Kelompok 6
Michael Gunawan Chandra XII IIS 3/20
Elisabeth Cindy S XII IIS 3/13
Stefanus Ardiyanto XII IIS 3/27
Felicia Pertiwi XII IIS 3/32
SMAK SANTA MARIA MALANG
A. Pengantar
Kesenjangan terjadi dalam masyarakat dalam berbagai bidang kehidupan. Kesenjangan sosial itu sendiri adalah perbedaan antar kelas sosial di masyarakat termasuk Indonesia. Contoh mudahnya adalah kesenjangan sosial di dalam sekolah, antara siswa yang popular dan siswa yang terkucilkan. Kesenjangan menjadi bagian dari kehidupan dalam bermasyarakat. Hal-hal kecil yang terjadi di masyarakat sekitar kita bisa menjadi faktor kesenjangan sosial. Kesenjangan tidak dapat dihindari atau dihilangkan. Namun, hal itu tergantung dari sikap masyarakat itu sendiri.
Ketimpangan dapat terlihat dari perilaku masyarakat seperti hang out. Hang out adalah suatu kegiatan yang biasanya banyak dilakukan oleh sekelompok remaja. Mereka memanfaatkan waktu luang untuk pergi berjalan-jalan di suatu tempat tertentu yang umumnya di mall. Dengan adanya hang out, kita dapat mengetahui tingkat ekonomi seseorang yang akhirnya mempengaruhi ketimpangan sosial. Mengapa hal tersebut dapat terjadi ? Karena kita dapat mengetahui seberapa banyak uang yang dikeluarkan dalam sekali hang out.
Kami memilih Gramedia dan Pasar Buku Wilis sebagai contoh ketimpangan sosial dari hang out. Kami berpendapat bahwa Gramedia memiliki fasilitas yang lebih berkelas dibanding Pasar Buku Wilis. Hal ini membuat sebagian orang berpendapat bahwa Gramedia dapat menjadi tempat yang lebih baik daripada Pasar Buku Wilis. Selain itu, kami memilih Gramedia dan Pasar Buku Wilis, karena setiap orang membutuhkan buku. Baik sebagai sumber referensi maupun hanya sebagai hiburan semata.
Gramedia dan Pasar Buku Wilis menjadi pilihan kelompok kami untuk melakukan pengamatan dan wawancara mengenai ketimpangan sosial dalam hang out karena kedua tempat tersebut merupakan toko buku. Yang berarti keduanya sama-sama menjual sesuatu yang disebut “jendela dunia” tetapi dapat menimbulkan kesenjangan sosial. Sebagai siswa, kami tidak mungkin lepas dari buku. Juga, toko buku seperti Gramedia dan Pasar Buku Wilis sangat mudah dijangkau.
Dari hasil pengamatan yang telah kami lakukan, Gramedia dan Pasar Buku Wilis merupakan tempat hang out yang cocok untuk semua kalangan. Mulai dari anak muda sampai orang dewasa. Tempat hang out tidak harus di tempat yang berkelas namun tempat yang berwawasan dan bermanfaat pun perlu di kunjungi dan dijadikan tempat untuk hang out. Walaupun menimbulkan kesenjangan sosial, tetapi tergantung dalam menanggapinya. Jadi khususnya anak muda, hang out di toko buku juga perlu, selain menambah wawasan, kita juga tidak perlu membuang waktu dan uang saku kita untuk melakukan hal yang tidak bermanfaat.
B. Sebab-sebab terjadinya
Faktor yang menyebabkan kesenjangan sosial di masyarakat antara lain adalah karena perbedaan kepentingan setiap individu. Berdasarkan tempat yang kami pilih yaitu Gramedia dan Pasar Buku Wilis, kesenjangan sosial juga terjadi karena perbedaan kepentingan pembeli. Pembeli di Gramedia merasa bahwa referensi buku lebih lengkap daripada buku yang tersedia di Pasar Buku Wilis. Kualitas buku yang dijual lebih terjamin dan terpercaya di Gramedia daripada di Pasar Buku Wilis. Hal ini disebabkan karena buku di jual di Pasar Buku Wilis tidak hanya buku yang masih disegel atau buku yang masih baru melainkan juga buku-buku bekas yang tahun terbitnya sudah lama, namun masih layak untuk digunakan. Tetapi, masyarakat masih memilih Pasar Buku Wilis sebagai tempat untuk membeli ataupun mencari referensi buku. Dan, di Pasar Buku Wilis kita dapat melakukan kegiatan tawar-menawar, sehingga buku yang awalnya mahal, dengan tawar menawar kita dapat memperoleh harga yang lebih murah dibandingkan dengan Gramedia ataupun toko buku lain yang menawarkan harga pas.
C. Faktor Pendorong
1. Faktor Internal
• Dari segi ekonomi setiap orang itu berbeda-beda. Orang dapat memilih buku sesuai dengan kemampuannya dalam hal finansial. Seseorang tidak perlu memaksa untuk membeli buku dengan harga yang mahal namun membeli buku dengan harga yang murahpun sesuai dengan kantong si pembeli dan tentu saja dengan kualitas buku yang baik tidak masalah.
• Pandangan setiap orang dalam memilih tempat untuk membeli buku. Setiap orang memiliki pandangan yang berbeda-beda, hal ini tergantung dengan kenyamanan mereka saat berada di tempat tersebut. Ada yang senang membeli buku di Gramedia, ada pula yang membeli buku di Pasar Buku Wilis.
• Adanya kebiasaan untuk memilih toko buku yang sering didatangi. Jika seseorang sudah berlangganan di satu toko buku tertentu, ia akan memiliki kepercayaan untuk kembali datang ke toko buku tersebut.
• Keinginan seseorang untuk memperoleh buku yang bagus, rapi dan bersegel. Seseorang selalu ingin mendapatkan barang yang bagus dan sempurna, termasuk juga dalam hal buku. Sehingga seseorang ingin memperoleh buku yang bagus dan masih bersegel.
• Keperluan seseorang dengan toko buku tersebut. Di Pasar Buku Wilis, orang dapat menjual kembali bukunya. Sementara di Gramedia, orang tidak hanya bisa membeli buku, tapi juga alat musik atau alat olahraga.
2. Faktor Eksternal
• Merk dagang. Merk dagang buku yang sudah dikenal di seluruh Indonesia mendorong seseorang untuk membeli buku tersebut. Karena tentu saja, masyarakat sudah mengetahui kelebihan dan kualitas dari merk buku tersebut.
• Kualitas dan harga yang ada membuat orang berspekulasi untuk membeli buku di Gramedia atau di Pasar Buku Wilis. Seseorang yang akan membeli buku tentu saja akan memikirkan kualitas dan harga dari buku tersebut.
• Fasilitas yang menarik si pembeli. Di Gramedia, fasilitas seperti ruangan yang bersih dan menggunakan AC membuat orang betah untuk berlama-lama di sana. Sedangkan di Pasar Buku Wilis, udaranya cenderung pengap dan panas sehingga orang cenderung datang hanya untuk seperlunya saja.
• Pelayanan yang menarik pembeli. Pelayanan yang baik, tentu saja seseorang yang akan membeli buku di toko buku tersebut akan merasa puas dan senang.
D. Dampak
1. Dampak Positif
• Memotivasi orang untuk menabung. Meski murah, kebanyakan buku di Pasar Buku Wilis merupakan buku terbitan lama. Ketika seseorang menginginkan buku terbitan baru yang cenderung mahal, maka orang akan menabung agar dapat membeli buku tersebut.
• Mendorong orang yang berkecukupan ekonomi dan memiliki buku yang sudah tidak di pakai untuk dijual kembali ke Pasar Buku Wilis. Sehingga dengan seperti itu, buku-buku yang sudah tidak dipakai daripada tidak dipergunakan di rumah lebih baik di jual kembali ke Pasar Buku Wilis dan dapat membantu orang-orang yang berkekurangan ekonomi membeli buku-buku yang baik dengan harga yang murah.
• Mendorong orang untuk membuat skala prioritas. Karena dengan perbedaan harga antara Gramedia dan Pasar Buku Wilis membuat orang harus bisa membuat skala prioritas. Agar orang bisa mendahulukan hal pokok terlebih dahulu.
2. Dampak Negatif
• Terbentuknya lapisan-lapisan masyarakat. Contohnya adalah orang yang kaya dan miskin. Orang yang kaya akan membeli buku di Gramedia dan menuntut kualitas yang baik, sedangkan orang yang miskin tidak mempedulikan kualitas namun yang sesuai dengan kemampuan mereka.
• Menimbulkan sifat egois. Karena setiap individu memiliki pandangan sendiri-sendiri dan sehingga menyebabkan saling memuji tempat yang mereka pilih.
• Orang tidak memikirkan resiko yang terjadi jika membeli buku di Gramedia atau di Pasar Buku Wilis. Seseorang yang membeli buku apalagi yang memiliki uang lebih, biasanya tidak memikirkan resiko yang akan di tanggung, sehingga mereka hanya memikirkan buku yang bagus, dan masih bersegel tanpa mempedulikan isi.
E. Upaya
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi kesenjangan sosial di masyarakat adalah dengan tidak menanamkan pemikiran untuk membandingkan toko buku satu dengan toko buku lainnya. Karena dengan seperti itu akhirnya setiap orang akan terus berlomba-lomba memuji kebaikan-kebaikan, fasilitas yang disuguhkan oleh toko buku tersebut yang kemudian menyindir toko buku lain. Selain itu, upaya yang dilakukan adalah dengan memikirkan baik-baik apa saja resiko yang terjadi saat kita membeli buku di toko buku tersebut. Sehingga kita tidak akan menyesal jika sudah membeli buku di toko tersebut.
F. Pesan Moral
Dengan adanya harga yang mahal belum tentu kualitas bukunya terjamin. Sesuaikan dengan kebutuhan yang diperlukan untuk membeli buku. Jangan pernah membandingkan antara toko buku satu dengan toko buku yang lain. kita harus mampu memilih toko buku mana yang cocok, yang sesuai dengan keuangan dan kebutuhan kita. Apalagi itu hanya karena gengsi dan sifat egois yang tinggi. Jika kita gengsi membeli buku di tempat yang tidak berkelas, belum tentu di toko buku yang mahal pun sudah lengkap fasilitas dan semua genre buku ada di sana.
G. Kesimpulan
Dari hasil wawancara yang kami lakukan di dua tempat berbeda, yaitu di Gramedia dan Pasar Buku Wilis kami menyimpulkan bahwa terdapat kesenjangan sosial antara kedua tempat tersebut. Hal ini dilihat dari perbedaan harga dan kualitas buku yang ditawarkan. Mungkin sebagian masyarakat memilih Gramedia karena kualitas bukunya tidak diragukan lagi. Tetapi, ada sebagian masyarakat pula memilih Pasar Buku Wilis karena harganya terjangkau dan buku yang diperoleh sudah cukup sesuai dengan kebutuhan si pembeli. Dari situ akhirnya timbul kesenjangan sosial antara yang memilih Gramedia dengan yang memilih Pasar Buku Wilis. Namun seharusnya kesenjangan tersebut tidak akan terjadi jika kita mampu memikirkan dengan baik seberapa besar kebutuhan kita dalam membeli buku tanpa harus melihat harga dan buku itu masih disegel atau tidak.
No comments:
Post a Comment