Bermetodekan Mengamati, Mendokumentasi, Memetakan, dan Menarasikan
Sunday, April 5, 2015
#87 Guru Math "A3"
“Beranikah kita para guru menghadapi tantangan era-gadget dalam kehidupan sehari-hari?” Jawabannya ya tentu kita harus berani karena sebenarnya berselancar di dunia maya dan ketergantungan pada piranti digital elektronika tetap merupakan tantangan menarik bagi para pendidik yang sudah mempercayai dan meyakini bahwa pendidikan itu intinya adalah mengajar anak-anak: ”how to know, how to learn and how to be, dan jangan lupa how to live together”.
"Teknologi hanya sebuah alat. Dalam hal membuat siswa bekerja sama dan menjadikan mereka termotivasi, gurulah yang paling utama ".
(Bill Gates)
Mengapa guru dituntut agar dapat menaklukkan tantangan-tantangan yang ada, dikarenakan demi memajukan serta membimbing para peserta didik ke arah yang baik, yaitu sebagai generasi penerus bangsa yang kreatif, inovatif dan lain sebagainya.
Peluang
Dahulu guru matematika identik dengan guru yang killer, dengan era gadget ini memberikan peluang anggapan itu dihilangkan.
Tantangan
Untuk menghilangkan anggapan negatif seorang guru matematika adalah guru yang killer, menjadi tantangan bagi guru untuk memutar balikkan fakta tersebut melalui era gadget yang semakin membuming tersebut.
Tahukah kamu....!!
Guru matematika adalah pahlawan kesayangan setiap siswa yang suka menghitung.
Guru memang bukan siapa-siapa tapi merupakan segalanya.
Guru memang manusia biasa tetapi pengabdiannya bak seorang dewa.
Guru memang orang miskin tetapi pantang untuk menjadi kaya.
Guru memang orang yang tak punya apa-apa tetapi ilmunya tak ternilai harganya.
Menurut William Athur Ward: Guru yang Biasa – biasa, berbicara; Guru yang Pintar, mengajarkan; Guru yang Hebat, mendemonstrasikan dan Guru yang Agung, memberi inspirasi.
Bapak Pendidikan kita Ki Hajar Dewantoro mengajarkan kita menjadi guru
“ Pinandita Satria” yaitu guru yang berjiwa ksatria. Beliau juga mengajarkan metode yang sesuai dengan sistem pendidikan di Indonesia yang dikenal Sistem Among yaitu metode pengajaran dan pendidikan yang berdasarkan pada Asah, Asih, Asuh
(care and dedication based on love )
Asah :
Asah diartikan menggosok supaya runcing dan berkilap. Kata asah juga dapat dikembangkan menjadi : Asah terampil yang artinya mempertajam pikiran agar menjadi terampil, Asah bakat memupuk bakat, Asah budi mengasah pikiran, Asah pikiran mempertajam pikiran sehingga lebih cepat berfikir. Dalam hal ini pengasah adalah guru dan tempat untuk mengasah adalah sekolah.
Asih :
Asih diartikan kasih sayang. Dalam proses belajar mengajar kasih sayang. Baik kasih sayang antar teman, kasih sayang kepada peserta didik. Tujuan kasih sayang adalah agar para peserta didik merasa senang, merasa kerasan berada di sekolah dan merasakan kedamaian hati sehingga peserta didik / para siswa dengan mudah menerima dan menelaah materi yang disampaikan oleh guru.
Asuh :
Mengasuh artinya menjaga, merawat, mendidik, membimbing. Asuhan artinya hasil dari mengasuh, hasil dari membimbing,hasil dari mendidik. Pengasuh adalah kepala sekolah, guru dan karyawan.
Pendek kata Asah, Asih, Asuh diartikan mendidik, mencintai/menyayangi, membina.
Pepatah mengatakan “ satu keteladanan lebih baik daripada seribu nasehat ‘’.
Dalam pembelajaran matematika sendiri butuh kesabaran lebih dalam mendidik dan membimbing siswa, karena matematika merupakan mata pelajaran yang komplek meliputi pemahaman konsep, penalaran dan komunikasi serta pemecahan masalah. Artinya dalam belajar matematika tidak cukup untuk menghafal saja melainkan harus punya keterampilan dalam memecahkan masalah.
GURU MATH
Mendengar kata guru tentu akan terbayang bagi kita, sebuah profesi yang memperhatikan layanan secara optimal serta menjaga agar masyarakat jangan sampai dirugikan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Bila jabatan anda adalah seorang guru. maka, apakah anda sudah bekerja selayaknya guru yang profesional?
Bersedia atau tidak guru yang profesional haruslah meningkatkan kemampuannya untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada siswa serta masyarakat.
"Yang penting bukan bagaimana caramu hidup, Tapi hidup siapa yang kamu ubah dengan hidupmu.
Seorang majikan bisa memberitahumu apa yang ia harapkan darimu, Tapi seorang Guru membangkitkan pengharapanmu sendiri".
(Patricia Neal).
Sudah siapkah anda menjadi guru MATH...!!
M .enerapkan Kedisiplinan
Sebagai figur, guru harus memiliki kedisiplinan agar mampu menciptakan perubahan perilaku positif bagi siswa. Seorang guru yang baik menetapkan tujuan jelas pada setiap pelajaran yang diajarkan. Memiliki Energi untuk Siswanya, memberikan perhatian pada siswa saat di dalam maupun di luar kelas. menciptakan suasana kondusif memastikan siswanya memiliki perilaku baik, menanamkan rasa hormat pada seluruh komponen di dalam kelas.
A .antusiasme yang baik bagi siswanya, memberikan gairah mengajar yang baik akan merasa senang saat berada dalam kelas dan mengajarkan berbagai pengetahuan pada siswa, serta memastikan bahwa pelajaran yang disampaikannya akan berdampak baik bagi perkembangan siswa.
"Anak-anak di dalam kelas kita, mutlak lebih penting daripada pelajaran yang kita ajarkan kepada mereka "
(Meladee McCArty)
T .antangan menguasai materi yang diajarkan hal ini merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi oleh setiap guru ketika memulai pelajaran, memiliki pengetahuan luar biasa mengenai materi yang dibawanya. Pengetahuan yang cukup akan memudahkan guru untuk menjawab semua pertanyaan yang diajukan siswa.
"Seni mengajar dalah seni membantu penemuan."
(Mark Van Doren)
H .arapan Tinggi pada Siswa, seorang guru harus mampu menciptakan harmonisasi dan semangat belajar yang baik guna meningkatkan potensi dan prestasi siswa, mendukung potensi, mampu mendatangkan manfaat dan keuntungan. Dalam hal ini, guru bertindak sebagai motivator yang baik.
"Aku bukan seoarang Guru, hanya sesama musafir yang kau tanyai arah. Aku menunjuk ke arah depan—kedepan diriku sendiri dan ke depan dirimu".
(George Bernard Shaw)
Guru kau penyuluh hidup kami, bimbinglah kami untuk kejayaan yang cemerlang.
“Guru adalah Pahlawan tanpa Tanda Jasa”. (ungkapan itu tepat sekali…)
guru tidak pernah menuntut tanda jasa dalam pengabdiannya……. tapi kami butuh jasa dalam kerja kami, karena kami juga butuh makan layaknya manusia lainnya didunia ini…
kami tidak butuh “tanda jasa”
"Peranmu sebagai pemimpin itu jauh lebih penting dari apa yang kau bayangkan. Kau (guru) memiliki kekuasaan untuk membantu orang menjadi sang juara ".
(Ken Blanchard)
"Saya percaya bahwa guru terhebat adalah seniman terhebat dan saya percaya hanya sedikit sekali seniman yang hebat. Mengajar mungkin adalah seni terhebat karena medianya adalah jiwa dan akal manusia".
(John Steinback)
PENUTUP
Guru yang profesional tidak hanya tahu akan tugas, peranan dan kompetensinya namun juga dapat melaksanakan apa-apa yang menjadi tugas dan peranannya, dan selalu meningkatkan kompetensinya agar tercapai kondisi proses belajar mengajar yang efektif dan tercapai tujuan belajar secara optimal.
Guru yang profesional selalu belajar dan belajar untuk mengembangkan profesinya.
Nama : MOH. SAHIM
Universitas Kanjuruhan Malang
NIM : 130401060019
Hobby : Petualang
Kebanggaan : Membuat Kedua orang tua tersenyum melihat saya Hidup Mandiri.
Mutiara : “Loving you mother and father is like breathing it’s not a choice, it’s need “
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment