Nama : Widya Mayasari
NPM : 1704402080091
Univ Kanjuruhan Malang
GURU BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SERTA
TUNTUTAN KOMPETENSI PROFESI
Guru merupakan salah satu komponen terpenting dalam dunia pendidikan, dimana guru memegang peranan yang sangat vital dalam penyelengaraan pendidikan formal pada khususnya. Pengabdian guru dalam dunia pendidikan tersebut memberikan kontribusi yang tinggi dalam rangka mencapai tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai yang tertera pada pembukaan UUD 1945 dan Peran guru di atur dalam UU No. 20 Th 2003 dan UU No. 14 Th 2005 yaitu guru sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pengarah, pelatih, penilai dan pengevaluasi dari peserta didik.
Dalam pelaksanaan proses pembelajaran dalam hal ini sebagai guru bahasa dan sastra indonesia saya mempunyai Visi yaitu “Menjadi guru professional dalam bidang Bahasa dan Sastra Indonesia yang dicintai, disegani siswa serta menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan, keterampilan berbahasa dan sastra Indonesia yang baik dan benar “ dengan Misi yang pertama disiplin menjalankan tugas, menigkatkan kemampuan sesuai dengan kurikulum dan perkembangan zaman, memberikan pengajaran yang dengan metode menarik sesuai materi pembelajaran, menanamkan sopan santun saat berbicara, bersikap serta menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, Menamkan kejujuran saat ulangan dan berperilaku, Memberi penghargaan (reward) pada anak yang taat dan selalu disiplin menjalankan tugas dan peraturan sekolah.
Untuk menjalankan Visi dan Misi sebagai Guru Bahasa dan Sastra Indonesia tidaklah selalu berjalan dengan lancar dalam proses pembelajaran ini terdapat berbagai tantangan diantaranya suasana belajar yang membosankan, guru setidaknya dapat menciptakan suasana belajar yang “tidak membosankan” yang berkorelasi dengan pengubahan paradigma berpikir guru maupun siswa , Menurunnya budaya literasi disekolah, bagaimana seorang guru Bahasa Indonesia dapat menumbuh lagi cinta membaca buku bukan membaca postingan di social media, maraknya perkembangan teknologi yang semakin canggih menuntut guru agar dapat mengikuti perkembangan tersebut, peningkatan kopetensi sebagai guru Bahasa dan Sastra Indonesia supaya dapat mengimbangi terjadinya perubahan kurikulum, sulitnya membagi waktu KBM dan tugas-tugas tambahan atau dinas luar, serta pembuatan RPP, PROTA, PROMES dan Jurnal-jurnal lainya sesuai aturan sekolah masing-masing yang dapat mengganggu proses pembelajaran dalam kelas menjadi kurang maksimal, guru harus sensitif atau peka pada kesalahan berbahasanya dan berbahasa siswanya, guru pada dasarnya juga pembelajar karena itu, sangat mungkin di dalam aktivitas berbahasanya, guru juga membuat kesalahan, misalnya, dalam penggunaan ejaan, penyusunan kalimat, pelafalan, atau kesalahan yang lainnya, guru Bahasa dan Sastra Indonesia juga harus mengetahui kebutuhan siswanya terhadap mata pelajaran agar siswa mampu mengidentifikasi kebutuhan, guru harus mampu menghubungkan materi pembelajaran dengan realita yang dihadapi siswa, materi pembelajaran sedapat mungkin dihubungkan dengan praktik berbahasa dalam kehidupan sehari-hari. Tantangan terakhir ialah enggan untuk memasuki kelas-kelas dengan siswa mempunyai daya serap rendah atau bodoh. Gairah mengajar guru untuk mengajar kerap kali terpancing karena di dalam kelas ada beberapa orang siswa yang cukup pintar
Dari banyaknya tantangan- tantangan dalam dunia pendidikan menyebabkan beberapa guru di sekolah masih belum menjalankan perannya sesuai dengan yang seharusnya, semisal guru guru memberikan aturan untuk siswa dilarang terlambat jika melanggar akan ada sanksi namun peserta didik masih menemukan ada beberapa guru yang terlambat dan pihak sekolah tidak memberi sanksi kepada guru , guru bahasa dan sastra Indonesia menuntut siswa dapat menggunakan bahasa yang baik dan benar namun masih berkedapatan guru bahasa dan sastra Indonesia sendiri tidak menerapkan hal tersebut. secara tidak sadar mereka telah memberikan sesuatu yang bertolak belakang antara teori dan realitasnya. Hal ini akan membuat kerancuan dalam berfikir pada peserta didik. Yang mana seharusnya guru memberikan sesuatu yang sinkron antara teori dan realita.
Oleh karena itu guru hendaknya menciptakan suasana pembelajaran menarik agar siswa tidak timbul rasa benci, atau bahkan menjadi tidak ingin masuk kelas hanya karena melihat kekurangan-kekurangan yang ada pada diri seorang guru, Kreatifitas guru ditentukan oleh keleluasaan dan kedalaman pengetahuan dan wawasan. Oleh sebab itu menjadi guru ideal haruslah selalu membiasakan untuk membelajarkan diri dan menggunakan pembelajaran yang aktif, efektif dan menyenangkan diantarannya Diskusi kelompok dimana pembagian kelompok dengan anggota campuran, demonstration beberap materi yang memerlukan peragaan dan percobaan contoh teks prosedur, memberikan soal dalam bentuk teka-teki apabila siswa menjawab dengan cepat dan benar akan mendapat nilai tambahan, memberikan penjelasan dengan perumpamaan dalam kehidupan sehari-hari guna siswa dapat dengan mudah mengingat tanpa harus menghafal penjelasan materi yang panjang dan Student Fasilitator and Explaining (Siswa mempersentasikan ide materi).
Profesionalisme seorang guru bahasa dan sastra Indonesia menyangkut kemampuan guru menguasai materi pelajaran, kemampuan menggunakan media pembelajaran, pengalaman guru dan kemampuan memberikan layanan kepada siswa sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan yang diinginkan dalam menyelesaikan tantangan-tantangan yang dihadapi di dalam prose belajar dan dalam kehidupannya sehari-hari, serta dapat membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa sehingga dengan demikian prestasi belajar bahasa dan sastra Indonesia dapat ditingkatkan. Untuk menghasilkan lulusan sekolah yang memiliki pengetahuan dan keterampilan berbahasa dan sastra Indonesia sesuai dengan yang diharapkan terutama dalam era yang makin mengglobal sangat diharapkan peranan guru yang dapat menyelenggarakan proses belajar-mengajar dengan efektif. Terselenggarakannya proses belajar-mengajar yang hangat dan kondusif dengan menerapkan strategi pembelajaran yang tepat tentu saja hanya tercipta bila guru menguasai kompetensinya sebagai guru. Dengan telah dikembangkannya standar kompetensi guru kiranya harus digunakan sebagai acuan bagi penyelenggara pendidikan dalam melakukan pengukuran kinerja guru untuk mendapatkan jaminan kualitas guru dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
Daftar Pustaka
Ahmad Faris Sulton H, 2009. Peran guru dalam pemerintahan. Diambil : 6 April 2018, dari : www.vhariss.wordpress.com
Depdiknas. Direktorat Tenaga Kependidikan, Dirjen Dikdasmen. 2003. Standar Kompetensi Guru.
Moedjiarto. 2002. Sekolah Unggul: Metodologi untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan.
Finch. C.R. & Crunkilton J.R. (1984). Curriculum Development in Vocational and Technical Education: Planning, Content, and Implementation. Boston: Allyn and Company Inc.
Moedjiarto. 2002. Sekolah Unggul: Metodologi untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan. Jakarta: Du
No comments:
Post a Comment