Wednesday, February 11, 2015

#84 Berawal Kesenangan

Jika ditelusur tidak ada "ke atas" tidak ditemukan yang hoby foto-foto dalam keluarga. Maka secara keturunan tidak memiliki "darah kamera." Tetapi melalui bukti ini bahwa bakat faktor bakat tidak ada. tetapi karena senang -mengambil gambar- maka dia ikut kompetisi foto.

Berawal dari kesenangan, belajar otodidak, berlatih, belajar, bertanya dan ikut aneka kompetisi mampu me-Raih Kemenangan." Ini bukti bahwa me-Raih Kemenangan" bisa diawali dari kesenangan, tertarik.


#83 Bakat Saja Tidak Cukup

Menulis. Tiap orang pasti bisa menulis, seperti menulis surat, SMS, BBM, up date status. Tapi tidak semua mau berkompetisi dalam menulis. Masih banyak orang belum menyadari bahwa menulis mampu meningkatkan status sosial seseorang.

Salah satu pembuktian, menulis bisa meningkatkan status sosial seseorang (pelajar). Bakat punya, ditekuni, dilatih dan diperjuangkan. bakat saja tetapi tidak ditekuni hasilnya nol besar. Tidak dilatih agar makin bertambah ketrampilannya. memang ada saatnya bosan, tetapi dijalani. Dan, diupayakan menjadi pilihan kegiatan penting dari sekian banyak kegiatan lainnya.

Brenda Margaretha
SMAK Santa Maria Malang

#82 Raih Kemenangan

Kompetisi sulit dihindarkan bahkan dihilangkan. terlebih peradaban manusia makin meningkat, maka rasa ingin "lebih" dibanding individu lain menjadi kebutuhan. Mulai kompetisi ranah sempit, seperti pertemanan sampai ranah luas dunia, seperti piala dunia. Kompetisi dengan pelaku antarindividu sampai pelaku antarkelompok.

Makin tingginya kesadaran bahwa kompetisi bukan hanya didasarkan pada kekuatan fisik, IQ tetapi perlu dilengkapi dengan pengolahan dalam diri sisi lainnya. Sisi tersebut ialah mental, kesadaran diri, kecerdasan sosial. Kesadaran terhadap bakat, menjadi pribadi pioner dan menyusun keunggulan perlu pula mendapat perhatian.

Generasi anak perlu diolah sejak dini sebagai jawaban memasuki dunia persaingan. Kebutuhan hal tersebut, menyadarkan perlunya buku pedoman, pengolah dan penuntun untuk meraih kemenangan. Untuk itulah disusun buku berjudul "Raih Kemenangan." Buku seukuran A5 terbagi dalam tiga pokok bagian pembahasan.

Buku tersebut diterbitkan oleh Konsultan Pengembangan Diri "Bunga Teratai" Malang.


Wednesday, February 4, 2015

#81 Jadi Inspirasi

Sejujurnya saat menulis apa pun muncul dalam pikiran adalah semoga pembaca memperoleh manfaat setelah membacanya.
Dari sekian banyak tulisan hasil "memulung" saya temukan tulisan saya menjadi bahan rujukan. Saat berselncar di dunia maya, saya mendapatkan nama saya ada dalam karya seseorang. Terima kasih atas nama Helmy Rosyadi Mahasiswa Universitas PGRI Banyuwangi tahun 2012 telah menggunakan pemikiran saya sebagai bahan menulis skripsi halaman 13, 1.1.3.5. Selanjutnya baca ...  
Hal sederhana ini menambah "energi dan vitamin" untuk terus belajar, berkarya dan berbagi melalui tulisan. Semakin menambah pengamalan benar kalimat bijak berikut ini " vox audita perit, littera scrita manet-suara yang terdengar akan hilang, kalimat yang tertulis akan tetap tinggal."
Terima kasih

#80 Sekolah Gratis

Judul Buku: Sekolah Gratis
Penulis: Utomo Dananjaya
Penerbit: PARAMADINA
Tahun terbit: 2005
RESUME

Untuk menyelenggarakan perubahan perlu disadari permasalahan yang dihadapi pendidikan Nasional saat ini, disamping itu dalam menilai dan mengemukakan gagasan perlu mengendalikan diri bahwa upaya meningkatkan kualitas telah selalu diusahakan oleh para pengelola dan penanggung jawab pendidikan sebelumnya. Inilah yang disebut maksud baik atau ‘Political Will’ dari penanggung jawab pendidikan. Pendidikan dianggap penting sebagai ‘Human Investment’ untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia yang mampu mengisi jabatan pemerintah negara Indonesia yang mampu melindungi segenap bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan rakyat, mencerdaskan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia, tetapi bukan prioritas
Pendidikan Bukan prioritas, prioritas pembangunan selama 32 tahun masa orde Baru adalah pertumbuhan ekonomi, pemerataan hasil hasil pembangunan dan stabilitas, segala daya dan upaya, lebih dulu dicurahkan pada trilogi pembangunan tersebut, maka perubahan yang paling berarti adalah kalau pemerintah reformasi ini berniat bekerja untuk masa depan dengan menempatkan pendidikan sebagai prioritas
Arus Murid Tersumbat
Akibat dari kecilnya anggaran pendidikan salah satu pengaruhnya adalah gagalnya arus murid dalam pemyelenggaraan wajib belajar, selain itu angka BPS menunjukkan bahwa 15 juta anak usia sekolah drop out di SD kelas 3 dan 7 Juta lagi drop out SD kelas 4-6
Keadaan ini tentu menguatirkan untuk masa depan bangsa, dan penyebab utama dari keadaan ini adalah kemiskinan orang tua, dan alaan paling populer diucapkan oleh anak jalanan dan orang tua adalah ‘’tidak mempunyai biaya’’ yang meliputi SPP, DP3, UANG SERAGAM, DAN UANG BELI BUKU
Karena orang tua yang kurang mampu maka anak yang berumur 10-12 tahun sudah memperoleh beban membantu ortu untuk mencari nafkah
Penyebab terbesar yang kedua adalah suasana sekolah tidak mendukung dengan belajar senang, anak yang kembali ke sekolah setelah selesai membantu ortu menyebabkan ketinggalan pelajaran
Tidak seorang pun percaya bahwa skolah merupakan faktro utama untuk melahirkan ‘’enterpreneur atau pemimpin masyarakat atau mendorong sikap dan cara berpikir yang membantu murid mengembangkan kemampuan
Guru tradisional
kadang guru tidak punya pandangannya sendiri dari beberapa aspek pelajaran yang dibahas, dan seringkali isi pelajarn dari teks lebih baik daripada penguasaan guru terhadap materi , makin mendalam pengamatan kita kepada kegiatan guru di ruang kelas, makin jelas bahwa kualifikasi guru dalam banyak hal tidak cukup untuk mencapai tujuan
Politisasi Lembaga Sekolah
Digunakan lembaga sekolah sebagai alat politik untuk mempertahankan kekuasaan selama 32 tahun, membuat beban berat pendidikan semakin berat
Pendidikan tidak membebaskan perkembangan kepribadian, tetapi justru melakukan pemaksaan-pemaksaan dan pemasungan kebebasan berpikir, akibatnya siswa di sekolah di didik menjadi penurut, penakut dan bertindak tidak jujur
Meski murid, guru, kepala sekolah tidak suka, mereka harus mengatakan suka, meski tidak senang mereka juga mengatakan senang, bahkan menganjurkan dan melaksanakan yang tidak mereka senangi , kalau ada yang berani menentangnya, maka dipergunakan pendekatan kekuasaan
Penyair Taufiq Ismail menyimpulkan mata mereka rabun melihat kebenaran, mulut mereka gagap untuk mengatakan kejujuran, kekuasaan membuat kepribadian mereka menjadi munafik
Tidak semua daerah tertular penyakit bocor Ebtanas, joki UMPTN, suap untuk memperoleh nilai baik dan diterima sekolah, kemudian ancaman narkoba dan seks bebas
Politasi lembaga sekolah diperberat lagi dengan feodalisme tradisi. Presiden, membuka rakor atau seminar dengan pengarahan, Politasi dan Fedalisme masuk ke dalam lembaga sekolah ‘’membunuh imajinasi dan kebebasan berpikir’’ dan memupuk jiwa penakut dan penurut, mendorong ketidak jujuran dan bertindak tanpa pertimbangan akal

Penyelesaian Masalah
Sistem yang harus dibangun untukpendidikan bangsa supaya terjadi nya keuntungan antar murid maupun sekolah
1. Praktek interaksi seorang guru dengan sekelas murid, dengan alat-alat bantu belajar
2. Seorang guru dapat berpraktek efektif dan mencapai hasil berkualitas manakala ia telah memiliki komitmen metode interaksi, penguasaan materi pelajaran karakter pribadi yang tulus dan kepribadian dinamis memenuhi tuntutan proses interaksi
3. Guru memiliki pengalaman praktek untuk memilih alternatif teknik2 motivasi, penggunaaan media atau alat bantu, dan meyakini pandangan penghormatan pada martabat manusia dalam kebebasan, persamaan dan keterbukaan
4. Penilaian pendidikan adalah bagian dari proses dan untuk memperbaiki proses dalam mencapai tujuan
5. Sistem ini harus mendorong arus murid yang berorientasi pemerataan dan keadilan dimana tiap-tiap warga negara berhak memperoleh pendidikan yang dioperasionalkan dalam wajib belajar
Reformasi pendidikan nasional adalah formuasi berbagai faktor mengenai tujuan yang dapat dibayangkan tentang manusia indonesia 20 tahun yang akan datang, dengan mempertimbangkan kondisi sekolah-sekolah dan masalah-masalah anak sekolah pada saat ini, dan proses perkembangn warga belajar yang bisa diamati, dan faktor lain nya adalah uang dan selain itu guru yang berkualitas maupun guru yang berpengalaman juga berpengaruh dalam majunya pendidikan di
indonesia
pengalaman juga menunjukkan bahwa dalam metode yang satu, masing-masing guru bisa sangat berbeda dalam melakukan praktek di kelas, walaupun ciri2 dasarnya dinamis, sangat mudah dikenali. Berbeda pula dalam kecepatan menciptakan perubahan, juga harus dipahami bahwa perubahan kualitatif praktek di kelas yang luar biasa pentingnya ini jarang atau tidak pernah mencapai kemajuan sepenuhnya.
Steve Anderson, XI IIS3/27


Tuesday, February 3, 2015

#79 Madura di Mata Dayak

Yosep Kristianus. Y. I
XI-IIS3/ 33

Judul Buku : Madura di Mata Dayak.
Penulis : Giring
Penerbit :Galang Press
Tahun Terbit : 1 Juni 2004

RESUME
Saat konflik antara orang Madura dan orang Dayak Kanayatn, konflik yang terjadi di Salatiga, kecamatan Mandor, Kab.Landak, Kalimantan Barat. Secara khusus di tergaskan ternyata penyebab konflik ini ternyata karena pandangan yang salah suku Dayak Kanayatn terhadap orang Madura yang tinggal di sana. Orang Dayak beranggapan yaitu sikap orang Madura yangnsuka kekerasan, dan pandangan tersebut adalah salah, hingga menimbulkan citra orang Madura di mata orang Dayak khususnya di lindungan orang Dayak Kanayatn menjadi jelek dan tidak baik.
Puncak konflik antar dua suku ini terjadi pada tahun 1977 di Salatiga. Konflik ini terjadi sejak 1950 hingga 1999 inipuncaknya terjadi di Salatiga pada 1977. Pada tahun itu menyebabkan orang-orang Madura terusir dari Salatiga dan menyebabkan interaksi antar kedua masayarakat berbeda suku tersebut menjadi terputus dan tidak dapat berkomunikasi sebagaimana seperti masyarakat yang lainnya. Tidak hanya itu konflik ini juga membuat banyak sekali membuat banyak korban mati yang disebebkan oleh konflik ini.
Namun lambat laun konflik ini dapat diselesaikan, orang Dayak pun juga sudah sadar yaitu penyebab konflik ini bukan karena di sebabakan orang Madura saja tetapi juga karena sikap orang Dayak Kanayatn yang salah memandang sikap orang Madura yang ternyata baik dan sangat menghargainya, penyelesaiannya juga di lalui melalui jalur hokum serta juga di selesaikan memalui jalur kekeluargaan dengan di bicarakan secara musyawarah antar kedua suku tersebut.

#78 Memahami Anak Remaja

Judul buku : Memahami Anak Remaja
Penulis : Wilson Nadeak
Penerbit : KANISIUS
Tahun terbit : 1991
Tema : Anak di tengah-tengah orangtua yang terpisah

Anak-anak tidak mungkin menolak, memilih atau menentukan ayah ibu mereka. Kehadiran mereka secara alamiah mereka terima secara alamiah pula. Pertemuan kedua orangtua mereka memungkinkan perpisahan pun, mereka di pihak yang tidak berdaya. Mereka terpaksa menerima perpisahan yang tidak menyenangkan itu di luar kehendak maupun kemauan mereka. Anak-anak hanya dapat menjadi penonton di tengah keluarga. Perpisahan mereka sengketa, karna pertikaian pribadi yang tidak terselesaikan antara ibu dan ayah yang mengakibatkan masalah yang mendalam di dalam lubuk hati anak-anak yang menyaksikan dan menerima tanpa daya.
Itulah nuansa dalam rumah tangga yang pecah, bila perpecahan terjadi mulai mengrogoti perasaan dan melupakan pikiran sehat. Anak-anak terpaksa memilih hidup di tengah-tengah keluarga yang pecah itu. Suatu pilihan yang tidak menyenangkan dan samasekali menyulitkan masa depan anak-anak itu. Orangtua kadang-kadang lupa bahwa pilihan yang demikian tidak patutnya dialami oleh anak-anak. Anak-anak dibawah usia ditentukan oleh pengadilan, karna mereka tidak mampu menentukan pilihan. Orang dewasa pun tidak akan mungkin mengadakan pilihan yang bijaksana dalam soal seperti itu.
Akibat yang tampak dengan jelas dan dapat dirasakan dengan mendalam di tengah-tengah keluarga yang timpang ialah kepahitan. Anak-anak kehilangan pegangan dan merasakan ada sesuatu yang hilang dari dirinya. Kepedihan yang demikian tidak dapat diganti dengan benda apapun

#77 Psikologi Sosial

Geronimo Agata
XI IIS3/14

Judul Buku : Psikologi Sosial
Penulis : Robert A Baron Don Byren
Penerbit : Erlangga
Tahun Terbit: 2005

RESUME
Memutuskan siklus prasangka. beberapa orang tentu menyatakan bahwa anak anak terlahir dengan prasangka yang sudah tertanam dengan kokoh. Psikologi sosial membagi pandangan berikut mereka percaya bahwa anak mempelajari prasangka dari orang tua yaitu atas dasar keyakinan. cara untuk mengurangi prasangka sebagai berikut : kita harus mencegah orang tua dan orang dewasa lainnya untuk melatih anak menjadi fanatik.
Orang tua memiliki prasangkayang tinggi untuk mengkatkan pandangan tak biassa diantara anak anaknya. satu kemungkinan adalah menarik perhatian orang tua terhadap prasangkanya sendiri. Beberapa orang mendiskripsikan dirinya sebagai seorang yang fanatik maka dari itu sebuah kunci untuk tahap awal adalah dengan meyakinkan orang tua bahwa masalah tersebut sengguh ada. ketika mereka berhadapan dengan prasangkanya sendiri tampajnya banyak yang ingin mengganti kata itu dan tingkah lakunya mereka untuk mendorong prasangka yang lebih rendah diantara anak anaknya.
ada orang yang berargumen lain yang dapat digunakan untuk menggantikan cara orang tua mendidik anaknya untuk mengembangkan toleransi dan bukan prasangka adalah dengan menanamkan pemahaman bahwa prasangka membahayakan tidak saja korban saja.prang tua pada umumnya ingin melakukan apa saja yang mereka mampu lakukan untuk mengkatkan kesejahteraan anak anak mereka. menempatkan akasan ini sebagai pusat perhatian mereka dapat efektif mencegah mereka untuk meneruskan padangan prasangka kepada keturunannya.

#76 Konflik dan Cara-cara Mengelolanya

Carolina Yustika Esteevania Paskalis
XI IIS 3 / 11

Judul Buku : Konflik dan Cara-cara Mengelolanya
Penulis : Dijana Plut dan Ljiljana Marinkovic
Penerbit : PT Pustaka Insan Madani
Tahun Terbit : 2010

Enam Langkah bijaksana untuk menyelesaikan konflik secara bijaksana :
1. Kenali Dulu Masalahnya
- Cobalah jangan bikin semua hal jadi rumit. Konflik itu sendiri sudah rumit, jangan menambahnya dengan emosi, kemarahan/sikap menyalahkan orang lain.
- Pikirkan dalam-dalam apa sebenarnya akar permasalahannya.
- Pisahkan aspek lain yang tidak termasuk dalam akar masalahmu (fokuskan hanya pada aspek-aspek yang penting dalam masalahmu)

2. Jangan Bikin Keputusan yang Permanen ; Jangan Melindungi Posisimu
- Belajar bedain antara posisi pihak-pihak yang berkonflik serta mengerti kebutuhan dan ketakutan mereka.
- Teguh bertindak sesuai dengan “pola-pola tertentu.”
- Jangan keras kepala dan hanya melihat dari sudut pandang sendiri.
- Dialog tentang apa yang dibutuhkan tetapi jangan nurutin apa yang jadi keinginan dan pemikiran satu pihak.

3. Pikirkan Apa yang Benar-benar Jadi Kebutuhan Kamu
- Buatlah data tentang kebutuhan-kebutuhanmu, lalu perhatikan apa inti persoalan dan keberatanmu.
- Analisis untuk menjabarkan apa yang jadi kebutuhan.
- Bersikap adil pada diri sendiri maupun orang lain.
- Jangan ragu untuk minta bantuan orang lain yang lebih berpengalaman.

4. Memetakan Konflik
- Tetap berkepala dingin
- Buatlah peta konflik untuk membuang jauh-jauh segala emosi negatif dan kembali berpikir rasional.
- Tariklah diri kamu sejenak dari persoalan kamu.
- Cobalah ekspresikan perasaan kamu dalam bentuk kata-kata.

5. Mulai Cari Solusi
- Solusi yang memuaskan bagi kedua belah pihak.
- Kompromi.
- Solusi untung-untungan.
- Mengalah pada pihak lain.

6. Menerapkan Solusi
Kesepakatan atau perjanjian adalah dasar bagi macam-macam hubungan sosial. Kemampuan untuk menghasilkan kesepakatan, dan yang lebih penting adalah menghargai kesepakatan itu merupakan bukti kedewasaan.

#75 Toleransi Dalam Keragaman

Eric Hari M XI IIS 3 / 12

Judul Buku : Toleransi dalam Keragaman: Visi untuk Abad ke-21
Penulis Buku : Soetandyo Wignjosoebroto
Penerbit : Pusat Studi Hak Asasi Manusia Universitas Surabaya
Tahun Terbit : Surabaya, Januari 2003
Cover :

Resume

Dalam sejarah perkembangannya yang awal di negeri-negeri Barat, proses berkembangnya ide-ide hak-hak manusia yang asasi. Berikut segala praksis-praksis implement tatifnya. Berseiring dengan berkembangnya ide untuk membangun suatu negara bangsa yang demokratik dan berinfrastruktur masyarakat warga (civil society). Ide ini mencita-citakan terwujudnya suatu komunitas politik manusia sebangsa atas dasar prinsip kebebasan dan kesamaan derajat serta kedudukan di hadapan hukum dan kekuasaan. Ini berarti bahwa setiap manusia sebangsa dalam kehidupan komunitas bangsa yang disebut negara bangsa itu akan tak lagi boleh dipilah ke dalam golongan mereka dengan segala hak-hak istimewanya dan golongan mereka yang harus dinisbatkan sebagai kewajibannya untuk patuh dan disiplin.
Hak-hak manusia sebagai hak-hak moral yang hanya dapat dituntut dengan cara mempertanyakan dan mendakwakan tiadanya integritas pribadi sang pelanggar, dengan demikian sungguh bersanksi yang terbilang lunak. Banyak dari mereka yang teramat memprihatinkan tiadanya cukup kesediaan mereka yang berkekuasaan untuk menghormati hak-hak asasi manusia, tergerak untuk menyarankan agar hak-hak asasi manusia lebih dijamin tegaknya berdasarkan hukum perundang-undangan. Hak-hak asasi manusia sebagai hak-hak moral harus ditingkatkan secara realistic posisinya sebagai hak-hak hukum, ialah hak-hak yang tegaknya dijamin oleh undang-undang dan dengan demikian juga kekuasaan Yudisial. Dengan kata lain, penegakkan hak-hak asasi manusia hanya akan dapat lebih dijamin kalau dilakukan positivisasi terhadap hak-hak asasi manusia. Lewat positivisasi itu hak-hak asasi manusia akan tak lagi berkualitas sebagai soft law melainkan sebagai hard law, ialah dalam wujudnya sebagai hukum positif perundang-undangan.
Hak asasi manusia sebagai hak-hak moral yang hanya dapat dituntut dengan cara mempertanyakan dan mendakwakan tiadanya integritas pribadi sang pelanggar, dengan demikian sungguh bersanksi yang terbilang lunak. Maka tak salahlah kalau banyak pakar yang menyebut hak asasi mausia yang dikonsepkan sebagai hak-hak moral itu terbilang sebagai soft laws. Maka serta merta pula mereka yang memprihatinkan kenyataan ini mulai tergerak dan bergerak untuk menyarankan agar hak asasi manusia lebih dijamin tegaknya berdasarkan hukum perundang-undangan yang lebih mempunyai kekuatan pemaksa yang pasti. Hak asasi manusia sebagai hak-hak moral harus ditingkatkan secara realistic posisinya sebagai hak-hak hukum, ialah hak-hak yang tegaknya dijamin oleh undang-undang dan dengan demikian juga oleh kekuasaan Yudisial. Hanya dengan cara ini sajalah penegakkan hak asasi manusia akan dapat lebih dijamin dan menghindarkan mereka yang berbuat sewenang-wenang dari situasi impunitas, ialah situasi yang terhindar dari segala bentuk penghukuman.

#74 Emosi : Bagaimana Mengenal, Menerima dan Mengarahkannya

AMELINDA FRANSISCA W. XI IIS 3 - 07
TUGAS SOSIO

*JUDUL BUKU :
Emosi , Bagaimana Mengenal, Menerima, dan Mengarahkannya.
*PENULIS :
Rochelle Semmel Albin
*PENERBIT :
PT. Kanisius
*TAHUN TERBIT :
1983

Konflik adalah permasalahan yang tidak bisa diduga kapan datangnya. Suatu konflik terkadang cenderung terdapat emosional yang rumit dan di anggap kalah penting dengan pikiran.
Sejak kecil, kita sudah mulai membedakan emosi yang satu dengan yang lain, karena perbedaan tanggapan orang tua kita terhadap berbagai perasaan dan tingkah laku kita. Cara-cara menanggapi emosi yang berbeda itu dapat kita saksikan dengan mengamati anak kecil yang baru mulai dengan teman sebaya lalu merebutkan mainan.
Emosi kita juga tidak berpisah dari hubungan sosial. Contoh: Nani umpamanya mengalami konflik dalam emosinya karena ayahnya menikah lagi, hanya satu tahun sesudah ibunya meninggal. Hendaknya kita harus memanfaatkan emosi dengan baik yaitu ingin bercerita / memberitahu kepada orang lain mengenai pikiran dan perasaan kita. Umpamanya seorang sahabat atau teman yang kita percayai. Dan seorang yang bijaksana dan ramah yang siap untuk mendengarkan emosi yang kita alami dan juga memutuskan bahwa keadaan tertentu.
Kadang-kadang dalam keadaan dimana kita telah lama menahan diri, tiba-tiba emosi memuncak. Dalam keadaan seperti itu, lebih bijaksana lagi. Jika kita hanya tinggal diam. Semakin kita dewasa kita dapat mengatasi perasaan dab memilih tempat dan waktu untuk menyatakannya. Terkadang mengungkapkan emosi dapat dengan cara marah atau menangis. Dalam menyelesaikan konflik kita juga memerlukan orang lain dan dengan cara menggunakan pikiran. Karena jika hanya dengan perasaan maka tidak akan seimbang. Karena perasaan dan pikiran dapat mengontrol emosi.

#73 Memahami Orang Lain

bima ramadhan budiman
XI-IIS3 / 09

TUGAS RESUME !
Judul :Memahami Orang Lain
Penulis :Mary Jo Meadow
Penerbit : Kanisius
Tahun Terbit :Kanisius 1989

RESUME
Kita semua ingin berkomunikasi dengan lancar, walaupun tidak berkeinginan untuk menjalin hubungan akrab dengan semua orang lain, namun kita ingin menghindari berbagai konflik yang tidak perlu terjadi dalam berkominukasi dengan orang lain, dan menganggap semua itu sebagai bagian dari pengalaman yang tidak mengenakan dalam hidupnya.
Kita tidak akan dapat mengetahui isi pikiran atau perasaan orang lain kecuali bila yang bersangkutan mengungkapkannya. dalam berkomunikasi kita juga harus saling menghargai pembicaraan mungkin dengan cara mendengarkan dan memberi tanggapan terhadap orang tersebut.
Sekalipun orang mungkin memperhatiikan apa yang biasa kita tidak perhatikan atau tidak kita sadari tentang diri kita, tidak banyak yang mereka ketahui, kecuali bila kita tidak dapat diketahui baik oleh kita sendiri maupun orang lain, karena biasanya yang ada beberapa orang yang dapat mengetahui sifat-sifat kita dari mimik wajah dan tutur dalam berbicara.
Dalam kehidupan biasa atau kehidupan sehari-hari, kita selagi makhluk sosial yang sering berkomunikasi dengan orang yang akrab dengan kita atau dengan orang yang baru kita kenal harus selalu mengerti situasi dan keadaan isi hati lawan bicara kita. cara ini dilakukan agar kita dapat menghindari konflik dengan lawan bicara kita.

#72 Peranan Keluarga Memandu Anak

Judul buku : Peranan Keluarga Memandu Anak
Penulis/Pengarang : Dra. Kartini Kartono
Penerbit : CV. Rajawali
Tahun terbit : 1985
Buku ini menceritakan pula pengaruh keluarga amat besar pada proses perkembangan pada pengembangan potensi dan pada pembentukan pribadi anak. Komunikasi antara orang tua dengan anak,maupun pergaulan antara orang tua dengan anak, sikap dan perlakuan orang tua terhadap anaknya,rasa dan penerimaan tanggung jawab orang tua terhadap anaknya akan membawa dampak pada kehidupan anak di masa kini maupun di hari tuanya. Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi pertumbuhan dan perkembangan diri setiap anak. Namun dari sini kita diajak untuk menengok kembali hak dan status anak serta sikap kita terhadap mereka. Keluarga juga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak tempat ia belajar dan menyatakan diri sebagai makhluk sosial.
Segala sesuatu yang diperbuat anak mempengaruhi keluarganya dan sebaliknya. Keluarga memberikan dasar pembentukan tingkah laku,watak,moral,dan pendidikan kepada anak. Pengalaman interaksi di dalam keluarga akan menentukan pula pola tingkah laku anak terhadap orang lain dalam masyarakat. Keutuhan keluarga,di samping ditinjau dari adanya ayah,ibu,dan anak,juga dapat dilihat dari sifat hubungan atau interaksi antara anggota keluarga satu sama lain. Adanya ketidak-hadiran ayah atau ibu atau keduanya di dalam suatu keluarga sangat berpengaruh pada diri anak. Dari beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kebanyakan anak yang mengalami gangguan tingkah laku adalah mereka yang berasal dari keluarga yang tidak/kurang harmonis atau dapat disebut juga “Broken Home”. Namun dijumpai pula orang tua yang terlalu berlebihan dalam memberikan perhatian kepada anak. Mereka terlampau cemas terhadap keadaan-keadaan yang dihadapi anak dan kelewat hati-hati. Memang orang tua sering keliru menerapkan kasih sayang dan menyerah pada keinginan-keinginan anak. Ternyata “cinta yang buta” itu malahan mengakibatkan anak sangat bergantung kepada orang tua dan anak kehilangan kesempatan untuk belajar serta berusaha bagi diri sendiri. Hal ini berarti menambah masalah baru bagi orang tua.
Selain itu adanya sikap otoriter sering dipertahankan oleh orang tua dengan dalih untuk menanamkan disiplin kepada anak. Sebagai akibat dari sikap otoriter ini,anak menunjukkan sikap pasif(hanya menunggu saja),dan menyerahkan segalanya kepada orang tuanya. Di samping itu pula,menurut Watson,akibat sikap otoriter sering menimbulkan pula gejala-gejala kecemasan,mudah putus asa,tidak dapat merencanakan sesuatu, juga penolakan terhadap orang-orang lain,lemah hati atau dengan kata lain mudah berprasangka.
Selain itu kalau antara ayah dan ibu terjadi pertengkaran,anak sering merasa risau dan bersalah. Anak gelisah karena merasa ikut terlibat dalam percekcokan itu.
Maka dari sini solusinya sebagai keluarga yang memiliki pengertian lingkungan hidup pertama dan utama bagi setiap anak,kita sebagai orang tua harus bisa menjaga seluruh perilaku atau sika kita baik di rumah maupun di lingkungan masyarakat dan di hadapan anak pula agar kita sebagi orang tua tidak sering melakukan pertengkaran,sehingga anak tidak merasa bersalah dan risau,serta gelisah. Selain itu kita sebagai orang tua juga tidak boleh terlalu bersikap otoriter terhadap anak,karena akibat adanya perlakuan tersebut terhadap anak dapat menyebabkan anak menjadi mudah cemas,mudah putus asa dan mudah berprasangka buruk serta kurangnya suatu kedewasaan( selalu bergantung terhadap apa yang dikatakan oleh orang tua serta hanya menunggu saja(pasif)).
Pada akhirnya saya ingin mengatakan bahwa kita sebagai keluarga khususnya ayah dan ibu harus saling menjaga hubungan yang baik. Sehingga hubungan ayah,ibu,dan anak dapat terjalin dengan baik. Maka dapat tercipta hubungan yang harmonis dalam suatu keluarga.
Michael XI IIS 1/22


#71 Putus CInta Bukan Ahkir Segalanya

Timotius Dery XI IIS 1 - 32

Judul Buku: Putus CInta Bukan Ahkir Segalanya
Penulis/Pengarang:Giael Lindenfield
Penerbit:PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit:2005

Siapapun tidak mau mengalami patah hati gara-gara putus cinta,tapi terkadang putus cinta menjadi hal yang tidak terelakan dan satun-satunya cara untuk membebaskan diri dari patah hati yang diakibatkan adalah dengan menghadapi keadaan yang tidak mengenakan itu.

Sudah pasti tidaklah mungkin kita langsung menghadapi patah hati dengan gagah berani sementara dunia kita rasanya remuk redam,namun tentu saja kita harus bertahan agar dunia kita tidak benar-benar hancur .Kita harus bangkit dari keterpurukan akibat putus cinta ini.

Dengan tips dan strategi yang mudah dimengerti,buku ini cocok bagi kita semua yang terpaksa berurusan dengan patah hati afar bisa bangkit kembali dengan tegar dan hati ceria.Banyak cara yang mudah kita lakukan untuk cepat moveon dari patah hati kita.

Di buku ini menjelaskan bahwa putus cinta bukan ahkir segalanya melainkan awal dari sesuatu yang baru.Moveon merupakan hal yang dapat dilakukan bila kita tidak memikirkan mantan pasangan kita,Kita harus melakukan berbagai macam aktivitas yang dapat membuat kita lupa akan hal-hal yang berhubungan dengan mantan kekasih kita.

Semoga dengan membaca buku ini kita dapat cepat moveon dan dapat menjalani aktivitas kita secara normal dan dengan hati yang bergembira.Selamat Membaca....


#70 Berusalah Sendiri

Judul : Berusalah Sendiri
Penulis : John M Lembo
Penerbit : Yayasan Citra Loka Caraka
Tahun Penerbit : 2002

Rasa gembira dan kecewa, rasa hau dan sesal , harapan dan putus asa sering melanda hati kita. sebenarnya kita sendirilah yang paling banyak membina suasana hati kita, apapun yang kita katakan kepada diri kita inilah yang menentukan perasaan kita. Jadi pikiran yang kita sampaikan kepada diri kita sendiri inilh yang menentukan cara kita merasa , menilai dan juga bertindak

Namun demikian, sekalipun suatu pengalaman tertentu dialami sama oleh banyak orang, namun diartikan berbeda-beda oleh setiap orang,. Sebab, masing masing menyampaikan pikiran yang berbeda pula kepada diri sendiri tentang peristiwa yang dialaminya itu.

Kepada diri sendiri, kita dapat menyampaikan pikiran tentang keaaan tertentu baik yang bersifat rasionil ataupun yang tidak rasionil. Kita dapat berkata kepada diri kita sendiri, bahwa persahabatan lebih bernilai dari pada sukses keuangan. Mengikuti hati nurani dapat kita pandang lebih penting daripada memperoleh pujian masyarakat ataupun atasan atau sebaliknya

Pada akhirnya, kita juaga dapat berpikir Rasionil ataupun tidak rasionil tentang hal hal yang bakal menimpa diri kita , kita dapat membina keyakinan , bahwa belum pasti kita tak akan berguna atau akan menganggur , kalau majikan memecat kita.

Cara mengatasi hal hal seperti itu yaitu dengan pakailah notes kecil dan pensil untuk mencatat rasa takut yang anda alami selama 1 minggu setiap kali anda ingin mngajak seseorang untuk berbincang bincang. Pada akhir minggu, periksal catatan itu dan gunakan pedoman Self-counseling yang rasional untuk mengatasi kekuatan kekuatan itu. cara ke 2 untuk mengidap rasa untuk berbicara didepan umun yaitu enan cara cobalah mengajukan 1 atau 2 pertanyaan pada waktu les atau kepada teamn, cobalah berbicaralah beberapa kali dalam suatu kelompok

Dalam usaha mengatasi suatu kesulitan , sebaiknya kita kadang kadang berhenti sejenak dan bertanya kepada diri kita sendiri. Apakah kita telah sungguh sungguh maju?. MAksudnya apakah kita maju dalam usaha memecahkan dan menyelesaikan masalah masalah yang kita hadapi dengan tuntas tuntas dan bukan hanya maju dalam arti merasa lebih ringan.

Malvin XI IIS 1/20

Sunday, February 1, 2015

#69 Remaja dan Masalah – Masalahnya

Judul Buku : Remaja dan Masalah – Masalahnya
Penulis : Prof. Dr. Soerjono Soekanto, S.H., M.A.
Tahun Terbit : Cetakan pertama 1976
Cetakan kedua 1978
Cetakan ketiga 1980
Cetakan keempat 1982
Cetakan kelima 1985
Penerbit : P.T BPK Gunung Mulia
Yayasan Kanisius
Oleh : Almedo Pard XI IIS 1/3

Kelompok seusia atau kelompok sepermainan mempunyai pengaruh yang besar terhadap individu atau pribadi. Sebagai salah satu bukti masalah ngebut dengan kendaraan bermotor demikian juga salah satu penyebab penyala gunaan narkotika atau obat-obat terlarang. Merupakan hasil dari pengaruh tidak baik dari lingkungan yang negative sifatnya.Tidak jarang dijumpai keadaan, bahwa remaja terpaksa melakukan tindakan – tindakan yang kurang baik karena adanya paksaan – paksaan tertentu dari kelompok seusianya.kalau dia tidak mau mengikuti maka dia akan dianggap remeh, dicemooh, diasingkan atau bahkan dimusuhi oleh kelompok nya tersebut. Ahirnya dia terpaksa melakukan hal tersebut yang dianggap menyimpang oleh kaum umum.
Salah satu cara yang paling extreme adalah yaitu dengan memisahkan si remaja dari kelompok seusianya tadi. Ini berarti pindah rumah atau pindah sekolah, pindah kota tempat tinggal sekaligus. Memang sangat ribet, tetapi ini dapat dilakukan bila sarananya memang serba lengkap Cara lain yang dapat ditempuh adalah dengan memberikan kesibukan – kesibukan yang berguna bagi dirinya, maupun bagi seluruh keluarganya yang serumah. Karena dengan kesibukan tertentu waktu akan banyak tersita
Didalam proses sosialisasi hukum untuk anak – anak, titik tolak yang dapat dianjurkan adalah, pertama – tama mengajarkan tentang hak – hak mereka. Hal ini tentunya harus diajarkan dengan bahasa yang sesederhana mungkin, sehingga mereka akan dapat memahaminya secara maksimal. Pada tahap awal sebaiknya tidak diterapkan larangan – larangan yang biasanya akan mengakibatkan pertanyaan dalam dirinya. Apa yang sebenarnya boleh kulakukan ?
Sudah sewajarnya bila pendidikan mengenai hak- hak tersebut, senantiasa diikuti dengan penjelasan mengenai penjelasan – penjelasan yang mengenai kewajiban misalnya remaja boleh bersantai – santai sepuasnya asalkan mengerti waktu saat akan belajar istirahat dan lain lain, suatu patokan yag dapat digunakan adalah. Manusia boleh berprilaku bebas asalkan prilaku tersebut tidak merugikan atau menggangu orang lain.


#68 Get Anyone to Do Anything

Judul buku : Get Anyone to Do Anything
Penulis : David J Lieberman PH.D
Tahun terbit : November 2002
Oleh : SILVIA XI IIS 1/29

"Cara Mengubah Orang yang Kasar & Menjengkelkan Menjadi Teman Terbaik"
Seseorang berbuat kasar atau kejam kepada anda, hal itu disebabkan 1 dari 4 alasan berikut : 1) Dia mengira bahwa anda tidak menyukainya, 2) Dia merasa terancam oleh anda, 3) Dia berbuat kejam pada setiap orang, 4) Anda telah memberi alasan kepadanya sehingga dia tidak menyukai anda.
Strategi mengubah mainsetnya adalah sebagai berikut. Anda harus pastikan bahwa anda sendiri tidak bermasalah. Apabila seseorang berpikir positif, maka orang lain akan cenderung berbuat baik, dan sebaliknya. Orang yang memiliki citra diri negatif cenderung untuk meyakini bahwa orang lain tidak menyukai dirinya.
Banyak penelitian yang menunjukkan, jika kita mengetahui bahwa seseorang menyukai kita, kita cenderung untuk menyukainya. Ini disebut sebagai kasih sayang timbal balik. Cara agar orang itu tahu kalau kita juga menyukainya, ialah mengatakan pada orang ketiga. Jika informasi ini sudah sampai kepadanya, maka ia akan segera menyukai kita.
Bukan kita sendiri yang harus mengatakannya. Sebab pertama, ia akan menganggap bahwa kita tidak jujur. Namun, ketika ia mendengar dari orang lain, maka ia akan lebih mudah percaya. Sebab yang kedua yakni, orang yang berkonsep negatif, akan merespons orang yang menyukainya dengan cara berbeda. Apabila ia beranggapan bahwa dirinya tidak berharga dan tidak disukai, ia tidak akan mempercayai dan merespons anda.
Jika ia melihat anda sebagai ancaman, maka ketidaksukaannya disebabkan oleh kecemburuan dan iri hati. Anda dapat mengatasinya dengan cara mengenal siapa dirinya dan apa yang dia lakukan. Sangat sulit bagi siapapun untuk tidak menyukai anda dan memperlakukan anda dengan buruk begitu ia tahu bahwa anda menghargainya.
Tertariklah pada orang lain, maka anda dapat menjadikan diri mereka menyukai anda lebih cepat dibandingkan jika anda menghabiskan waktu seharian suntuk untuk berusaha menjadikan mereka menyukai anda.
Yang paling utama, ingat bahwa orang menyukai anda bukan berdasarkan pada bagaimana ia berperasaan pada anda, tetapi berdasarkan bagaimana anda menjadikan dia berperasaan terhadap dirinya sendiri.

#67 Keajaiban dan Kekuatan Emosi

STEVEN SUGENG XI IIS 1 / 30

Judul buku : Keajaiban dan kekuatan emosi
Penulis pengarang : Martin Wijokongko
Penerbit : Kanisius
Tahun penerbit : 1997

Memahami bahwa manusia lebih sering bertindak berdasarkan emosi daripada logika merupakam satu kebenaran dalam menjalin hubungan antarmanusia yang efektif. Komunikasi yang efektif,baik dengan diri sendiri ataupun dengan orang lain, bukan hanya mencakup penyerapan informasi yang hanya menggunakan bahasa logika,melainkan juga memanfaatkan bahasa emosi.

Memanfaatkan Kemampuan Mengendalikan Emosi
Manusia dapat mengendalikan emosi dan memanfaatkannya untuk mendapatkan kemajuan hidup. Emosi yang terkendalikan secara benar dapat menjadi kekuatan luar biasa yang mengubah hidup menjadi lebih baik. Apakah hidup itu menyenangkan atau menyedihkan tergantung pada kemampuan kita dalam mengendalikan emosi.

Emosi adalah suatu kekuatan, kalau kita mampu mengendalikannya. Emosi bias merusak kalau mengusai diri kita.

Emosi Perlu Dikendalikan
Ketidakmampuan mengendalikan emosi bias membuat banyak orang melakukan banyak perbuatan negative. Anda tentu tahu bagaimana kalau seseorang melampiaskan kemarahannya tanpa kendali. Kemarahan telah mengakibatkan banyak penderitaan bagi umat manusia. Banyak berita di surat kabar tentang bagaimana manusia secara membabi buta melampiaskan kemarahan dan ketidakpuasan dengan cara yang salah, dengan cara yang sangat merugikan diri sendiri dan juga orang lain.

Menemukan artidan mengendalikan emosi
Menemukan makna positif di baik berbagai emosi dan perasaan yang ada di dalam diri atau belajar bagaimana menarik manfaat dari emosi yang kita miliki adalah jauh lebih baik disbanding menghindarkan diri dari berbagai macam perasaan atau emosi yang mungkin terasa menyakitkan pada awalnya. Akan tetapi kita perlu mengerti makna dari emosi itu sehingga dapat bertinfak dengan bijaksana. Dengan demikian emosi itu bukanlah lawan, melainkan kawan yang akan banyak membantu dalam menghadapi berbagai macam persoalan hidup.

Tidak membesar-besarkan emosi
Ada juga yang mengambil langkah yang terlalu ekstrem. Setelah berusaha mengingkari atau menghindari berbagai bentuk emosi negative yang menyakitkan, ternyata emosi itu justru semakin kuat. Karena itu mereka mengambil keputusan untuk memperbesar emosi itu sehingga tidak proposional. Mereka berhenti bertarung melawan emosi menyakitkan yang menyerang dirinya dan memutuskan untuk terjun total menghadapinya. Akan tetapi mereka tidak belajar cara memahami dan menguasai emosi itu secara positif. Memperbesar emosi hingga di luar proporsi justru akan berakibatkan negative dan semakin memperburuk keadaan. Dalam menanggapi emosi itu harus digunakan cara atau strategi yang tepat agar emosi dapat dikendalikan sehingga member manfaat.

Menggunakan emosi secara proporsional
Emosi negative muncul karena apa yang kita lakukan tidak menghasilkan apapun yang kita inginkan. Intinya adalah kita harus mengubah pendekatan kita. Ingatlah bahwa persepsi di control oleh apa yang kita fokuskan. Bagaimana kita member penilaian atau interpretasi terhadap suatu peristiwa menentukan tindakan yang akan kita ambil. Kuncinya adalah kita bias mengubah persepsi,penilaian,atau interpretasi dalam sekejap mata hanya dengan menanyakan pertanyaan yang lebih baik atau dengan mengubah keadaan yang kita alami baik di dalam diri kita maupun lingkungan sekitar.

Mengendalikan emosi dengan cara yang tepat
Untuk memahami isi pesan penting yag diberikan oleh emosi, kita perlu mengubah cara kita bertindak mengubah persepsi yang kita terima, dan mengubah apa yang menjadi dorongan untuk bertindak. Kalau kita terus-menerus melakukan hal yang sama, kita pun akan memperoleh hasil yang sama. Segala upaya di dunia ini tidak akan memberikan hasil yang diharapkan kalau kita tetap melakukan kesalahan yang sama terus-menerus. Jadi perubahan pendekatan dan tindakan perlu kita lakukan agar bias memetik hasil untuk meningkatkan kualitas hidup kita.

#66 Pendidikan Hidup Beriman di Sekolah

Judul buku : Pendidikan Hidup Beriman di Sekolah.
Penerbit : Nusa Indah
Penulis : Drs. Yakob Papo.
Tahun terbit : 30 Juni 1989

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal banyak mandapatkan masalah . Banyak mahasiswa dan siswa yang hanya berorientasi pada ijazah, nilai ujian, dan lanjut ke pendidikan yang lebih tinggi. Mahasiswa yang masuk perguruan tinggi 30% untuk mendapat gelar kesarjanaan, 42% menuntut ilmu, 19% mudah cari kerja, 10% sebagai status sebagai mahasiswa. Dalam konflik di Katolik tidak diajarkan paksaan batin.

Cara untuk meghindari dari permasalahan pemikiran mahasiswa yang mencari sekolah demi kepentingan ego dan gengsi, jadi mereka juga harus hidup dalam iman. Membangun rasa kebersamaan , kekeluargaan dan cinta kasih . Jadi di setiap pelajaran harus ada rasa beriman yang dimaknai setiap bidang. Agar iman, kesaksian hidup dapat dilakukan dalam kehidupan sehari hari.

Seluruh perkembangan sejarah sekolah katolik, dengan mengusahakan pembinaan iman di sekolah/di masyarakat.Dengan cara pembinaan rohani, rekoleksi, dan retret. Kaum muda harus bertanggung jawab dalam iman, pendidikan, dan penyerahan seluruh hidup yang dihayati. Jadi sekolah adalah tempat untuk menuntut iman dan ilmu secara penuh dan bermanfaat untuk masa yang akan datang.

Paskalis XI IIS 4/25