NPM:170402080047
Univ Kanjuruhan Malang
SIKAP DAN PROFESIONAL SEORANG GURU MENGHADAPI PENDIDIKAN DI ERA GLOBAL
Menurut saya, seorang guru dalam dunia pendidikan tidak hanya mengajar, mendidik, memberikan tugas kepada siswa, dan memberikan materi. Tapi guru harus memahami betul keinginan siswa dalam mengajar, siswa akan merasa bosan ketika guru hanya memperlakukan siswa seperti itu. Maka akan terjadi konflik antara guru dan siswa terjadi acuh tak acuh karena pengetahuan siswa kurang. Contohnya guru harus mengajar di luar kelas agar siswa tidak merasa bosan dalam kelas agar pengetahuan siswa lebih luas dalam berfikir.
Menurut para ahli sikap profesional seorang guru sangat diperlukan dalam menghadapi pendidikan di era global ini. Tugas guru tidak hanya mengajar, tetapi juga mendidik, mengasuh, membimbing dan membentuk kepribadian siswa guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia. Kesalahan guru dalam memahami profesinya akan mengakibatkan bergesernya fungsi guru secara perlahan-lahan.
1). Penjelasan Posisi dan Peran Guru Dalam Perundang-Undangan
• Posisi Guru dan Dosen
Pasal 2
(1) Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(2) Pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuktikan dengan sertifikat pendidik.
Pasal 3
(1) Dosen mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan tinggi yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(2) Pengakuan kedudukan dosen sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuktikan dengan sertifikat pendidik.
2). Penjelasan visi dan misi guru sastra dan bahasa Indonesia
• Visi
PBSI sebagai pusat pendidikan, pengkajian, dan pengembangan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia berwawasan kependidikan dan kewirausahaan yang unggul untuk menghasilkan lulusan cerdas, profesional, dan bermartabat. Menjadi program studi unggul dan rujukan dalam perguruan tinggi ilmu bahasa dan sastra Indonesia dalam pendidikan dan nonpendidikan.
• Misi
Memilki sifat dan sikap keteladanan dan kepemimpinan serta keintelektualan sehingga dapat melaksanakan profesi dalam bidang pengajaran bahasa dan sastra Indonesia dengan penuh rasa tanggung jawab, dedikasi, amanah, dan jujur. Berpikir kreatif, cerdas, kritis, dan inovatif dalam memecahkan masalah berbasis keintelektualan berwawasan kewirausahaan melalui kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dalam bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia melalui kegiatan membaca, meneliti, menulis, dan berbicara secara efektif. Mampu terapkan pengetahuan siswa agar siswa lebih memahami dan mengerti yang disampaikan guru.
3). Penjelasan Tentang Guru Sastra dan Bahasa Indonesia
a. Sastra adalah hasil olah pikir manusia sehingga sastra mengandung nilai estetika yang tinggi. Sastra juga sebagai kreatifitas bagi pencipta. Peranan guru sangat di perlukan dalam menciptakan model pembelajaran sastra. Oleh karena itu seorang guru harus mengetahui hakikat dari pengajaran sastra. sastra menjadi makin penting dan urgen untuk disosialisasikan dan “dibumikan” melalui institusi pendidikan. Karya sastra memiliki peranan yang cukup besar dalam membentuk watak dan kepribadian seseorang. Dengan bekal apresiasi sastra yang memadai, para keluaran pendidikan diharapkan mampu bersaing pada sikap arif, matang.
Sastra pada hakikatnya merupakan “prasasti” kehidupan; tempat diproyeksikannya berbagai fenomena hidup dan kehidupan hingga ke ceruk-ceruk batin manusia. Sastra bisa menjadi bukti sejarah yang otentik tentang peradaban manusia dari zaman ke zaman. Hal ini bisa terjadi lantaran sastra tak pernah dikemas dalam situasi yan kosong.Artinya,teks sastra tak pernah terlepas dari konteks sosial-budaya masyarakatnya. Dengan kata lain, teks sastra akan mencerminkan situasi dan kondisi masyarakat pada kurun waktu tertentu. Sebagai sebuah produk budaya, dengan sendirinya teks sastra tak hanya merekam kejadian-kejadian faktual pada kurun waktu tertentu, tetapi juga menafsirkan dan mengolahnya hingga menjadi adonan teks yang indah, subtil, dan eksotis. Kepekaan intuitif sang pengarang terhadap masalah hidup dan kehidupan menjadi modal yang cukup potensial untuk melahirkan teks-teks sastra yang “liar”, unik, dan mencengangkan.
4). Penjelasan Pembahasan Antara Peran dan Realitas
Pengertian Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun secara informal. Peran didasarkan pada preskripsi ( ketentuan ) dan harapan peran yang menerangkan apa yang individu-individu harus lakukan dalam suatu situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang lain menyangkut peran-peran tersebut. ( Friedman, M, 1998 : 286) peran terjadi jika suatu struktur sosial, seperti keluarga menciptakan tuntutan-tuntutan yang sangat sulit, tidak mungkin atau tuntutan-tuntutan yang menimbulkan konflik bagi mereka yang menempati posisi dalam struktur sosial masyarakat.
peran dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Peran Formal (Peran yang Nampak Jelas)
Yaitu sejumlah perilaku yang bersifat homogen. Peran formal yang standar terdapat dalam keluarga. Peran dasar yang membentuk posisi sosial sebagai suami-ayah dan istri-ibu adalah peran sebagai provider ( penyedia ); pengatur rumah tangga; memberikan perawatan; sosialisasi anak; rekreasi; persaudaraan ( memelihara hubungan keluarga paternal dan maternal ); terapeutik; seksual.
b.Peran Informal ( Peran Tertutup )
Yaitu suatu peran yang bersifat implisit ( emosional ) biasanya tidak tampak ke permukaan dan dimainkan hanya untuk memenuhi kebutuhan emosional individu dan untuk menjaga keseimbangan dalam keluarga, peran-peran informal mempunyai tuntutan yang berbeda, tidak Pelaksanaan peran-peran informal yang efektif dapat mempermudah pelaksanaan peran-peran formal.
Realitas adalah kenyataan yang dapat kita lihat dalam kehidupan manusia yang terwujud sebagai hasil hubungan yang terjalin di antara sesama manusia Untuk dapat melihat realitas sosial manusia, berikut ini akan diuraikan satu per satu bentuk kesatuan manusia.
1. Keluarga
Keluarga merupakan satuan sosial terkecil yang terdiri atas suami, istri, dan anak-anak. Ketiga unsur itu dipersatukan oleh ikatan perkawinan, darah, atau adopsi yang membentuk satu rumah tangga. Satu sama lain berinteraksi dengan perannya masing-masing sebagai anggota keluarga. Selanjutnya, melalui keluarga mereka mempertahankan sekaligus menciptakan kebudayaan.
Keluarga termasuk gejala sosial yang bersifat universal. Artinya, dalam masyarakat apa pun akan dijumpai adanya kesatuan social yang disebut keluarga. Karenanya, Robert M.Z. Lawang (1985) membuat empat karakteristik keluarga, yaitu:
1. Keluarga terdiri atas orang-orang yang bersatu karena ikatan-ikatan perkawinan, darah, atau adopsi.
2. Para anggota keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga.
3. Merupakan satu kesatuan orang-orang yang berinteraksi dan berkomunikasi.
4. Keluarga itu mempertahankan suatu kebudayaan bersama dan sekaligus menciptakan kebudayaan.
5). Penjelasan PBM (Proses Belajar Mengajar) Guru Sastra dan Bahasa Indonesia
Mengajar adalah segala upaya yang disengaja dalam rangka memberi kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Sasaran akhir dari proses pengajaran adalah siswa belajar. Oleh karena itu upaya apapun dapat dilakukan, asalkan upaya itu disengaja dengan penuh rasa tanggung jawab mengantarkan siswa menuju pencapaian tujuan. Tujuan itu dicapai melalui proses pengajaran. Sedangkan kemungkinan terjadinya proses belajar itu sendiri amat beraneka ragam. Bisa terjadi guru tampil di depan kelas untuk mengajar (langsung), dapat pula menggunakan perangkat pengajaran. Dengan demikian seorang guru harus memiliki pengetahuan minimal tentang teori belajar maupun mengajar sebagai pegangan dalam praktek. Proses pendidikan secara formal adalah mengajar. Sedangkan inti proses pengajaran adalah siswa belajar. Oleh karena itu mengajar tidak dapat dipisahkan dari belajar. Sehingga dalam peristilahan kependidikan kita mengenal ungkapan Proses Belajar Mengajar atau disingkat PBM. proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan formal di sekolah yang di dalamnya terjadi interaksi antara berbagai komponen pengajaran. Komponen-komponen tersebut yaitu guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. Interaksi antara ketiga komponen tersebut melibatkan sarana dan perasarana, seperti metode, media, dan penata lingkungan tempat belajar, sehingga sehingga tercipta situasi belajar mengajar yang memungkinkan tercapainya tujuan yang telah direncanakan sebelumnya. Dengan demikian guru dituntut untuk menguasai dan memiliki pengetahuan tentang teori belajar mengajar sebagai pegangan ketika mengajar.
kreative proses belajar mengajar yaitu guru harus memberikan pelajaran di luar kelas, agar pengatuhan siswa lebih luas dalam berfikir. Proses belajar mengajar ini atau disebut (PBM) merupakan tugas seorang guru kreative dalam belajar mengajar di bangku pendidikan.
6). Penutupan
seorang guru dalam dunia pendidikan tidak hanya mengajar, mendidik, memberikan tugas kepada siswa, dan memberikan materi. Tapi guru harus memahami betul keinginan siswa dalam mengajar, siswa akan merasa bosan ketika guru hanya memperlakukan siswa seperti itu. Maka akan terjadi konflik antara guru dan siswa terjadi acuh tak acuh karena pengetahuan siswa kurang. Tugas guru tidak hanya mengajar, tetapi juga mendidik, mengasuh, membimbing dan membentuk kepribadian siswa guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia. Kesalahan guru dalam memahami profesinya akan mengakibatkan bergesernya fungsi guru secara perlahan-lahan.
Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Peranan guru sangat di perlukan dalam menciptakan model pembelajaran sastra. Oleh karena itu seorang guru harus mengetahui hakikat dari pengajaran sastra. sastra menjadi makin penting dan urgen untuk disosialisasikan dan “dibumikan” melalui institusi pendidikan. Karya sastra memiliki peranan yang cukup besar dalam membentuk watak dan kepribadian seseorang. Dengan bekal apresiasi sastra yang memadai, para keluaran pendidikan diharapkan mampu bersaing pada sikap arif, matang. Guru adalah jabatan fungsional, yaitu kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak seorang PNS dalam suatu organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan keahlian atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri. Guru adalah jabatan fungsional, yaitu kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak seorang PNS dalam suatu organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan keahlian atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri.
Mengajar adalah segala upaya yang disengaja dalam rangka memberi kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Sasaran akhir dari proses pengajaran adalah siswa belajar. Oleh karena itu upaya apapun dapat dilakukan, asalkan upaya itu disengaja dengan penuh rasa tanggung jawab mengantarkan siswa menuju pencapaian tujuan. Tujuan itu dicapai melalui proses pengajaran. Sedangkan kemungkinan terjadinya proses belajar itu sendiri amat beraneka ragam. Bisa terjadi guru tampil di depan kelas untuk mengajar (langsung), dapat pula menggunakan perangkat pengajaran. Dengan demikian seorang guru harus memiliki pengetahuan minimal tentang teori belajar maupun mengajar sebagai pegangan dalam praktek. Proses pendidikan secara formal adalah mengajar. Sedangkan inti proses pengajaran adalah siswa belajar.
Daftar Pustaka
hthttps://www.google.com/search?q=makalah+tentang+penjelasan+guru+bahasa+indonesia&ie=utf-8&oe=utf-8&client=firefox-b-ab
tps://www.google.com/search?client=firefox-b-ab&ei=tZvHWpqGA8LyvATIw7CoCw
https://www.google.com/search?client=firefox-b-ab&ei=dSHIWvvSLMa60gTqg4RI&q=Penjelasan+visi+dan+misi+guru+sastra+dan+bahasa+Indonesia&oq=Penjelasan+visi+dan+misi+guru+sastra+dan+bahasa+Indonesia&gs_l=psy-ab.3...99794.105434.0.111656.57.15.0.0.0.0.238.1780.0j6j3.9.0....0...1c.1.64.psy-ab..53.3.622...33i21k1.0.zQ_1RHg_waI
https://www.google.com/search?client=firefox-b-ab&ei=5yHIWtn_J8K90gTY-ofgBg&q=Penjelasan+Tentang+Guru+Sastra+dan+Bahasa+Indonesia&oq=Penjelasan+Tentang+Guru+Sastra+dan+Bahasa+Indonesia&gs_l=psy-ab.3..33i22i29i30k1l2.75666.79408.0.86642.57.12.0.0.0.0.196.1452.0j8.8.0....0...1c.1.64.psy-ab..55.2.376....0.V6mriazLMng
https://www.google.com/search?client=firefox-b-ab&ei=VSLIWrHeJMLI0gSMw53YDQ&q=Penjelasan+Pembahasan+Antara+Peran+dan+Realitas&oq=Penjelasan+Pembahasan+Antara+Peran+dan+Realitas&gs_l=psy-ab.3...75194.78180.0.83402.51.11.0.0.0.0.256.962.0j3j2.5.0....0...1c.1.64.psy-ab..49.1.254...33i22i29i30k1.0.-MlzBRLU7p8
https://www.google.com/search?client=firefox-b-ab&ei=qyLIWuS7AYbM0gTx0b3QBw&q=Penjelasan+PBM+%28Proses+Belajar+Mengajar%29+Guru+Sastra+dan+Bahasa+Indonesia+&oq=Penjelasan+PBM+%28Proses+Belajar+Mengajar%29+Guru+Sastra+dan+Bahasa+Indonesia+&gs_l=psy-ab.3...86336.89554.0.91656.47.11.0.0.0.0.240.1028.0j3j2.5.0....0...1c.1.64.psy-ab..45.1.238...33i160k1.0.jd2MM0hXX8U
No comments:
Post a Comment