Judul Buku: Sekolah Gratis
Penulis: Utomo Dananjaya
Penerbit: PARAMADINA
Tahun terbit: 2005
RESUME
Untuk menyelenggarakan perubahan perlu disadari permasalahan yang dihadapi pendidikan Nasional saat ini, disamping itu dalam menilai dan mengemukakan gagasan perlu mengendalikan diri bahwa upaya meningkatkan kualitas telah selalu diusahakan oleh para pengelola dan penanggung jawab pendidikan sebelumnya. Inilah yang disebut maksud baik atau ‘Political Will’ dari penanggung jawab pendidikan. Pendidikan dianggap penting sebagai ‘Human Investment’ untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia yang mampu mengisi jabatan pemerintah negara Indonesia yang mampu melindungi segenap bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan rakyat, mencerdaskan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia, tetapi bukan prioritas
Pendidikan Bukan prioritas, prioritas pembangunan selama 32 tahun masa orde Baru adalah pertumbuhan ekonomi, pemerataan hasil hasil pembangunan dan stabilitas, segala daya dan upaya, lebih dulu dicurahkan pada trilogi pembangunan tersebut, maka perubahan yang paling berarti adalah kalau pemerintah reformasi ini berniat bekerja untuk masa depan dengan menempatkan pendidikan sebagai prioritas
• Arus Murid Tersumbat
Akibat dari kecilnya anggaran pendidikan salah satu pengaruhnya adalah gagalnya arus murid dalam pemyelenggaraan wajib belajar, selain itu angka BPS menunjukkan bahwa 15 juta anak usia sekolah drop out di SD kelas 3 dan 7 Juta lagi drop out SD kelas 4-6
Keadaan ini tentu menguatirkan untuk masa depan bangsa, dan penyebab utama dari keadaan ini adalah kemiskinan orang tua, dan alaan paling populer diucapkan oleh anak jalanan dan orang tua adalah ‘’tidak mempunyai biaya’’ yang meliputi SPP, DP3, UANG SERAGAM, DAN UANG BELI BUKU
Karena orang tua yang kurang mampu maka anak yang berumur 10-12 tahun sudah memperoleh beban membantu ortu untuk mencari nafkah
Penyebab terbesar yang kedua adalah suasana sekolah tidak mendukung dengan belajar senang, anak yang kembali ke sekolah setelah selesai membantu ortu menyebabkan ketinggalan pelajaran
Tidak seorang pun percaya bahwa skolah merupakan faktro utama untuk melahirkan ‘’enterpreneur atau pemimpin masyarakat atau mendorong sikap dan cara berpikir yang membantu murid mengembangkan kemampuan
• Guru tradisional
kadang guru tidak punya pandangannya sendiri dari beberapa aspek pelajaran yang dibahas, dan seringkali isi pelajarn dari teks lebih baik daripada penguasaan guru terhadap materi , makin mendalam pengamatan kita kepada kegiatan guru di ruang kelas, makin jelas bahwa kualifikasi guru dalam banyak hal tidak cukup untuk mencapai tujuan
• Politisasi Lembaga Sekolah
Digunakan lembaga sekolah sebagai alat politik untuk mempertahankan kekuasaan selama 32 tahun, membuat beban berat pendidikan semakin berat
Pendidikan tidak membebaskan perkembangan kepribadian, tetapi justru melakukan pemaksaan-pemaksaan dan pemasungan kebebasan berpikir, akibatnya siswa di sekolah di didik menjadi penurut, penakut dan bertindak tidak jujur
Meski murid, guru, kepala sekolah tidak suka, mereka harus mengatakan suka, meski tidak senang mereka juga mengatakan senang, bahkan menganjurkan dan melaksanakan yang tidak mereka senangi , kalau ada yang berani menentangnya, maka dipergunakan pendekatan kekuasaan
Penyair Taufiq Ismail menyimpulkan mata mereka rabun melihat kebenaran, mulut mereka gagap untuk mengatakan kejujuran, kekuasaan membuat kepribadian mereka menjadi munafik
Tidak semua daerah tertular penyakit bocor Ebtanas, joki UMPTN, suap untuk memperoleh nilai baik dan diterima sekolah, kemudian ancaman narkoba dan seks bebas
Politasi lembaga sekolah diperberat lagi dengan feodalisme tradisi. Presiden, membuka rakor atau seminar dengan pengarahan, Politasi dan Fedalisme masuk ke dalam lembaga sekolah ‘’membunuh imajinasi dan kebebasan berpikir’’ dan memupuk jiwa penakut dan penurut, mendorong ketidak jujuran dan bertindak tanpa pertimbangan akal
Penyelesaian Masalah
Sistem yang harus dibangun untukpendidikan bangsa supaya terjadi nya keuntungan antar murid maupun sekolah
1. Praktek interaksi seorang guru dengan sekelas murid, dengan alat-alat bantu belajar
2. Seorang guru dapat berpraktek efektif dan mencapai hasil berkualitas manakala ia telah memiliki komitmen metode interaksi, penguasaan materi pelajaran karakter pribadi yang tulus dan kepribadian dinamis memenuhi tuntutan proses interaksi
3. Guru memiliki pengalaman praktek untuk memilih alternatif teknik2 motivasi, penggunaaan media atau alat bantu, dan meyakini pandangan penghormatan pada martabat manusia dalam kebebasan, persamaan dan keterbukaan
4. Penilaian pendidikan adalah bagian dari proses dan untuk memperbaiki proses dalam mencapai tujuan
5. Sistem ini harus mendorong arus murid yang berorientasi pemerataan dan keadilan dimana tiap-tiap warga negara berhak memperoleh pendidikan yang dioperasionalkan dalam wajib belajar
Reformasi pendidikan nasional adalah formuasi berbagai faktor mengenai tujuan yang dapat dibayangkan tentang manusia indonesia 20 tahun yang akan datang, dengan mempertimbangkan kondisi sekolah-sekolah dan masalah-masalah anak sekolah pada saat ini, dan proses perkembangn warga belajar yang bisa diamati, dan faktor lain nya adalah uang dan selain itu guru yang berkualitas maupun guru yang berpengalaman juga berpengaruh dalam majunya pendidikan di
indonesia
pengalaman juga menunjukkan bahwa dalam metode yang satu, masing-masing guru bisa sangat berbeda dalam melakukan praktek di kelas, walaupun ciri2 dasarnya dinamis, sangat mudah dikenali. Berbeda pula dalam kecepatan menciptakan perubahan, juga harus dipahami bahwa perubahan kualitatif praktek di kelas yang luar biasa pentingnya ini jarang atau tidak pernah mencapai kemajuan sepenuhnya.
Steve Anderson, XI IIS3/27
No comments:
Post a Comment