Thursday, March 10, 2016

245 Idolaku Kami Bu Khoiriyah



Saat SMA saya sekolah di dalam Pesantren, tepatnya di MA Miftahul Midad Lumajang. Karena Pada saat itu saya masih tergolong siswa yang tidak pintar di kelas,  jadi saya sering sekali menyusahkan teman sebangku saya. Nilai saya juga tidak begitu bagus, mungkin paling bagus seingatku hanya 8.  Tapi banyak pengalaman yang bisa saya dapatkan dari sekolahan yang berdiri di bawah naungan Pesantren. Tidak hanya ilmu umum tapi juga ilmu agama saya peroleh dari situ. Di sana saya juga belajar mandiri dan bersosialisasi dengan banyak teman yang bermacam-macam karakternya. Ada yang berbasa Madura, bali, sunda dan melayu, tapi kita tetap bisa berinteraksi dengan bahasa kesatuan yaitu Bahasa Indonesia
Pada saat saya duduk di kelas tiga Aliyah, saya memiliki guru idola bernama Bu Khoiriyah, beliau sangat ramah dan sering menegur kita tidak hanya di dalam kelas saat mengajar tapi juga di luar jam mengajar. Sampai sekarang kita tetap sering silaturahmi ke Rumah beliau. Dalam mengajar beliau sangat sabar dan telaten, begitu hafal dengan nama-nama murid di kelas pada waktu itu. Pelan tapi pasti. Tidak satupun murid di kelasnya tertinggal mata pelajarannya. Ketika saya sakit, saya pernah tidak masuk sekolah dan beliau menganjurkan saya untuk ke rumah beliau untuk mengejar mata pelajaranya. Karena waktu itu saya berada dalam asrama, saya tidak bisa seenaknya keluar hingga akhirnya beliau mengijinkan saya waktu hari libur untuk ke remuh beliau ke pada Ibu nyai dan pengurus pesantren. Dari situlah awal saya menyayangi dan mengidolakan beliau. Beliau tidak hanya Guru untuk kita tapi seperti ibu yang menghawatirkan anak-anaknnya. Itulah sebabnya saya bisa memperoleh nilai 9 di ujian nasional dalam mata pelajaran beliau yaitu Ekonomi.
Pernah suatu ketika kita foto ijazah terahir, dan saat itu beliau belum keluar dari kelas lain yang berdampingan dengan kelas kita. Kita menunggu beliau mengajar sampai kita tidak kembali ke asrama hanya ingin berfoto bersama beliau. Kita Sempat putus asa karena tukang foto ingin segera pulang sedangkan bu khoiriyah masih belum selesai mengajar, dan akhirnya salah atu diantara kita nekat untuk mengetuk pintu dan meminta sedikit waktu beliau untuk berfoto bersama kami. Karena alas an untuk kenang-kenangan, akhirnya beliau mengijinkan dan berfoto bersama kami.
Banyak sekali sisi yang bisa saya ambil dari beliau, yang paling saya sukai adalah ketelatena beliau ketika saya sakit dan beliau mengajak ke rumahnya. Sempat waktu itu itu saya menolak karena pasti tidak akan diizinkan oleh pengurus pesantren, tapi demi satu siswa yang takut tidak sama dengan siswa lain di kelas, beliau mengizinkan saya sehingga saya bisa belajar tenang di rumah.
Itulah kenapa saya sangat mengidolakan beliau, karena saya sangat mencintai dan menghormati beliau. Karena di awali dari rasa cinta itulah saya sangat suka juga dengan matapelajaran yang diajarkan beliau. Sehingga nilai ujian nasional yang tertinggi milik saya adalah nilai mata pelajaran yang diajarkan oleh beliau.
*) Nur Faridah
(130401080101)
S1-Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Bahasa dan Satra Indonesia
Universitas Kanjuruhan Malang

No comments:

Post a Comment