Mimpi adalah kunci
untuk kita menaklukkan dunia
berlarilah tanpa lelah
sampai Engkau meraihnya
Sepenggal lagu Laskar Pelangi diatas sudah sering kita dengar, bahkan sering digunakan motivator dalam memotivasi sesama untuk berjuang meraih sebuah impian. Lagu ini pun juga menjadi lagu penyemangat bagiku untuk menyegarkan kehidupan yang aku jalani sehari-hari. Kadang kusadari bahwa aku berjalan dalam rutinitas semata yang tanpa disadari mengundang sebuah kebosanan dan keluhan.
Jujur saja, sejak kecil aku selalu bingung jika ditanya tentang cita-citaku. Tidak ada keinginan yang mendalam untuk meraih apa yang aku cita-citakan. Sekalipun lagu “cita-cita susan” buming saat aku sekolah dibangku SMP, hatiku tidak bergeming untuk melakukan penemuan diri untuk menjadi apa dimasa depanku nanti.
Teringat kembali masa dimana aku diundang untuk ambil bagian dalam kegiatan gereja. Saat itu aku diundang untuk pembukaan kegiatan baru yaitu kegiatan Legio Mariae yang memang masih baru berdiri dikota asalku, Mojokerto. Sebagai orang baru dan kebanyakan orang muda yang sudah bekerja yang bergabung dalam kegiatan itu, aku pun mengikuti kegiatan itu hanya ikut-ikutan. Karena harus berbicara untuk melaporkan kegiatan, yang awalnya aku agak malu dan takut-takut, akhirnya aku merasa terbiasa dan semakin luwes dalam kemampuan berbicara didepan umum. Aku mulai mencintai tugas dan kegiatan itu bahkan ada kerinduan untuk menjadi seorang biarawati.
Inilah titik awal aku mulai mengenal diriku dan mulai mampu mengungkapkan apa sesungguhnya keinginanku. Aku tidak lagi memperhitungkan hujan maupun panas, jika aku diminta untuk mengunjungi orang atau diminta untuk menemani mengantar komuni, aku dengan senang hati untuk melakukan. Aku ingin melayani sesama dan membuat mereka merasa bahagia terutama untuk para manula dan anak-anak anak sekolah minggu.
Syukur pada Allah, bahwa kerinduan untuk melayani dan mencintai Allah mendapat jawaban dari Allah sendiri yang memanggil aku untuk bekerja di ladang anggurNya dalam wadah Kongregasi Para Suster Santa Perawan Maria. Dalam pengalaman suka dan duka yang aku jalani untuk setia pada jalanan ini, aku semakin mempertajam diri apa arti pelayanan dan kasihku kepada Tuhan dan sesama. Kalau lagu Laskar Pelangi sebagai penyegar semangat, aku juga punya lagu kesayangan yang juga menjadi hiburan dan penyejuk hatiku.
Ku mau sepertiMu Yesus,
disempurnakan slalu,
dalam setiap jalanku,
memuliakan namaMu.
Lagu ini begitu indah dan memberi kelegaan disaat aku mengalami kekecewaan atau kegagalan yang membuat aku loyo tak berdaya. Lagu ini memberi kekuatan bahwa aku tidak diciptakan sempurna adanya, namun aku dimampukan untuk bertekad mencapai kerinduan hati untuk selalu dekat bersamaNya dalam menghadapi rasa kecewa ataupu gagal. Bukan keberhasilan secara duniawi namun kerendahan hatiku untuk mau dibentuk sebagai bejana, itulah rahmat yang menyelamatkan jiwaku. Gambar diri sebagai bola dihadapan Tuhan, seperti halnya Santa Teresia dari Kanak-kanak Yesus, aku membiarkan Allah memainkan aku sesuai dengan kehendakNya dan bahkan tidak menggunakan diriku sama sekali. Itulah keindahan jiwa yang rendah hati dihadapanNya.
Ya, jalanku masih panjang, aku melayani tidak hanya untuk menyenangkan hati orang semata, namun yang utama aku dimampukan untuk berani menyuarakan nilai-nilai kebenaran. Tidak hanya ditempat kerja, dikomunitas, tetapi juga dalam merefleksikan hidupku setiap hari agar aku mampu menjadi seperti Dia. Doa Santa Perawan Maria, Santa Jullie Billiart senantiasa menemani aku dalam setiap langkah hidupku dalam perlindungan Bapa, Putera dan Roh Kudus.
Maria Moody Mahmadiarga
NIM 201412984
Mahasiswa Universitas Katolik Widya Karya Malang
No comments:
Post a Comment