Tuesday, September 9, 2014

#10 Awalnya Mirip Buku Tamu



Sumber: majalah Intisari Edisi july 2009

                             Di jaman dahulu jika kita ingin berkenalan dan berkunjung ke rumah bangsawan, kita sudah memakai kartu nama. Namun kartu nama yang sekarang dengan yang dulu berbeda. Kalau sekarang kartu nama hanya selembar kertas kecil berbentuk persegi panjang, mudah dibawa, dan biasanya di taruh di dompet. Sedangkan kalau dulu kartu nama awalnya mirip buku tamu. Dan  diletakkan di rumah-rumah mewah saja.
                                Kartu nama yang awalnya mirip buku tamu itu sudah ada sejak zaman Raja Louis XIV. Fungsinya sebagai kartu nama. Abad ke-18, dirumah-rumah kaum bangsawan, terdapat wadah kartu yang diletakkan di meja panjang, lengkap dengan alat tulis.  Kartu-kartu tamu yang sudah ada akan disusun jadi semacam catalog. Dari sini muncul etiket tentang kartu kunjungan.
                                Sekitar abad ke-18 kita mengenalnya dengan istilah kartu nama. Meski secara internasional, kartu bertuliskan nama dan alamat itu lazim dikenal sebagai kartu bisnis. Tradisi saling bertukar kartu memang biasa dilakukan dalam dunia bisnis. Terutama sejak maraknya revolusi industri di Eropa. Jauh sebelum dipakai untuk mewakili identitas seseorang,umumnya kartu digunakan sebagai alat permainan.
                                Sejak maraknya revolusi industry di Eropa kartu dalam bentuk dan ukuran yang kira-kira sama, kemudian populer di Prancis dua abad kemudian. Kebiasaan ala aristrokrat ini terus berkembang. Kebiasaan kartu kunjungan rupanya menular ke dunia bisnis, terutama di London. Munculnya revolusi industry membuat pengusaha Amerika Serikat dan Eropa saling bertemu dan saling bertukar kartu. Di AS, sejak akhir abad ke-19, pemakaian kartu nama sudah meluas.
                                Pada masa itu, seseorang yang bertamu ke rumah masyarakatkalngan atas, pelayan si empunya rumah akan member sebuah kartu. Tamu harus mengisi nama, kedudukannya di masyarakat, serta pesan kepada tuan rumah. Apalagi kalau berkunjung ke rumah seorang perempuan untuk pertama kali. Setelah tammenigsi kartu, dia harus duduk manis untuk menunggu persetujuan yang punya rumah. Tapi hati-hati, selama menunggu jangan coba-coba untuk iseng membaca-baca catalog kartu yang ada. Tindakan itu dianggap tidak sopan.
                                Kartu nama awalnya dicetak dengan teknik cukil kayu (woodcut) kemudian letterpress, baru pada abad ke-18 mulai digunakan cetak plat. Awalnya masih tinta satu warna, baru sekitar tahun 1830 mulai dipakai cara litogragi yang kemudian berkembang menjadi cetak offset. Cara ini masih berlaku sampai sekarang. Kini semua orang sudah maklum. Cukup member kartu nama dengan cara yang benar, sudah dianggap sopan.
                                Perubahan ini berpengaruh pada teori perubahan social evolusi yang dilakukan secara bertahap. Contohnya perkembangan zaman yang semakin maju ini membuat kartu nama dapat digunakan dengan mudah. Proses perubahan social ini juga masuk ke dalam perubahan social yang direncanakan. Contohnya dari buku tamu tadi mengalami suatu proses yang direncanakan untuk diubah menjadi kartu nama. Perubahan social mengerucut juga masuk ke dalam proses ini karena berbagai macam perubahan berpengaruh terhadap hal tertentu. Contohnya penemuan kartu nama.
                                Perubahan social linier juga telah memberi pengaruh pada proses perubahan kartu nama yang berawal dari buku tamu. Contohnya dari buku tamu yang hanya dipaki oleh kaum bangsawan menuju ke kartu kunjungan dan sekarang menjadi kartu nama yang digunakkan oleh semua orang. Dampak dari perubahan social ini ialah modernisasi yang memiliki kelebihan untuk mempermudah orang-orang dalam mengenal satu sama lain dan untuk berbisnis. Dampak negatitnya ialah orang-orang jaman sekarang jadi tidak bisa berkunjung ke rumah-rumah temannya karena sudah bisa menggunakkan kartu nama yang ada no teleponnya. 

No comments:

Post a Comment