SAYA MAU HIDUP SEPERTI DIA
Saya dilahirkan dalam sebuah keluarga yang lengkap Ayah, Ibu, kakak dan adik. Saya anak ke delapan dari sepuluh bersaudara, keluarga sederhana. Saya bersyukur untuk hal itu. Ayah dan Ibu adalah Petani yang rajin, dan selalu punya waktu untuk berjumpa dengan Tuhan dan sesama. Hari-hari dalam hidup mereka dihabiskan untuk bekerja, pekerja yang ulet, disiplin, dan taat pada Tuhan. Kami dididik untuk disiplin, rajin dan ramah terhadap orang lain. Setiap malam, kami berkumpul untuk berdoa bersama dan pada kesempatan itu, ayah selalu membawakan renungan dan sekaligus wejangan untuk anak-anaknya, dengan maksud kelak kami dapat bertumbuh dalam Iman, Harapan dan Kasih. Salah satu seruan yang masih melekat dalam ingatan saya adalah: “Kita tidak memiliki harta duniawi tetapi kita memiliki hati yang mengasihi” mengasihi semua orang tanpa membedakan agama, golongan manapun. Kedua orang tua memberi teladan yang sangat terpuji yakni berbagi rejeki kepada orang lain. Dengan berbagi kita mendapat berkat melimpah dari Tuhan. Satu contoh sederhana “waktu saya masih SD ayah suka melaut dan kami anak-anak sering diajak, menjala ikan ataupun memasang jaring, hasilnya dibagi-bagi kepada mereka yang datang, setalah semua mendapat bagian, baru dipikirkan untuk dijual. Dan benar kami tidak pernah mengalami kesulitan hal materi.
Hidup ibarat sebuah perjalanan, penuh lika-liku. Terkadang jalan yang kita tempuh mulus tanpa hambatan. Namun tak jarang jalan yang kita lewati berkelok-kelok, berbatu-batu dan juga terjal. Begitu pula dengan hidup saya, sebuah pengalaman berharga yang saya dapatkan saat berjumpa dengan seorang yang dianggap terpadang, yakni pengalaman berjumpa dengan seorang Suster Ursulin, Tidak pernah saya bayangkan akan bertemu dengan beliau. Saya tinggal disebuah desa yang agak jauh dari keramaaian kota, kunjungan seorang rohaniwan menjadi hal yang dinantikan, maka dari itu kami dikumpulkan untuk menyambut kedatangan tamu yang akan berkunjung ke Paroki. Berjumpa dan benih panggilan tumbuh, itulah awal perjalanan hidup saya. Ketika itu saya masih di kelas III SD. Saya tertarik melihat seorang Suster Ursulin yang sedang berkunjung ke paroki. Suster tersebut lincah, cantik, dan ramah. Kehadiran Suster sungguh membantu saya untuk tegas dalam merencanakan masa depan. Saya sadar bahwa saat itu Tuhan membongkar benih yang telah ditanamnya sejak dalam kandungan ibu, mengapa? "Karena Saat itu juga suara hati saya berkata “Saya kelak mau hidup seperti dia”.Tidak diungkapkan tetapi memiliki kekuatan yang sangat besar melekat dalam jiwa dan raga saya. Saya tidak memiliki pengetahuan tentang kehidupan para Suster, tapi syukur bahwa kakak sulung saat itu sekolah di Seminari Tinggi (sekolah calon Pastor), ketika berlibur kakak selalu mengajarkan tentang doa dan lagu-lagu rohani, saya sangat suka mendengarkan lagu - lagu Rohani. Melihat sikap saya, kakak mulai menangkap bahwa saya punya niat untuk memilih jalan ini. " menjadi seorang biarawati". Sejak saat itu saya menjadi lebih dekat dengan kakak ketimbang yang lainnya.
Dalam perjalanan waktu saya diramalkan oleh beberapa orang, “bahwa kelak akan menjadi seorang biarawati”. Semua yang mereka katakan saya simpan dalam hati. Saya tidak mengatakan apapun kepada mereka selain kepada kakak sulung. Pikir saya, biarkan waktu yang menentukan. Saya berkeyakinan bahwa ramalan mereka merupakan nubuat yang disampaikan Tuhan untuk kehidupan saya. Saya berdoa dan berusaha. Memilih jalan hidup seperti ini memiliki tantangan tersendiri, tidaklah mudah, karena harus mengalami kegagalan dalam study, kecewa, marah pada diri sendiri, kenapa harus gagal. Mengalami kegagalan mengundang banyak simpatik dari orang lain dan keluarga, untuk lebih maju lagi, saya lalu mengambil makna dari sebuah kegagalan yang tak lain adalah “Keberhasilan yang tertunda”. Dukungan dan doa membangkitkan semangat saya untuk berjuang dan tetap berpegang pada cita-cita awal. Kakak sulung memberi support. Kegagalan merupakan pelajaran yang sangat berharga dalam hidup saya. Ketika mengalami kegagalan, saya menjadi lebih rajin, tekun dalam doa dan terus berusaha dalam mencapai cita-cita. Dari berbagai pengalaman, banyak hal yang saya temukan, bahwa untuk mencapai sesuatu yang kita inginkan harus sabar, butuh waktu, tenaga dan pikiran. Hidup adalah anugerah dari Tuhan secara cuma-cuma maka dari itu, saya memberi diri secara cuma-cuma pula untuk mengabdi Tuhan. “Dialah satu-satunya andalan dan kakuatan dalam hidup panggilan yang saya jalani saat ini”. Hidup sombong, santai dan acuh tak acuh terhadap orang lain, tidak ada faedahnya.
Maka perlu sikap rendah hati. Panggilan Tuhan makin terasa, “saya memilih biara yang ada di Metro Lampung”, namun tidak direstui oleh keluarga alasan terlalu jauh. Lalu saya memutuskan untuk berdoa kepada “Hati Kudus Yesus” selama Sembilan malam berturut-turut. Seminggu kemudian doa saya terjawab, Tuhan memberi petunjuk lewat mimpi. Saya mendapat dua buah surat, “amplop yang pertama kecil dan tertutup, amplop yang kedua panjang dan terbuka”, saya memutuskan untuk membaca terlebih dahulu surat dalam amplop yang panjang, dan belum selesai membaca saya terjaga. Lalu saya menceritakan hal itu kepada kakak sulung, dan langsung setujuh serta bersedia mengantar saya ke Misericordia. Cinta pertama jatuh pada Biara Misericordia, bukan secara kebetulan. nama pemberian orang Tua “Momang" bila diterjemahkan ke dalam bahasa Latin adalah Misericordia (Belas kasih). Saya bersyukur karena Tuhan yang tidak pernah membiarkan saya berjalan sendiri di Padang Gurun, melainkan menuntun saya di rumput yang hijau dan air yang tenang.
Setelah masuk Kongregasi Misericordia, hati saya makin terpikat oleh kata Misericordia yang artinya "Belas kasih", nama kecil saya Momang salah satu bahasa Manggarai yang artinya : “Belas kasih” saya ingin kehadiran saya menjadi berkat bagi setiap orang yang saya jumpai dan layani. Tuhan memanggil saya lebih kuat maka saya memberanikan diri untuk maju. Pada tanggal 01 Nopember 1993 saya resmi diterima sebagai calon Suster Misericordia di Ruteng - Flores. Memulai dengan hal baru tidaklah mudah, namun saya tetap optimis bahwa saya dapat menjadi alat-Nya. Berdoa, Berkerja dan Hidup bersama, menjadi dasar. Bila ketiga hal ini saya hayati sungguh, maka dimanapun saya hidup tidak akan mengalami kesulitan. Prinsip saya panggilan adalah sebuah keputusan dari kehendak bebas, maka aturan yang berlaku bukan menjadi penghalang dalam peziarahan hidup saya. Menjadi seorang biarawati adalah saya memfokuskan diri untuk melayani Tuhan dan sesama melalui doa dan karya. jalani hidup dengan penuh semangat itulah prinsip saya., sebelum menjadi anggota Kongregas, saya harus melalui beberapa tahap pembinaan, disitu saya ditempah dengan banyak latihan rohani, olah batin, olah kepribadian, refleksi, membuat program hidup dan masih banyak kegiatan lainnya. selama berproses Air mata dan tawa selalu berjalan bersama. Berat namun setelah berproses ada sukacita, saya selalu bersyukur atas panggilan Tuhan ini, dan ingin melakukan tugas yang dipercayakan kepada saya dengan sebaik mungkin demi kemulian nama Tuhan.
Memilih jalan hidup tidaklah mudah harus siap digembleng, disakiti, dibentuk bagai bejana tanah liat. Jika semua ini dilakukan dengan tulus maka saya siap menjadi seorang biarawati yang bertanggung jawab atas hidup saya sendiri dan hidup sesamaku. Sadar bahwa saya manusia yang memiliki keterbatasan maka saya memilih motto hidup, “Tuhan akan menyelesaikan bagiku”. Motto membantu saya untuk selalu mengandalkan Tuhan dan optimis.
Nama : Kornelia Momang ( Sr. Maria Fulgentia, Misc. )
NIM : 201415002
Fakultas : Ekonomi
Jurusan : Manajemen
Universitas Katolik Widya Karya Malang
Bermetodekan Mengamati, Mendokumentasi, Memetakan, dan Menarasikan
Sunday, April 26, 2015
# 99 Meraih Impian
MERAIH IMPIAN
Mimpi adalah kunci
untuk kita menaklukkan dunia
berlarilah tanpa lelah
sampai Engkau meraihnya
Sepenggal lagu Laskar Pelangi diatas sudah sering kita dengar, bahkan sering digunakan motivator dalam memotivasi sesama untuk berjuang meraih sebuah impian. Lagu ini pun juga menjadi lagu penyemangat bagiku untuk menyegarkan kehidupan yang aku jalani sehari-hari. Kadang kusadari bahwa aku berjalan dalam rutinitas semata yang tanpa disadari mengundang sebuah kebosanan dan keluhan.
Jujur saja, sejak kecil aku selalu bingung jika ditanya tentang cita-citaku. Tidak ada keinginan yang mendalam untuk meraih apa yang aku cita-citakan. Sekalipun lagu “cita-cita susan” buming saat aku sekolah dibangku SMP, hatiku tidak bergeming untuk melakukan penemuan diri untuk menjadi apa dimasa depanku nanti.
Teringat kembali masa dimana aku diundang untuk ambil bagian dalam kegiatan gereja. Saat itu aku diundang untuk pembukaan kegiatan baru yaitu kegiatan Legio Mariae yang memang masih baru berdiri dikota asalku, Mojokerto. Sebagai orang baru dan kebanyakan orang muda yang sudah bekerja yang bergabung dalam kegiatan itu, aku pun mengikuti kegiatan itu hanya ikut-ikutan. Karena harus berbicara untuk melaporkan kegiatan, yang awalnya aku agak malu dan takut-takut, akhirnya aku merasa terbiasa dan semakin luwes dalam kemampuan berbicara didepan umum. Aku mulai mencintai tugas dan kegiatan itu bahkan ada kerinduan untuk menjadi seorang biarawati.
Inilah titik awal aku mulai mengenal diriku dan mulai mampu mengungkapkan apa sesungguhnya keinginanku. Aku tidak lagi memperhitungkan hujan maupun panas, jika aku diminta untuk mengunjungi orang atau diminta untuk menemani mengantar komuni, aku dengan senang hati untuk melakukan. Aku ingin melayani sesama dan membuat mereka merasa bahagia terutama untuk para manula dan anak-anak anak sekolah minggu.
Syukur pada Allah, bahwa kerinduan untuk melayani dan mencintai Allah mendapat jawaban dari Allah sendiri yang memanggil aku untuk bekerja di ladang anggurNya dalam wadah Kongregasi Para Suster Santa Perawan Maria. Dalam pengalaman suka dan duka yang aku jalani untuk setia pada jalanan ini, aku semakin mempertajam diri apa arti pelayanan dan kasihku kepada Tuhan dan sesama. Kalau lagu Laskar Pelangi sebagai penyegar semangat, aku juga punya lagu kesayangan yang juga menjadi hiburan dan penyejuk hatiku.
Ku mau sepertiMu Yesus,
disempurnakan slalu,
dalam setiap jalanku,
memuliakan namaMu.
Lagu ini begitu indah dan memberi kelegaan disaat aku mengalami kekecewaan atau kegagalan yang membuat aku loyo tak berdaya. Lagu ini memberi kekuatan bahwa aku tidak diciptakan sempurna adanya, namun aku dimampukan untuk bertekad mencapai kerinduan hati untuk selalu dekat bersamaNya dalam menghadapi rasa kecewa ataupu gagal. Bukan keberhasilan secara duniawi namun kerendahan hatiku untuk mau dibentuk sebagai bejana, itulah rahmat yang menyelamatkan jiwaku. Gambar diri sebagai bola dihadapan Tuhan, seperti halnya Santa Teresia dari Kanak-kanak Yesus, aku membiarkan Allah memainkan aku sesuai dengan kehendakNya dan bahkan tidak menggunakan diriku sama sekali. Itulah keindahan jiwa yang rendah hati dihadapanNya.
Ya, jalanku masih panjang, aku melayani tidak hanya untuk menyenangkan hati orang semata, namun yang utama aku dimampukan untuk berani menyuarakan nilai-nilai kebenaran. Tidak hanya ditempat kerja, dikomunitas, tetapi juga dalam merefleksikan hidupku setiap hari agar aku mampu menjadi seperti Dia. Doa Santa Perawan Maria, Santa Jullie Billiart senantiasa menemani aku dalam setiap langkah hidupku dalam perlindungan Bapa, Putera dan Roh Kudus.
Maria Moody Mahmadiarga
NIM 201412984
Mimpi adalah kunci
untuk kita menaklukkan dunia
berlarilah tanpa lelah
sampai Engkau meraihnya
Sepenggal lagu Laskar Pelangi diatas sudah sering kita dengar, bahkan sering digunakan motivator dalam memotivasi sesama untuk berjuang meraih sebuah impian. Lagu ini pun juga menjadi lagu penyemangat bagiku untuk menyegarkan kehidupan yang aku jalani sehari-hari. Kadang kusadari bahwa aku berjalan dalam rutinitas semata yang tanpa disadari mengundang sebuah kebosanan dan keluhan.
Jujur saja, sejak kecil aku selalu bingung jika ditanya tentang cita-citaku. Tidak ada keinginan yang mendalam untuk meraih apa yang aku cita-citakan. Sekalipun lagu “cita-cita susan” buming saat aku sekolah dibangku SMP, hatiku tidak bergeming untuk melakukan penemuan diri untuk menjadi apa dimasa depanku nanti.
Teringat kembali masa dimana aku diundang untuk ambil bagian dalam kegiatan gereja. Saat itu aku diundang untuk pembukaan kegiatan baru yaitu kegiatan Legio Mariae yang memang masih baru berdiri dikota asalku, Mojokerto. Sebagai orang baru dan kebanyakan orang muda yang sudah bekerja yang bergabung dalam kegiatan itu, aku pun mengikuti kegiatan itu hanya ikut-ikutan. Karena harus berbicara untuk melaporkan kegiatan, yang awalnya aku agak malu dan takut-takut, akhirnya aku merasa terbiasa dan semakin luwes dalam kemampuan berbicara didepan umum. Aku mulai mencintai tugas dan kegiatan itu bahkan ada kerinduan untuk menjadi seorang biarawati.
Inilah titik awal aku mulai mengenal diriku dan mulai mampu mengungkapkan apa sesungguhnya keinginanku. Aku tidak lagi memperhitungkan hujan maupun panas, jika aku diminta untuk mengunjungi orang atau diminta untuk menemani mengantar komuni, aku dengan senang hati untuk melakukan. Aku ingin melayani sesama dan membuat mereka merasa bahagia terutama untuk para manula dan anak-anak anak sekolah minggu.
Syukur pada Allah, bahwa kerinduan untuk melayani dan mencintai Allah mendapat jawaban dari Allah sendiri yang memanggil aku untuk bekerja di ladang anggurNya dalam wadah Kongregasi Para Suster Santa Perawan Maria. Dalam pengalaman suka dan duka yang aku jalani untuk setia pada jalanan ini, aku semakin mempertajam diri apa arti pelayanan dan kasihku kepada Tuhan dan sesama. Kalau lagu Laskar Pelangi sebagai penyegar semangat, aku juga punya lagu kesayangan yang juga menjadi hiburan dan penyejuk hatiku.
Ku mau sepertiMu Yesus,
disempurnakan slalu,
dalam setiap jalanku,
memuliakan namaMu.
Lagu ini begitu indah dan memberi kelegaan disaat aku mengalami kekecewaan atau kegagalan yang membuat aku loyo tak berdaya. Lagu ini memberi kekuatan bahwa aku tidak diciptakan sempurna adanya, namun aku dimampukan untuk bertekad mencapai kerinduan hati untuk selalu dekat bersamaNya dalam menghadapi rasa kecewa ataupu gagal. Bukan keberhasilan secara duniawi namun kerendahan hatiku untuk mau dibentuk sebagai bejana, itulah rahmat yang menyelamatkan jiwaku. Gambar diri sebagai bola dihadapan Tuhan, seperti halnya Santa Teresia dari Kanak-kanak Yesus, aku membiarkan Allah memainkan aku sesuai dengan kehendakNya dan bahkan tidak menggunakan diriku sama sekali. Itulah keindahan jiwa yang rendah hati dihadapanNya.
Ya, jalanku masih panjang, aku melayani tidak hanya untuk menyenangkan hati orang semata, namun yang utama aku dimampukan untuk berani menyuarakan nilai-nilai kebenaran. Tidak hanya ditempat kerja, dikomunitas, tetapi juga dalam merefleksikan hidupku setiap hari agar aku mampu menjadi seperti Dia. Doa Santa Perawan Maria, Santa Jullie Billiart senantiasa menemani aku dalam setiap langkah hidupku dalam perlindungan Bapa, Putera dan Roh Kudus.
Maria Moody Mahmadiarga
NIM 201412984
Mahasiswa Universitas Katolik Widya Karya Malang
Thursday, April 9, 2015
# 98 Guruku Tersayang
Buat semua insan yang bergelar guru....
Guru- guruku kini aku juga menjadi
pendidik seperti dirimu....
Guru kau ibarat lilin yang membakar
diri demi menerangi yang gelap....
Guru
idealkah aku ini yang pantas dambaan peserta didikku....
Guru yang
mampu untuk menjadi panutan dan selalu memberikan keteladanan.
Guru adalah sosok yang dalam bahasa jawanya digugu lan dituru, karena
masyarakat berpandangan sosok guru adalah sosok sempurna yang patut menjadi
panutan . sudahkah kita menjadi seseorang yang demikian, mari kita berkaca pada
diri kita masing-masing.Guru diibaratkan sebagai sumber ilmi. Ilmunya seperti mata air yang
tak pernah habis. Semakin diambil semakin jernih airnya. Mengalir bening dan
menghilangkan rasa dahaga bagi siapa saja yang meminumnya.
Orang bijak mengatakan bahwa ilmu
adalah jendela dunia , dari mana kita memperoleh ilmu tersebut salah satunya
adalah dari buku,
siapa yang rajin membaca, maka ia akan kaya akan ilmu. Namun, bila kita malas
membaca, maka kemiskinan ilmu akan terasa. Alangkah
beruntungnya Guru
yang rajin membaca otaknya seperti komputer atau ibarat mesin pencari di
internet yang
bernama Google. Bila ada peserta didiknya yang bertanya, memori otaknya
langsung bekerja mencari dan menjawab pertanyaan para anak didiknya dengan
cepat dan benar. Akan
terlihat wawasan guru yang rajin membaca, dari cara bicara dan menyampaikan
pengajarannya.
Guru yang malas
membaca, maka sudah bisa dipastikan dia akan malas pula untuk menulis. Menulis
dan membaca adalah kepingan mata uang logam yang tidak dapat dipisahkan. Guru
yang terbiasa membaca, maka ia akan terbiasa menulis, mengapa? Dari membaca
itulah guru mampu membuat kesimpulan dari apa yang dibacanya, kemudian
kesimpulan itu ia tuliskan kembali dalam gaya bahasanya sendiri. Menulis itu ibarat pisau yang
kalau tidak sering diasah, maka akan tumpul dan berkarat. Guru yang rajin
menulis, akan mempunyai kekuatan tulisan yang sangat tajam, layaknya sebilah
pisau. Tulisannya sangat menyentuh hati, dan bermakna. Runut serta mudah
dicerna bagi siapa saja yang membacanya.
Kreatif dan inovatif. Apakah
kita sebagai pendidik sudah memiliki keduanya ? sering pertanyaan itu muncul
setiap kali kita merenungkan profesi yang kita jalani selama ini , kadang
rutinitas dan merasa
sudah berpengalaman membuat guru menjadi kurang kreatif. Harusnya
seorang guru tidak malas mencoba sesuatu yang baru dalam
pembelajarannya. Dia merasa tidak pernah cukup. Dan terus berupaya untuk menciptakan sesuatu
yang baru dari pembelajarannya. Dari tahun ke tahun gaya mengajarnya
harusnya tidak itu-itu saja. Rencana Program Pembelajaran
(RPP) yang dibuatpun dari tahun ke tahun terus berkembang , tidak hanya sekedar copy and paste
tanggal dan tahun saja. Rencana Program pembelajaran tinggal menyalin dari
kurikulum yang dibuat oleh pemerintah atau menyontek dari guru lainnya. Untuk
melakukan suatu proses kreatif dibutuhkan kemauan untuk melakukan inovasi yang
terus menerus, tiada henti.
Guru yang
kreatif adalah guru yang selalu bertanya pada dirnya sendiri. Apakah dia sudah
menjadi guru yang baik? Apakah dia sudah mendidik dengan benar? Apakah anak
didiknya mengerti tentang apa yang dia sampaikan? Dia selalu memperbaiki diri.
Dia selalu merasa kurang dalam proses pembelajarannya. Dia tidak pernah puas
dengan apa yang dia lakukan. Selalu ada inovasi baru yang dia ciptakan dalam
proses pembelajarannya. Dia selalu memperbaiki proses pembelajarannya melalui
penelitian tindakan kelas. Dia selalu belajar sesuatu yang baru, dan merasa
tertarik untuk membenahi cara mengajarnya. Dia belajar sepanjang hayat hidupnya.
Setiap murid adalah
unik. Mereka mempunyai karakter masing-masing sehingga butuh bagi guru untuk
mengetahui karakter dari anak didiknya. Hal ini supaya bisa dapat membagi
perhatiannya kepada seluruh siswa. Alangkah beruntungnya guru yang kehadirannya selalu diharapkan oleh
semua murid. Perhatian dan kasih sayang yang tulus adalah salah satu
kunci keberhasilan guru dalam mengantar murid- muridnya jadi sosok yang
berhasil, tentunya hal ini harus tetap dalam porsi yang tepat agar tidak
terjadi hal –
hal yang melanggar norma kesopanan, hal ini untuk
mengantisipasi murid yang berlaku tidak sopan karena terlalu dekat dengan
gurunya. Guru harus selalu senantiasa memberikan hal positif pada murid dan
mampu bersikap tegas namun tetap bijaksana kepada semua muridnya.
Tugas mendidik anak sebenarnya bukanlah hanya tugas seorang guru disekolah
tetapi sudah menjadi tugas bersama antar guru dan orangtua , agar apa yang
telah diajarkan disekolah dapat pula dilanjutkan oleh orangtua dirumah. Maka seorang guru harus bisa menjalin
komunikasi yang baik, dengan murid, wali murid, atau dengan
masyarakat yang ada di sekitarnya.Mampu mengetahui perkembangan
muridnya. Guru yang ideal harus selalu memantau perkembangan muridnya supaya
bisa mengetahui kelebihan dan kekurangan siswa dengan baik sehingga proses
pengajaran bisa berjalan dengan baik serta dapat mengetahui seluruh kebutuhan
peserta didik sesuai dengan tingkat perkembangan. Guru harus bisa bersahabat
dengan murid serta menjadi teman belajar murid. Supaya guru bisa mengetahui apa
saja kesulitan yang sedang dialami oleh siswa dalam pembelajaran.
Jika hari ini seorang perdana menteri
berkuasa...
Jika hari ini seorang raja menaiki
tahta..
Jika hari ini seorang presiden
negara...
Jika hari ini seorang ulama mulia....
Jika hari ini seorang peguam menang
bicara...
Jika hari ini seorang penulis
terkemuka....
Jika hari ini siapa saja menjadi
dewasa...
Sejarahnya dimulakan oleh seorang guru
biasa....
NAMA :
SUMARNI
Universitas Kanjuruhan Malang
NPM :
120401150045
TTGL :
Malang, 10 april 1979
Alamat :
Desa Pandanrejo RT 13 RW 04
Agama :
Islam
Status :
Sudah menikah dan dikaruniai 2 orang anak
# 97 Guruku
Guru idel adalah guru
yang rajin membaca ,cerdas ,berwibawa,sehat jasmani dan rohani ,Mengajar karna
panggilan hati dari sanubari terdalam Tanpa pamrih…..juga tanpa iri dan dengki.
Mendidik dengan segenap jiwanya
mencerdaskan anak-anak didiknya tanpa pandang bulu..bekerja dengan penuh
keiklasan tanpa lirik kanan lirik
kiri,tanpa toleh kanan toleh kiri..tetap lurus memandang ke depan demi meraih asa membina anak-anak
agar menjadi manusia yang berakhlakul karimah,berbudi luhur,patuh dan
berintelejensi tinggi..
Guru ideal
Tak ketinggalan IPTEK
tentunya,,,tak ketinggalan jaman pastinya,,dan tak ketinggalan informasi
harusnya…guru ideal sayang,cinta,tulus pada anak didiknya,,tak ada perbedaan
baginya,,bertutur kata sopan,berperilaku terpuji dan bersifat mulia…
Guru yang baik..
Penuh perhatian..
membimbing anak didiknya dari yang tidak bisa menjadi bisa,,dari yang tidak
tahu menjadi tahu, dari yang tidak paham menjadi paham .guru yang baik
senantiasa mengilhami anak didiknya dengan secercah cahaya pendidikan..
sehingga menjadikan anak didiknya hidup terarah ,hidup berguna dan hidup
berbangga karna ilmunya,,ilmu yang bermanfaat.
Guru sejati juga punya
setitik harapan….di hormati,di patuhi, di sayangi, di cintai dan di
hargai,,oleh anak didiknya…meskipun GURU ADALAH PAHLAWAN TANPA TANDA JASA,,semua
itu tak membuat semangatnya luntur,tak membuat niatnya gugur.
Namun alangkah indahnya
jika pahlawan tanpa tanda jasa ini di perhatikan kehidupan dan
kesejahteraanya,,,meskipun sebenarnya bukan ITU yang diinginkanya..karna guru
IDEAL YANG SEJATI mendidik dan membimbing anak didiknya dengan penuh rasa
senang ,tulus ikhlas tanpa rasa berat di hati..bagi guru sejati selalu ada
hasil yang indah dari setiap usaha,doa dan pengorbanannya,,apalagi jika melihat
anak didiknya menjadi insane yang berguna bagi bangsa Negara dan agamanya...
GURUKU…..
v
Berperilaku JUJURLAH agar menjadi teladan
v
Berperi laku dan berpenampilan CERDASLAH agar menjadi teladan
v
Berperi laku TANGGUHLAH agar menjadi teladan
v
Berperilaku PEDULILAH agar menjadi teladan
v
Tempatkanlah diri secara proporsional dan bertanggung jawab
v
Lakukanlah refleksi diri agar dapat bertindak tepat
v
Berperilaku
kreatiflah sehingga menjadi teladan
v
Berperilaku bersihlah sehingga menjadi teladan
v
Berperilaku sehatlah sehingga
menjadi teladan
GURU
yang baik itu….
TIDAK
mementingkan materi TAPI kebaikan hati
Seperti
PELANGI ,,,dia berbeda ,namun bersatu memancarkan keindahan bagi yang
melihatnya..
KARNA
bagi GURU…
Tujuan terindahnya adalah
mencerdaskan anak bangsa,membekalinya dengan ilmu dunia dan Akhirat meskipun
harus melalui rintangan dan kesukaran yang hebat,,dan bagi guru
Pengorbanan
yang ikhlas pasti akan menghasilkan sesuatu yang indah
Pengapdiannya atas dorongan rasa
cinta sehingga terasa senang,tulus dan ikhlas tiada jenuh , lelah dan pantang
menyerah…
DAN….
Berbagi
tidak selalu menggunakan materi,,tapi bisa juga dengan ilmu yang Ia punyai
Keberhasilan
ada di dalam tindakannya ,bukan dalan angan-angan semata…
Seorang
guru menggandeng tangan, membuka pikiran,menyentuh hati dan membentuk masa
depan.
Anak-anak di dalam kelas kita mutlak lebih penting
dari pada pelajaran yang kita ajarkan pada mereka
(Meladee McCarty )
“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat.”
(Q.S.
Al-Mujaadilah : 11)
“PIKIRAN
menjadi DAHSYAT ketika di gabungkan dengan HASRAT yang NYATA,TUJUAN yang JELAS
dan KEGIGIHAN”
HAVE A MIRACLE AND AMAZING LIFE
(Napolean Hill)
NAMA : FIANTI SARI
Universitas Kanjuruhan Malang
NPM : 120401150034
Email :fiantisari86@gmail.com
PGPAUD
# 96 Guru Kompeksitas Karakter
My dream to teacher
ideal
Mimpi, setiap orang pasti punya mimpi,mimpi sesuatu
yang besar atau kecil dalam anggapan orang ataupun anggapan sendiri. Asumsi
sebagian orang tentang mimpi adalah perjalanan hidup yang belum dilalui atau
ada juga sebagian orang yang berasumsi mimpi hanyalah sebagai bunga tidur.
Mimpi bagi orang yang punya tujuan hidup adalah sesuatu yang bermakna atau bernilai
karena untuk mewujudkannya di perlukan perjuangan dan pengorbanan. Mimpi
tentang guru ideal?
Pasti setiap pendidik ingin menjadi guru ideal, ideal
menurut pandangan orang ataupun ideal menurut persepsi sendiri. Tak jarang
keinginan untuk menjadi guru ideal ini berekses positif atau bahkan negatif.
Menjadi guru ideal sebenarnya tidak terlalu sulit (asumsi pribadi ) dasarnya
hanya ketulusan, keikhlasan, keberanian,
kesabaran. Mungkin terdengar klise bagi sebagian orang pada saat sekarang
ini, karena saat ini banyak yang
berpendapat segalanya tergantung dari” nominal” yang di dapat.
Oleh karena itu
tak jarang bagi sebagian orang yang berpikiran tentang “nominal” maka segalanya
akan terasa seperti kamuflase dalam skenario pencitraan diri, hal ini Ekses
negatif dari impian untuk menjadi guru ideal, akan tetapi ada juga ekses
positif dari mimpi ini yaitu motivasi intrinsik dan ekstrinsik yang timbul
karena pengalaman pribadi atau pengalaman orang lain dan lingkungan.
Mimpi
banyak orang muncul akibat kondisi atau keadaan yang memaksa kita untuk
berfikir tentang sesuatu yang sifatnya baru/orisinal baik tentang sikap,
prilaku atau bahkan pola pikir. Oleh karena itu mimpi bukanlah sesuatu yang
tidak penting, akan tetapi sebaliknya
justru aneh jika kita hidup tanpa bermimpi tentang sesuatu yang besar. Impian
tentang karier, keluarga atau bahkan untuk anak didik kita. Berbicara tentang
mimpi tidak hanya pendidik diluar sana yang punya banyak mimpi, sayapun juga
punya impian tentang guru ideal.
Bagi saya ideal adalah sesuatu yang bisa di
ibaratkan seperti harmonisasi musik, selain dasar keikhlasan, ketulusan,
kesabaran dan keberanian. Guru ideal dalam impian saya, seseorang yang bisa
menjadi pelengkap dalam musik yang timbul dari berbagai macam alat musik yang ada
dan berbeda. Bisa berdiri sebagai
seseorang yang lembut bak sutra atau bisa tegas setegas gunung Himalaya.
Kesabarannya harus mengalahkan nabi ayub dan keberaniannya melebihi sayyidina
umar. Tulus dan ikhlas dalam memberikan dan mengupayakan sesuatu yang terbaik untuk anak didik , sabar
dalam proses mencoba untuk memberikan
dan mengupayakan sesuatu yang baik, dan berani memberikan pikiran, waktu,
tenaga untuk menghantarkan mereka menjadi seseorang yang benar – benar good man
in life (karakter dan skilnya). Tak jarang untuk melakukan hal ini kita harus
mengorbankan banyak hal, waktu, tenaga, bahkan keluarga.
Akan tetapi tuhan
tidak pernah buta untuk hal yang kita lakukan, pasti banyak hal baik pula akan kita peroleh jika kita
melakukan nya dangan ketulusan dan keikhlasan. Karena kembali lagi untuk
menjadi guru ideal adalah suatu proses, proses itu tidak serta merta menjadi
cepat terwujud tanpa kerja keras, etos kerja yang tinggi, serta kegigihan dan
kesabaran untuk menjadi yang terbaik. Terlebih keberanian menciptakan dan
menuangkan ide dan pikiran yang bisa dijadikan inovasi baik dalam pendidikan
dan pembelajaran.
Dipenghujung tulisan saya ini, kalau boleh berpendapat
tentang guru ideal adalah seseorang dengan komplektisitas karakter, kemampuan
dan tekad yang kuat sehingga dapat mewujudkan mimpinya dengan sempurna.
Kalaupun tidak sesempurna dalam bayangannya maka minimal dalam berproses untuk
mencapai hal itu dia mempunyai mental yang kuat dan keinginan yang tidak
tergoyahkan.
Nama
: Umatul Khoiroh
Universitas Kanjuruhan Malang
Npm :
120401150030
S1 PG Paud
Subscribe to:
Posts (Atom)