Bermetodekan Mengamati, Mendokumentasi, Memetakan, dan Menarasikan
Friday, March 18, 2016
250 Strategi Menjawab Soal UN
Ujian Nasional merupakan topik hangat beberpa minggu lalu dan menjadi topik panas. Panas karena membuat pihak terlibat langsung mengalami kekalutan.
Pihak guru mencari dan menggunakkan berbagai cara agar peserta didik dalam waktu singkat memahami dan tepat memilih jawaban soal UN. Tidak ketinggalan kepala sekolah pun merapatkan barisan dengan mengumpulkan guru mata pelajaran UN.
Kepala sekolah menghimbau kepada guru UN untuk "menyiapkan" peserta didik berhasil menjawab soal soal UN. Komunikasi intensif dilaksanakan antara kepala sekolah dengan guru. Apa kesulitan peserta didik, apa yang perlu ditambah agar berhasil UN tahun ini.
Kondisi peserta didik kelas XII saat ini mengalami tekanan batin, kekalutan, dan kehilangan percaya diri. Berdasar kemampuan peserta didik baik. Berdasar penyampaian materi lebih dari cukup. Kesehatan jasmani, baik. Lalu, apa persoalan peserta didik?
Otak kiri peserta didik menuju kepenuhan materi dan latian latian soal. Tekanan dari guru, sedikit ancaman jika nilai jelek oleh pihak sekolah. Tentu situasi berdampak pada kejiwaan dan psikologi.
Dampak kejiwaan secara kasat mata dapat dilihat dalam kelas, peserta didik berada pada tingkat stres, daya tahun tubuh menurun, sulit tidur, kalut, bingung dan mudah jatuh sakit.
Pola pikir bahwa soal soal UN sulit, nanti nikai UN jelek, tidak lulus UN, dan akhirnya mengulang UN banyak menghantui peserta didik. Memang secara ilmiah belum ada penelitian tentang dampak UN terhadap kejiwaan dan paikologis peserta didik.
Satu hal bahwa peserta didik lebih ditekankan pada sisi lemahnya, kurang ini, kurang itu, bukan digarap sisi keunggulannya. Hal ini membuat peserta didik minder, tidak berdaya terhadap soal. Peserta didik menjadi was was, khawatir. Setelah itu, pikiran kalut.
Materi yang sudah dipunyai latian soal hilang dalam sekejab. Berikutnya, tidak mampu membaca soal UN dengan cermat. Lalu, tidak mengerti apa yang dimaui soal UN. Jika sudah pada tahap tidam mengerti soal maka dipastikan sulit menentukan pilihan jawaban yang tepat.
Maka perlu membangun pola pikir bahwa perlu pendekatan pentingnya memahami soal, pentingnya membangun kesadaran bahwa "aku bisa mengerjakan soal dengan baik."
Guru lebih mementingkan menambah menambah latian soal semata tanpa memberi refleksi mendalam kepada peserta didik. Guru hanya menyampaikan nilaimu naik, nilaimu turun. Tidak membangun kesadaran kamu lebih mampu dari soal, kamu bisa mengendalikan soal.
Guru perlu melatih pola pikir pendekatan terhadap soal. Pendekatan soal artinya melatih mengupas soal secara runtut, tajam dan akurat. Sehingga peserta didik tidak hanya sekedar menjawab soal saja melainkan mengedepankan pola pikir strategis.
Sosiologi merupakan mata pelajaran berlabelkan sulit bagi peserta didik. Materinya susah dipahami, soalnya sulit dikerjakan, pilihan jawaban mirip-mirip. Label label tersebut tidak salah, tapi ada cara untuk melakukan pendekatan terhadap soal UN.
Cara pendekatan dengan melatih pola pikir sebagai berikut :
1. Baca soal secara seksama dan akurat
Soal UN berjumlah 50 nomor. Kebiasaan mengengerjakan soal, langsung tancap gas, menjawab soal soal. Tapi dampaknya energi makin berkurang saat nomor soal 30 ke atas. Maka soal 31-50 energi makin menurun. Dan, sikapnya kalang kabut. Untuk itu, baca soal nomor 1-50 terlebih dahulu. Sambil membaca, tiap nomor diberi penilaian,... Soal sulit, sedang, dan mudah. Jika sudah selesai membaca semua soal. Baca ulang dengan melakukan sesuai nomor dua.
2. Carilah Kata Kunci
Saat membaca soal secara seksama dan cermat temukan kata kata atau kalimat kunci dalam soal tersebut. Tiap soal pasti ada kata kunci yang bisa membantu memahami soal. Memang tidak selalu kata tapi juga bisa berbentuk kalimat. Jika dalam sudah ditemukan kata kunci maka katankunci tersebut membantu melakukan tahapan selanjutnya.
3. Tentukan Pokok Bahasan
Penemuan kata kunci mempermudan ingatan pada pokok bahasan atau materi. Kata kunci tersebut termasuk dalam pokok bahasan kelas X, XI atau XII. Setelah ketemu pokok bahasan kelasnya disambung ke materi yang mana dari kelas tersebut. Jika sudah ditemukan materinya sampailah pada tahap ....
4. Yang Ditanyakan
Tahap ini peserta didik perlu membaca dengan cermat tentang yang menjadi pertanyaan atau yang ditanyakan. Tahap ini penting agar pola pikir bisa diarahkan untuk menentukan yang dimau, yang diinginkan soal ini apa. Maka tahap berikut ini...
5. Memilah Jawaban
Tahap memiliki tantangan tersendiri. Salah satu tantangannya ialah menwntukan pilihan jawaban dari pilihan A, B C, D, dan E. Pilihannya secara umum mirip mirip. Maka perlu cara untuk mempermudah cara berpikirnya. Caranya dari tersedia tentukan pilihan jawaban yang tidak ada hubungannya. Jika sudah ketemu, dicoret. Lalu, tentu dua pilihan yang memiliki kedekatan dengan pertanyaan. Dari kedua pilihan jawaban lakukan tahapan akhir...
6. Menentukan Pilihan Jawaban
Dari uraian proses berpikir diatas sesungguhnya peserta didik diajak dan dilatih berpikir metodis sistematis. Proses berpikir tersebut tidak hanya meletakkan dasar menjawab soal UN semata tetapi pola pikir tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan sehari hari.
Sangat disayangkan jika energi pola pikir generasi bangsa hanya dipakai untuk memilih jawaban soal soal UN.
*) Kukuh Widijatmoko, M. Pd
Dosen Universitas Kanjuruhan
Malang
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment