Sumber: majalah
Intisari Edisi july 2009
Di jaman dahulu jika kita ingin berkenalan dan berkunjung ke rumah
bangsawan, kita sudah memakai kartu nama. Namun kartu nama yang sekarang dengan
yang dulu berbeda. Kalau sekarang kartu nama hanya selembar kertas kecil
berbentuk persegi panjang, mudah dibawa, dan biasanya di taruh di dompet.
Sedangkan kalau dulu kartu nama awalnya mirip buku tamu. Dan diletakkan di rumah-rumah mewah saja.
Kartu
nama yang awalnya mirip buku tamu itu sudah ada sejak zaman Raja Louis XIV.
Fungsinya sebagai kartu nama. Abad ke-18, dirumah-rumah kaum bangsawan,
terdapat wadah kartu yang diletakkan di meja panjang, lengkap dengan alat
tulis. Kartu-kartu tamu yang sudah ada
akan disusun jadi semacam catalog. Dari sini muncul etiket tentang kartu
kunjungan.
Sekitar
abad ke-18 kita mengenalnya dengan istilah kartu nama. Meski secara
internasional, kartu bertuliskan nama dan alamat itu lazim dikenal sebagai
kartu bisnis. Tradisi saling bertukar kartu memang biasa dilakukan dalam dunia
bisnis. Terutama sejak maraknya revolusi industri di Eropa. Jauh sebelum
dipakai untuk mewakili identitas seseorang,umumnya kartu digunakan sebagai alat
permainan.
Sejak
maraknya revolusi industry di Eropa kartu dalam bentuk dan ukuran yang
kira-kira sama, kemudian populer di Prancis dua abad kemudian. Kebiasaan ala
aristrokrat ini terus berkembang. Kebiasaan kartu kunjungan rupanya menular ke
dunia bisnis, terutama di London. Munculnya revolusi industry membuat pengusaha
Amerika Serikat dan Eropa saling bertemu dan saling bertukar kartu. Di AS,
sejak akhir abad ke-19, pemakaian kartu nama sudah meluas.
Pada
masa itu, seseorang yang bertamu ke rumah masyarakatkalngan atas, pelayan si
empunya rumah akan member sebuah kartu. Tamu harus mengisi nama, kedudukannya di
masyarakat, serta pesan kepada tuan rumah. Apalagi kalau berkunjung ke rumah
seorang perempuan untuk pertama kali. Setelah tammenigsi kartu, dia harus duduk
manis untuk menunggu persetujuan yang punya rumah. Tapi hati-hati, selama
menunggu jangan coba-coba untuk iseng membaca-baca catalog kartu yang ada.
Tindakan itu dianggap tidak sopan.
Kartu
nama awalnya dicetak dengan teknik cukil kayu (woodcut) kemudian letterpress,
baru pada abad ke-18 mulai digunakan cetak plat. Awalnya masih tinta satu
warna, baru sekitar tahun 1830 mulai dipakai cara litogragi yang kemudian
berkembang menjadi cetak offset. Cara ini masih berlaku sampai sekarang. Kini
semua orang sudah maklum. Cukup member kartu nama dengan cara yang benar, sudah
dianggap sopan.
Perubahan
ini berpengaruh pada teori perubahan social evolusi yang dilakukan secara
bertahap. Contohnya perkembangan zaman yang semakin maju ini membuat kartu nama
dapat digunakan dengan mudah. Proses perubahan social ini juga masuk ke dalam
perubahan social yang direncanakan. Contohnya dari buku tamu tadi mengalami
suatu proses yang direncanakan untuk diubah menjadi kartu nama. Perubahan
social mengerucut juga masuk ke dalam proses ini karena berbagai macam
perubahan berpengaruh terhadap hal tertentu. Contohnya penemuan kartu nama.
Perubahan
social linier juga telah memberi pengaruh pada proses perubahan kartu nama yang
berawal dari buku tamu. Contohnya dari buku tamu yang hanya dipaki oleh kaum bangsawan
menuju ke kartu kunjungan dan sekarang menjadi kartu nama yang digunakkan oleh
semua orang. Dampak dari perubahan social ini ialah modernisasi yang memiliki
kelebihan untuk mempermudah orang-orang dalam mengenal satu sama lain dan untuk
berbisnis. Dampak negatitnya ialah orang-orang jaman sekarang jadi tidak bisa berkunjung
ke rumah-rumah temannya karena sudah bisa menggunakkan kartu nama yang ada no
teleponnya.
No comments:
Post a Comment