenyataannya saat ini banyak sekali budaya barat yang diadopsi di Indonesia, akan tetapi sebaliknya, jarang sekali orang-orang yang mau melestarikan budaya asli Indonesia itu sendiri. Jika hal itu baik maka boleh kita tiru, jika sebaliknya maka buanglah jauh-jauh.

3.      Sikap individualisme
Saat ini, kita memerlukan bantuan alat atau perangkat untuk mempermudah aktifitas kita dan kita merasa tak perlu lagi bantuan manusia. Hal ini yang menyebabkan manusia semakin individualistik, padahal hakikat manusia sebenarnya adalah mahluk sosial. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan menyebabkan orang-orang cenderung individualistis.

4.      Kesenjangan sosial semakin besar
Meningkatnya konsumerisme dikalangan masyarakat Indonesia. Sifat Konsumtif dibentuk oleh kita yang cenderung berbelanja produk-produk yang kita inginkan bukan yang kita perlukan. Kemudahan akses dalam berbelanja dan menbanjirnya produk-produk dari luar menyebabkan pola hidup konsumtif semakin merajalela.

5.      Hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri
karena banyaknya produk luar negeri yang membanjiri Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa cinta masyarakat kita terhadap bangsa indonesia. Karena hal tersebut, maka dapat berdampak terhadap perekonomian dalam negeri, pendapatan warga negara Indonesia sendiri menjadi berkurang, karena kebanyakan warga Indonesia lebih suka membeli makanan dan lain-lain yang berbau luar negeri.


Masalah globalisasi :

Globalisasi menawarkan sebuah pusat sistem yang bernama “sistem global”. Sistem global disini diartikan mencangkup keseluruhan bidang, termasuk di dalamya yaitu bidang sosial, politik, budaya, dan ekonomi. Kita seharusnya melihatnya sebagai keuntungan yang terselubung. Mengapa demikian??? Jika diamati, sistem global sebenarnya menawarkan sesuatu yang lain. Globalisasi tidak saja sebagai penaklukan baru, tetapi juga kemerdekaan baru. Artinya, globalisasi juga memberikan ruang kebebasan bagi kita sebagai bangsa Indonesia untuk mampu mengambil tenaga serta bahan dari sumber-sumber sistemasi lain. Hal inilah yang menjadikan Indonesia semakin merdeka dari sebelumnya.
Sebagian besar dari kita merasa takut akan dampak negatif dari globalisasi. Meskipun pemikiran- pemikiran seperti itu sudah banyak diterima di semua kalangan, baik kalangan umum, atau pun kalangan intelektual seperti mahasiswa. Namun, tidak ada seorangpun yang dapat memastikan masa yang akan datang. Manusia hanya dapat mengira-ngira dampak dari sesuatu tersebut baik atau buruk hanya dalam segi teoritis. Dalam prakteknya segi teoritis ini tidaklah mutlak dapat mengendalikan keadaan sesuai perencanaan di dalamnya.

Diolah dari berbagai sumber.

No comments:

Post a Comment