Input saja tanpa proses tetap akan jadi Input. Proses tanpa Input, apa yang hendak diproses. Input dan proses jika tanpa salah satunya maka tidak ada Output.
Dalam hal pendidikan IPS juga demikian. Input adalah Siswa, Proses adalah Belajar IPS, dan Output adalah Ketrampilan Sosial.
Input siswa dengan beragam kecerdasan, latar belakang ekonomi-sosial, motivasi, cara belajar, minat, kondisi keluarga berkumpul jadi satu dalam kelas. Jelas terlihat begitu beraneka ragamnya siswa dalam kelas tersebut.
Proses belajar IPS juga memiliki kekhasan tersendiri. Mata pelajaran IPS memiliki tujuan menjadikan siswa sebagai warga negara yang baik, berkontribusi positif bagi masyarakat.
Ouputnya, setelah siswa belajar dan mempelajari IPS maka ketika siswa ada dalam masyarakat memiliki ketrampilan. Tentu diharapkan siswa memiliki ketrampilan sosial.
Maka jelas, belajar IPS bertujuan membekali siswa ketrampilan sosial. Dan, manfaatnya siswa mampu beradaptasi terhadap lingkungan sekitar siswa.
Kemudian, melihat realitas sosial masih dijumpai terjadinya perkelahian antar-pelajar. Pelajar, tidak peduli. Pelajar, tidak bisa bahkan tidak mau bekerjasama.
Bukankah tujuan siswa belajar IPS memperoleh bekal ketrampilan peka sosial, dapat menyelesaikan konflik sosial? Tepatkah pilihan model pembelajaran untuk membekali siswa ketrampilan sosial? Apakah media sumber belajar mengarahkan siswa memiliki ketrampilan sosial?
Untuk hal-hal diatas, mendesak dilakukan kajian ilmiah terhadap guru dalam menentukan media sumber belajar bagi membekali siswa ketrampilan sosial.
No comments:
Post a Comment