Kompas / Senin 25 Agustus 2014
Pengrajin gula kelapa serbuk, oleh kementerian koperasi tahun 2013 menetapkan Banyumas sebagai sentra gula kelapa terbesar di nusantara. Keunggulan gula tersebut bisa memberi rasa legit pada makanan dan minuman.Kelapa nira juga memiliki adonan yang harum serta rasa manis. Hasil dari adonan nira mencapai banyak keuntungan yang besar dan mensejahterahkan daerah sekitar.Gula tersebut tidak hanya di lihat dari keuntungannya tetapi sudah di kenal oleh beberapa negara karena di sebabkan oleh rasanya yang manis. Pengrajin gula juga dalam perdangannya mendapatkan kembali modal dan bahkan modal utama melebihi dari keuntungan yang di dapatkan sebelumnya..Penghasilan lahan itu di dukung oleh lahan yang subur yaitu di daerah perbukitan.
Pengrajin gula kelapa itu bernama Amin dan istrinya bernama Kusmmiyati. Usia Amin sudah 30 tahun dan usia Kusmiyati 26 tahun. Mereka masih sangat kuat dalam bekerja sebagai pengrajin gula nira. Anak mereka masih ada yang bersekolah. Di sisi lain mereka adalah suami-istri yang suka bekerja keras tanpa putus semangat.
Pak Amin dan Kusmiyati bekerja di dusun Kejubug,desa Sunyalangu, Kecamatan Cilongkok, Kabupaten Banyuamas,Jawa tengah.Khususnya daerah sekitar Banyumas atas hasil dari gula nira, hidup masyarakat menjadi sejahtera.Dan hasil gula ini juga sudah di ekspor di negara lain seperti: Kanada, Timur tengah, dan singapora.Di desa Sunyalangu, adalah yang utama tempat yang cocok untuk menanam kelapa. Biasanya di daerah-daerah Jawa tengah nira ini banyak di jual di pasar.
Pengrajin kelapa itu di temui oleh cahaya surya pada hari sabtu Tanggal 26/7. pada waktu itu Pak Amin sedang menuang pongkor ke dalam wadah bambu yang berisi gula nira. Kemudian duduklah dia di depan kayu sambil menunggu gula nira itu sampai mendidih. Sehari-hari Ia bersama Kusmiyati istrinya mengerjakan gula itu di dapur dengan waktu yang cukup lama demi mendapatkan hasil yang baik. Berita ini di sebarkan di kompas pada hari senin 25-8-2014.
Peristiwa ini terjadi karena banyaknya lahan di Banyumas yang menghasilkan kelapa. Akan tetapi Banyumas awalnya adalah desa sederhana, sehingga ada seorang, Amin salah satunya yang ingin memanfaatkan lahan itu untuk di jadkan lahan penanam kelapa. Hal ini juga terjadi, karena Amin berasal dari keluarga yang ekonominya kurang. Karena hal itu terjadi, maka ada rasa semangat yang timbul untuk menghasilkan kesejahteraan rakyat. Amin pernah jatuh dan hampir saja maut menghampirinya, akibat memanjat kelapa. Jadi karena kegigihannnya untuk mencari nafkah, maka Amin berusaha sebaik mungkin dan lebih berhati-hati sehingga tetap bisa bekerja.
Dengan alat-alat yang cukup sederhana, yang di pakai Amin untuk mencetak gula nira,maka Amin mengembangkan usahanya. Ia melakukan itu dengan tenaga yang cukup berat. Lambat laun, karena hasil gula itu sangat meningkat, maka semakin bertambah pula modal yang ia dapat, sehingga uangnya cukup untuk membeli alat yang lebih layak dengan arti dapat membantu meringankan pekerjaannya.dan dengan adanya alat yang baru itu Amin mendapatkan keuntungan yang lebih besar lagi dalam tiap tahunnya. jumlah uang yang di daptnya bisa mencapai 15 juta.Akhirnya pola hidup Amin dan Kusmiyati menjadi berubah dan bahkan gula itu terkenal di berbagai kalangan.
No comments:
Post a Comment