Npm : 170402080005
Kelas : 2017 A
Univ Kanjuruhan Malang
Aku benci dengan kehidupanku sekarang, benci dengan semua yang aku alami , dan dari semua kebencian itu yang paling aku benci adalah kata “ Ayah”. Bagaimana tidak?? Dialah semua penyebab kekacuan hidup ku.
Gara-gara Dia hidup ku jadi berantakan , Kamu pasti pernah melihat Tomy Mendeless kan?? Yach.. seperti itulah Ayahku, tidak punya tangan , juga kaki, tapi mampu membesarkanku seorang diri tanpa hadirnya sosok ibu,ibu yang selalu ku rindukan hadirnya , tapi sudah pergi sejam setelah aku dilahirkan hanya itu yang aku tahu sosok ibu bahwa meninggal setalah aku di lahirkan itu pun aku dengar cerita itu dari ayah .
Seberapa besarpun ayah sudah berusaha keras membesarkanku sehingga aku seperti ini , dan betapapun dia menyayangiku, aku tidak peduli..karena dia.. aku tidak bisa di terima di manapun..teman pun tak ada ..yang ada hanyalah olokan yang ku terima hampir setiap hari...
Pagi yang begitu cerah, tapi tak secerah hatiku.. sengaja aku bangun cepat agar tidak bertemu dengan Ayah .
Dengan langkah pelan aq memasuki kamar makan
“Daniel”, suara lembut ayah mengehentikanku . Sial.. ternyata dugaanku salah ternyata ayah mendahului Aku masuk kamar makan. Tanpa menghiraukan ayah aku langsung sarapan
“ Nil, tumben bangun cepat , ada kegiatan di sekolah yach??” , lagi- lagi aku tak mengubrisnya.
“ Nil, papa sudah beliin kamu mobil baru, anggap saja ini sebagai hadiah .. “ ..
aku langsung membanting sendok
“ Ayah tidak lihat Daniel sedang makan?? Atau mata ayah juga juga ikutan cacat?? Daniel tidak butuh apa- apa dari ayah .. Daniel tidak butuh hadiah ..lebih baik ayah pikirkan tubuh ayah..dari pada harus membuang uang untuk membelikan daniel hadiah.. karena percuma ayah..apa pun yang aku miliki orang tak kan peduli..yang ada Daniel selalu diolok “ jawabku tajam tanpa menghiraukan perasaan Ayah .
Aku langsung berdiri dari tempaku dan beranjak pergi.. dari sudut mata ku lihat ayah menjatuhkan air mata, ah... peduli amat
************
Dengan langkah gontai aku memasuki perkarangan sekolah, sebenarnya aku tidak berniat berdiri ditempat ini..tempat ini bagaikan neraka bagiku..bagaimana tidak?? Dimanapun aku berada teman-teman pasti mengolokku ..tapi aq harus lari kemana?? Rumah bukanlah pilihan yang tepat.
“ Daniel “, suara lembut itu mengagetkanku . Aq menoleh .Ah, Aliya.. Gadis yang selalu ku puja...entah kenapa melihat wajahnya saja sudah membuat aku merasa nyaman..
“ hy al..” aku menyahut sapaannya.
“ Tumben hari ini kamu terlamabat...”
“ Tidak apa-apa kok ..soalnya ada urusan penting “
“ oh....ngurusin papa kamu yach. “ mendengar kata- kata itu hatiku mulai teiris .
Ah... lagi- lagi tentang ayah..sampai kapan sich pembicaraan tentang ayah berhenti?? Hatiku menciut lagi. Kebencianku terhadap ayah semakin bertambah.. apa aku harus membunuh ayah agar aku bisa di terima dalam lingkunganku ??
Atauau apakah aku harus dilahirkan kembali oleh orangtua yang sempurna?? Aq aq bisa dekat dengan orang2 yang aku cinta?? Oh tuhan rasanya sangat berat....
********
Ah.. Ayah!!!! Ingin rasanya membunuhnya saja ....
Dengan perasaan kesal aku memasuki perkarangan rumah.. dan kulihat ayah sedang asik dengan kursi rodanya di kolam renang.
“ Nel, kamu sudah pulang?? “ Sapaan ayah menghentikan langkahku
“ emang ayah tidak lihat?? “
“ gimana pelajaran kamu di sekolah?? Baik-baik sajakan ?? “ jawab ayah lembut tanpa menghiraukan aku yang lagi kesal.
“ oh..jadi ayah mau tahu tentang kehidupan sekolahku?? Semuanya berantakan !dan semua gara- gara ayah.. kenapa sich ayah yang harus hidup?? Kenapa bukan mama??
Semua orang tak bisa menerima aku , tak ada kata lain selain menyesal dalam hidupku ayah.. menyesal karena pernah ada didunia ini, menyesal karena pernah melihat orang seperi ayah..” . Tapi tanpa menghiraukan kata- kataku Ayah.
No comments:
Post a Comment