Musim penilaian kinerja guru sedang berjalan. Tidak sedikit guru mengalami demam. Demam bukan karena begitu ribet kelengkapan administrasi tetapi ada jeritan tak bersuara dari guru.
Demam Administrasi
Sebab demam secara admibistrasi disebabkan oleh indikator penilaiannya begitu mengerikan. Ada empatbelas indikator, perhatikan hal berikut ini:
1) menguasai karakteristik peserta didik
2) menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip belajar yang mendidik
3) pengembangan kurikulum
4) kegiatan belajar yang mendidik
5) pengembangan potensi peserta didik
6) komunikasi dengan peserta didik
7) penilaian dan evaluasi
8) bertindak sesuai norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan nasional
9) menunjukkan pribadi yang dewasa dan teladan
10) etos kerja, tanggung jawab yang tinggi dan rasa bangga menjadi seorang guru
11) bersikap inklusif, bertindak objektif serta tidak diskriminatif
12) komunikasi dengan sesama guru, tenaga pendidik, orang tua peserta didik, dan masyarakat
13) penguasaan materi, struktur, konsep fan pola pikir keilmuwanyang mendukung mata pelajaran yang diampu
14) pengembangan keprofesionalan melalui tindakan yang reflektif
Ada empat belas indikator penilaian Kinerja Guru, tiap indikator dibagi menjadi beberapa rubrik. Dari empat belas indikator dibagi dalam sub-indikator, minimal tiga sub-indikator dan paling banyak sebebelas sub-indikator.
Sub-indikator paling sedikit ialah Indikator Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif. Dari tiga sub-indikator, dua subjek penilaian, peserta didik; satu subjek penilaian, teman sejawat.
Sub-indikator paling sedikit, kedua ialah Indikator Komunikasi dengan sesama guru, tenaga kependidikan, orang tua peserta didik, dan masyarakat. Dari ketiga sub-indikator memiliki cakupan luas yaitu menyampaikan informasi tentang peserta didik kepada orang tuanya, aktif pada kegiatan diluar persekolahan dan yang dilaksanakan oleh masyarakatan (bukti ikut serta), dan aktif kegiatan sosial kemasyarakatan (bukti keaktifan).
Sub-indikator paling sedikit ketiga ialah Penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung pelajaran yang diampu. Terdiri atas, membuat pemetaan standar kompetensi, menyertakan informasi yang up to date, menyusun materi yang mutahir.
Tiga sub-indikator paling sedikit saja dapat terpetakan gambarannya guru ideal dalam hal penguasaan materi, partisipasi aktif di sekolah-masyarakat, penjaga pintu keadilan dalam penilaian peserta didik.
Itu yang paling sedikit, lalu bagaimana dengan sub-indikator paling banyak?
Indikator ini memiliki sebelas sub-indikator, Kegiatan belajar yang mendidik. Kesebelas sub-indikator ialah pembelajaran sesuai dengan RPP, PBM membantu belajar, mengkomunikasikan hal baru, menyikapi kesalahan peserta didik sebagai proses, PBM sesuai kurikulum dan dikaitkan dalam keseharian, pembelajaran bervariasi dalam waktu yang cukup, mengelola kelas secara efektif, mampu beradaptasi diri terhadap kondisi kelas, guru memberi kesempatan peserta didik bertanya-praktek-interaksi, PBM sistematis, dan guru menggunakan alat bantu mengajar.
Memetakan Rubrik
Berdasar empat belas Indikator Rubrik Penilaian Kinerja Guru dikelompokkan dalam tiga relasi, Relasi Guru dengan Peserta Didik, Relasi Guru dengan Lingkungan Sosial dan Relasi Guru dengan Guru (Diri).
Tiap kelompok memiliki irisan dengan dengan kelompok lain dan ketiga kelompok memiliki irisan yang sama.
Indikator penilaian kinerja Guru bersentuhan langsung terhadap peserta didik pada indikator nomor 1, 2, 4, 5, dan 6. Memiliki irisan pada indikator nomor 9, 11.
Indikator penilaian kinerja Guru beririsan dengan Lingkungan Sosial pada indikator nomor 8.
Indikator penilaian kinerja Guru langsung bersentuhan dengan diri sendiri ada pada indikator nomor 10, 13, dan 14.
Penilaian kinerja Guru memiliki irisan antara peserta didik dengan lingkungan sosial ada pada indikator nomor 8.
Dan ketiganya memiliki irisan yang sama ada pada indikator nomor 12.
Nampak jelas bahwa porsi terbanyak penilaian pada indikator guru terhadap peserta didik, lalu terbanyak kedua adalah guru terhadap dirinya sendiri. Sementara, indikator penilaian guru terhadap lingkungan sosial, sangat minim.
Artinya guru diminta agar banyak berorientasi pada peserta didik sementara guru mengambil jarak dengan lingkungan sosial. Ini sungguh memprihatinkan. Guru tercerabut dari lingkungan sosial, namun perbanyak waktu perhatianmu pada peserta didik. Sangat kontradiksi.
Ketika dihitung hitung indikator dan rubrik maka sungguh mengejutkan. Jumlah indikator penilaian kinerja ada sejumlah tujuh puluh delapan lalu ada seratus limapuluh rubrik.
Begitu menyesakkan bagi guru menyelesaikan tujuhpuluh delapan indikator masih ditambah menghadapi seratus limapuluh rubrik.
Dari gambaran dan uraian diatas nampak jelas bahwa Rubrik Penilaian Kinerja Guru mengarahkan Guru agar guru jadi pembentuk peserta didik satu-satunya.
Muncul pertanyaan, bagaimana guru mengambil porsi orang tua? Apa penjelasannya? Bagaimana guru berperan sebagai orang tua bagi anaknya?
Sungguh memilukan kinerja guru!
*) Kukuh Widijatmoko, M. Pd
Dosen Universitas Kanjuruhan
Malang