Sunday, April 5, 2015

# 86 GURU, GAWAI, GADGET, GAPTEK


Ini adalah pendapat saya mengenai “Profesi Keguruan” dalam era gawai atau biasa disebut juga dengan era gadget. Yuk, kita baca narasi ini sambil memahami isi bacaannya!
Guru adalah seseorang yang menjadi panutan bagi orang lain. Dengan adanya seorang guru, maka orang lain akan dapat belajar dengannya. Memperoleh pengetahuan baru dengannya. Supaya menjadi orang yang lebih baik.
Di zaman kontemporer ini, peranan guru kini menjadi sangat kompleks. Di samping peranan guru sebagai pengajar, guru juga sebagai orang yang mendidik, sebagai orang yang membantu menyelesaikan masalah bagi siswanya yang mengalami masalah, bahkan menjadi seorang administrator di sekolahnya. Hal ini menjadikan penggunaan gawai (atau disebut juga sebagai gadget, dalam istilah bahasa Inggris) menjadi sangat berguna dan benar-benar dimanfaatkan keberadaannya.
Secara estimologi, gawai atau gadget adalah sebuah istilah dalam bahasa Inggris yang berarti perangkat elektronik kecil yang memiliki fungsi khusus. Tetapi dari penjelasan diatas akan membuat kita lebih bertanya, “Apa perbedaan gawai atau gadget dengan perangkat elektronik lainnya?”. Yang paling mencolok dari perbedaan tersebut adalah unsur “pembaharuan”. Secarasederhana, gawai atau gadget adalah alat elektronik yang memiliki pembaharuan dari hari ke hari sehingga membuat hidup manusia menjadi lebih praktis. Kita bisa ambil contoh telepon rumah dan komputer. Komputer dan telepon rumah masuk dalam kategori perangkat elektronik. Bandingkan dengan komputer jinjing atau laptop dan telepon genggam atau handphone. Kedua alat elektronik ini lebih canggih dan mudah dibawa kemana-mana, bukan? Yap, begitulah contoh konkretnya.
Nah, sekarang kita ganti membahas lainnya, tapi tetap dalam topik yang sama, yaitu tentang fenomena “Gaptek”. Kita sudah sangat familiar sekali dengan istilah yang satu ini, bukan?. Gaptek adalah suatu istilah yang digunakan untuk menyatakan seseorang yang belum, kurang, atau bahkan tidak dapat mengoperasikan alat-alat canggih atau gawai. Istilah “Gaptek” sendiri merupakan singkatan dari “Gagap Teknologi”. Okelah zaman sekarang semakin lama semakin canggih, dan istilah “Gaptek” sudah tidak lagi terdengar asing bagi kita. Tapi pada kenyataannya, gaptek masih hadir dalam lingkungan masyarakat. Hmmmm, kenapa ya kira-kira?
Banyak profesi yang kini sangat tergantung pada keberadaan gawai. Karena dengan adanya gawai, kehidupan manusia menjadi sangat praktis. Dalam hal ini, seorang yang berprofesi sebagai guru pun tidak akan terlepas dengan penggunaan gawai. Banyak sekali tugas-tugas seorang guru yang sangat mengandalkan gawai. Karena itulah seorang guru kini tidak boleh menjadi guru yang “Gaptek”. Ini merupakan tuntutan baru yang harus dilakoni oleh para guru di zaman sekarang. Khususnya, di bidang studi ilmu matematika. Seorang guru matematika harus dan wajib hukumnya untuk tidak gaptek. Bayangkan saja! Soal-soal matematika yang diberikan kepada siswa di sekolah dengan tulisan tangan yang manual, tidak menarik sama sekali, bukan? Atau dalam hal menilai rapor siswa, bisa dibayangkan tidak, jika ada guru gaptek yang masih mengerjakan rapor siswa secara manual? Hadduuuuuuuuuuuuuuh… tidak bisa beritung dengan alat-alat canggih, tidak selesai-selesai pekerjaannya karena tidak bisa mengunakan komputer, (ya begitulah kira-kira jadinya).
Miris ya kalau sampai ada guru, khususnya guru bidang studi matematika yang masih gaptek. Fyuuhh, baiklah, kita lanjut lagi. Setelah apa yang dibahas di atas, ternyata ada hal yang menarik loh dari istilah “Gawai”, “Gadget”, dan “Gaptek”. Coba perhatikan bacaan di bawah ini!



1.             G  uru                              
A  ndal    
W aktu                                        
A  mal                                         
I    ndah

2.             G  uru
A  ngan-angan
D  unia
G  aji
E   mas
T   ua

3.             G  uru
A  syik
P   andai
T   erkenal
E   lok
K  adang-kadang

1.1.       GAWAI
o      Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa.
o      Yang mengandalkan kemampuan mengajarnya kepada banyak orang di bumi.
o      Rela meluangkan waktunya untuk mengajar orang-orang yang pengetahuannya masih kurang.
o      Mengamallkan ilmu adalah amalan yang sangat mulia baginya.
o      Masa depan yang indah bagi peserta didiknya adalah tujuan hidupnya.

2.1.       GADGET
o      Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa.
o      Dia berangan-anganagar bisa mencerdaskan bangsa.
o      Banyak orang yang mengatakan bahwa guru adalah profesi yang paling mulia di dunia.
o      Tak ada gaji mengajar pun, terkadang guru tidak mengeluh.
o      Semahal-mahalnya harga emas, masih lebih mahal harga pengabdian guru dalam mengajar dan mendidik.
o      Dia akan tetap menjadi orang yang terhormat meski usianya sudah tua, bahkan sampai dia sudah tiada.

3.1.       GAPTEK
o      Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa.
o      Guru yang asyik cara mengajarnya, bisa menjadikan peserta didiknya sudi untuk belajar kepadanya.
o      Pandai, cerdas, berilmu, dan berpengetahuan lebih tentang apa yang ada di dunia ini.
o      Namanya terkenal dimana-mana, Baik terkenal di lingkungan tempat dimana ia tinggal, maupun terkenal di tempat dimana ia mengajar.
o      Keelokan perilakunya patut kita contoh.
o      Kadang-kadang marah, kadang-kadang bercanda. Tapi itu semua dilakukannya demi masa depan peserta didiknya menjadi cerah.
Hehe, bagaimana dengan singkatan-singkatan istilah di atas? Menarik atau tidak ya…? Ada yang bilang tidak menarik sih, ya, tidak apa-apa deh. Yang penting biar ada tambahan pemahaman pembaca terhadap pentingnya profesi keguruan. Yang lebih penting lagi adalah seorang guru tidak boleh tidak kenal yang namanya “Gawai” dalam kehidupan sehari-hari, supaya tidak menjadi guru yang disebut dengan “Gutek” (Guru Gaptek).
Saya jadi terbayang bila nanti saya menjadi guru matematika di sekolah dengan kualitas gaptek. Haduuuuh… malu sekali rasanya. Baiklah, mulai dari sekarang, mau tidak mau, saya harus belajar alat-alat canggih supaya nanti siswa-siswa saya tidak  menyebut nama saya dengan sebutan “Gutek” dan supaya nanti juga saya tidak kalah dengan murid saya terhadap penggunaan gawai.

“1 orang guru, bisa mengajari 1000 orang untuk bisa menjadi para astronot. Tapi 1000 orang astronot, belum tentu bisa mengajari 1 orang untuk bisa menjadi guru”
~ Cak Makhrus ~
Belajar adalah hasil dari mendengarkan, yang pada gilirannya menyebabkan pendengaran dan perhatian lebih baik kepada orang lain. Dengan kata lain, untuk belajar dari anak, kita harus memiliki empati, dan empati tumbuh saat kita belajar
~ Alice Miller

Muhammad Makhrus
Universitas Kanjuruhan malang 

No comments:

Post a Comment