MATERI SOSIOLOGI SMA XII PERUBAHAN SOSIAL
BAB 1
PERUBAHAN SOSIAL
Standar Kompetensi
Memahami dampak perubahan
sosial
Kompetensi Dasar
Menjelaskan proses perubahan
sosial di masyarakat
Indikator :
1. mendeskripsikan
bentuk-bentuk perubahan sosial
2. memberikan contoh
pendorong perubahan sosial
3. memberi contoh faktor
penghambat perubahan sosial
HAKIKAT
PERUBAHAN SOSIAL
Setiap saat masyarakat
selalu mengalami perubahan. Jika dibandingkan apa yang tejadi saat ini dengan
beberapa tahun yang lalu. Maka akan banyak ditemukan perubahan baik yang
direncanakan atau tidak, kecil atau besar, serta cepat atau lambat.
Perubahan-perubahan tersebut dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
lingkungan sosial yang ada. Dimana manusia selalu tidak puas dengan apa yang
telah dicapainya. Oleh karena itu manusia selalu mencari sesuatu agar hidupnya
lebih baik.
Sebagai contoh kasus, dahulu
keluarga sepenuhnya berfungsi sebagai tempat perlindungan bagi anak-anak yang
belum dewasa, sumber pengetahuan (pendidikan) dan keterampilan serta sumber
ekonomi. Namun, pada masa sekarang, fungsi keluarga mengalami perubahan.
Anak-anak tidak hanya memperoleh pengetahuan dari keluarga, tetapi juga melalui
berbagai media massa, seperti televisi, radio, koran dan internet.
PENGERTIAN PERUBAHAN SOSIAL
Setiap manusia selama hidup
pasti mengalami perubahan-perubahan. Perubahan dapat berupa pengaruhnya terbatas
maupun luas, perubahan yang lambat dan ada perubahan yang berjalan dengan
cepat. Perubahan dapat mengenai nilai dan norma sosial, pola-pola perilaku
organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan lapisan dalam masyarakat,
kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial dan sebagainya. Perubahan-perubahan
yang terjadi pada masyarakat merupakan gejala yang normal. Pengaruhnya bisa
menjalar dengan cepat ke bagian-bagian dunia lain berkat adanya komunikasi
modern. Perubahan dalam masyarakat telah ada sejak zaman dahulu. Namun,
sekarang perubahan-perubahan berjalan dengan sangat cepat sehingga dapat
membingungkan manusia yang menghadapinya.
Kehidupan masyarakat dewasa
ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, sejalan dengan penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Pembangunan shopping center (mall), perumahan dari
berbagai tingkatan, perkantoran, meningkatnya tindak kriminal serta perubahan
struktur sosial masyarakat, merupakan beberapa contoh perubahan tersebut.
Tuntutan kehidupan yang lebih layak membawa pengaruh perubahan terhadap lembaga
pendidikan yang ada. Hal ini merupakan gambaran sekilas perubahan sosial yang
berlangsung di sekitar lingkungan kita. Dalam hal ini, perlu kiranya peserta
didik memahami konsep dasar perubahan sosial.
PANDANGAN PARA TOKOH TENTANG
PERUBAHAN SOSIAL
Sampai saat ini telah
dikemukakan berbagai pendapat ahli mengenai pengertian perubahan sosial.
Perubahan sosial dapat diartikan sebagai ketidaksesuaian unsur-unsur yang
saling berbeda yang ada di dalam masyarakat sehingga menghasilkan suatu pola
kehidupan yang tidak serasi. Adapun definisi perubahan sosial menurut pada ahli
diantaranya :
a.Gillin and Gillin
Perubahan sosial merupakan
suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik yang timbul karena
perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk,
ideologi maupun adanya penemuan baru dalam masyarakat tersebut.
b.Kingsley Davis
Perubahan sosial dikatakan
sebagai perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi
masyarakat. Misalnya, dalam
masyarakat kapitalis timbul organisasi buruh yang mengakibatkan terjadinya
perubahan-perubahan dalam organisasi ekonomi dan politik.
c.Samuel Koenig
Perubahan sosial terlihat
pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia. Modifikasi
itu bisa terjadi secara intern maupun ekstern.
d.Mac Iver
Perubahan sosial adalah
perubahan dalam hubungan sosial atau perubahan terhadap
keseimbangan dalam hubungan
sosial tersebut.
e.Selo Soemardjan
Perubahan sosial adalah
semua perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan
dalam suatu masyarakat, yang
mempengaruhi sistem sosialnya, dan mencakup didalamnya nilai-niai dan pola-pola
perilaku diantara kelompok-kelompok yang ada dalam masyarakat.
f.William F. Ogburn
Perubahan sosial mencakup
pengertian perubahan dalam unsur-unsur kebudayaan baik
yang material maupun yang
bukan material.
g.Bruce C. Cohen
Perubahan sosial adalah
perubahan struktur sosial dan perubahan pada organisasi sosial. Syarat utama
dalam perubahan itu adalah sistem sosial dalam pergaulan hidup yang menyangkut
nilai-nilai sosial dan budaya masyarakat.
Berdasarkan beberapa
definisi yang dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perubahan
sosial pada hakekatnya merupakan perubahan yang terjadi pada unsur-unsur sosial
dalam kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut dapat meliputi proses interaksi
sosial, struktur sosial, lapisan, sosial, nilai, norma maupun control sosial
dalam lembaga kemasyarakatan.
Dari uraian di atas, maka
dapat dikatakan bahwa perubahan sosial adalah :
1.Perubahan pada segi
struktural masyarakat seperti pola-pola perilaku dan pola interaksi antar
anggota masyarakat
2.Perubahan pada segi
kultural masyarakat seperti nilai, sikap, serta norma sosial masyarakat
3.Merupakan perubahan di
berbagai tingkat kehidupan manusia mulai dari tingkat individual hingga ke
tingkat dunia
4.Merupakan perubahan yang
dapat menimbulkan ketidakseimbangan (disequilibrium) dalam suatu sistem
masyarakat
TEORI PERUBAHAN SOSIAL
1.TEORI SIKLUS
Teori siklus melihat
perubahan merupakan sesuatu yang berulang – ulang, tidak dapat direncanakan
atau diarahkan ke titik tertentu. Tidak ada proses perubahan masyarakat secara
bertahap sehingga batas antara pola hidup primitif, tradisional dan modern
tidak jelas.
Perubahan sosial dianggap
tidak dapat dikendalikan sepenuhnya oleh siapapun. Kemajuan dan kemunduran
suatu peradaban tidak dapat dihindari dan tidak selamanya perubahan sosial
membawa kebaikan. Oswald Spengler mengemukakan bahwa setiap masyarakat
berkembang melalui empat tahap perkembangan seperti pertumbuhan manusia : masa
kanak-kanak, remaja, dewasa dan tua. Sedangkan Arnold Y. Toynbee memandang
bahwa kebangkitan dan kemunduran suatu peradaban bisa dijelaskan melalui
konsep-konsep kemasyarakatan yang saling berhubungan yaitu tantangan
(challenge) dan tanggapan (response).
Perubahan sebagai suatu
siklus karena sulit diketahui ujung pangkal penyebab awal terjadinya perubahan
sosial. Perubahan yang terjadi lebih merupakan peristiwa prosesual dengan
memandang sejarah sebagai serentetan lingkaran tidak berujung. Ibn Khaldun,
salah satu teoritisi sosiohistoris mengemukakan bahwa perubahan sebagai suatu
siklus, yang analisisnya memfokuskan pada bentuk dan tingkat pengorganisasian
kelompok dengan latar belakang sosial budaya yang berbeda. Para penganut teori
siklus juga melihat adanya sejumlah tahap yang harus dilalui oleh masyarakat,
tetapi mereka berpandangan bahwa proses peralihan masyarakat bukannya berakhir.
Pada tahap terakhir yang sempurna melainkan berputar kembali ke tahap awal
untuk peralihan selanjutnya.
Tokoh-tokoh teori siklus
a)Oswald Spengler
Ia berpendapat bahwa setiap
peradapan besar mengalami proses pentahapan kelahiran, pertumbuhan dan
keruntuhan, kemudian berputar lagi yang memakan waktu sekitar 1000 tahun.
b)Pitirim Sorokin
Pitirim Sorokin menyatakan
terdapat tiga siklus sistem kebudayaan yang berputar tanpa akhir, yaitu
kebudayaan ideasional yang didasari oleh nilai-nilai dan kepercayaan terhadap
unsur supernatural, kebudayaan idealistis dimana
kepercayaan terhadap unsur supernatural dan rasionalitas yang berdasarkan fakta
bergabung dalam menciptakan masyarakat ideal dan terakhir kebudayaan sensasi
yang merupakan tolak ukur dari kenyataan dan tujuan hidup.
c)Arnold Toynbee
Ia berpendapat bahwa
peradaban besar berada dalam siklus kelahiran, pertumbuhan, keruntuhan dan
kematian.
d)Ibnu Kaldun
Perubahan msayarakat
diwarnai dengan pertumbuhan dan penaklukan kebudayaan. Hal ini akibat konflik
antara orang menetap dan orang nomaden
2.TEORI PERKEMBANGAN
(LINIER)
Perubahan sosial budaya
bersifat linier atau berkembang menuju titik tertentu, dapat direncanakan atau
diarahkan. Perubahan sebagai perkembangan (linear) adalah bahwa pada dasarnya
setiap masyarakat walau secara lambat namun pasti akan selalu bergerak, berkembang,
dan akhirnya berubah dari struktur sosial yang sederhana menuju ke yang lebih
kompleks maju dan modern.
Beberapa tokoh sosiologi
mengemukakan tentang teori linier yaitu:
•Emile Durkheim: Masyarakat
berkembang dari solidaritas mekanik ke solidaritas organic
•Max Weber : Masyarakat
berubah secara linier dari masyarakat yang diliputi oleh pemikiran mistik dan
penuh tahayul menuju masyarakat yang rasional
•Herbert Spencer :
mengembangkan teori Darwin, bahwa orang – orang yang cakap yang akan
memenangkan perjuangan hidup
Ketiga tokoh diatas
menggambarkan bahwa setiap masyarakat berkembang melaui tahapan yang pasti
Teori Linier dibedakan
menjadi :
a.Teori Evolusi
Perubahan sosial budaya
berlangsung sangat lambat dalam jangka waktu lama. Perubahan sosial budaya dari
masyarakat primitif, tardisional dan bersahaja menuju masyarakat modern yang
kompleks dan maju secara bertahap Comte mengemukakan perkembangan masyarakat
mengikuti perkembangan cara berfikir masyarakat tersebut yaitu tahap teologi
(khayalan), tahap metafisis (abstraksi) dan tahap ilmiah (positif) Sedangkan
Lenski berpendapat bahwa masyarakat berubah dari pra industri, industri dan
pasca industri.
Beberapa teori Evolusi :
ØUnilenear theories of evolution.
Teori ini pada pokoknya
berpendapat bahwa manusia dan masyarakat (termasuk kebudayaannya) mengalami
perkembangan sesuai dengan tahap-tahap tertentu, bermula dari bentuk yang
sederhana, kemudian bentuk yang kompleks sampai pada tahap yang sempurna.
Tokohnya antara lain, Comte, Spencer. Suatu Variasi dari teori ini adalah
Cylical theories dari Vilfredo Pareto.
ØUniversal theory of evolution
Menyatakan bahwa
perkembangan masyarakat tidaklah perlu melalui tahap-tahap tertentu yang tetap.
Teori ini mengemukakan bahwa kebudayaan manusia telah mengikuti suatu garis
evolusi yang tertentu. (Herbert Spencer)
ØMultilined theories of evolution.
Teori ini lebih menekankan
pada penelitian-penelitian terhadap tahap-tahap perkembangan tertentu dalam
evolusi masyarakat.
b.Teori Revolusi
Perubahan sosial menurut
teori revolusi adalah perubahan sosial budaya berlangsung secara drastic atau
cepat yang mengarah pada sendi utama kehidupan masyarakat (termasuk kembaga
kemasyarakatan)
Karl Marx berpendapat bahwa
masyarakat berkembang secara linier dan bersifat revolusioner, dari yang
bercorak feodal lalu berubah revolusioner menjadi masyarakat kapitalis kemudian
berubah menjadi masyarakat sosialis – komunis yang merupakan puncak
perkembangan masyarakat
Suatu revolusi dapat
berlangsung dengan didahului suatu pemberontakan (revolt rebellion). Adapun
syarat revolusi adalah :
1. Ada keinginan umum
mengadakan suatu perubahan
2. adanya kelompok yang
dianggap mampu memimpin masyarakat
3. pemimpin harus mampu
manampung keinginan masyarakat
4. pemimpin menunjukkan
suatu tujuan yang konkret dan dapat dilihat masyarakat
5. adanya momentum untuk
revolusi
3.TEORI EVOLUSIONER
Teori evolusioner memiliki
paham bahwa perubahan sosial memiliki arah yang tetap yang dilalui oleh semua
masyarakat. Semua masyarakat melalui urutan pertahapan yang sama dan bermula
dari tahap perkembangan awal menuju tahap perkembangan akhir. Di samping itu
teori evolusioner mengatakan bahwa manakala tahap terakhir telah dicapai, maka
pada saat itu perubahan evolusioner pun berakhir.
Tokoh-tokoh teori evolusioner:
a) Auguste Comte
Auguste Comte membagi
perubahan menjadi tiga tahap yaitu tahap teologis yang
diarahkan oleh nilai-nilai
supernatural, tahap metafisik dimana nilai-nilai supernatural digeser oleh
prinsip-prinsip abstrak yang berperan sebagai dasar perkembangan budaya, dan
tahap terakhir yaitu tahap positif/ ilmiah yang mana masyarakat diarahkan oleh
kenyataan yang didukung oleh prinsip-prinsip ilmu pengetahuan.
b) Darwin dan Herbert
Spenser
Teori Darwin diikuti oleh
Herbert Spenser yang mengatakan bahwa orang-orang cakap dan bergairah
(energetik) akan memenangkan perjuangan sedangkan orang- orang yang malas dan
lemah akan tersisih.
c) Lewis Henry Morgan
Lewis mengatakan bahwa
terdapat tujuh tahap teknologi yang dilalui masyarakat yaitu dari tahap perbudakan
hingga tahap peradapan.
d) Karl Mark
Karl Mark menyatakan tahap
masyarakat pemburu primitif ke masyarakat industrialis modern.
4.TEORI FUNGSIONALIS
Teori ini berusaha
mengetahui penyebab perubahan sosial hingga ketidakpuasan masyarakat akan kondisi
sosialnya yang secara pribadi mempengaruhinya. William F. Ogburn dengan konsep
kesenjangan budaya nampak berusaha menjelaskan perubahan sosial berdasarkan
teori ini. Penganutnya menerima perubahan sebagai sesuatu yang konstan dan
tidak memerlukan penjelasan. (Talcot Persons)
5.TEORI KONFLIK
Konflik berasal dari
pertentangan kelas antara kelompok tertindas dan kelompok penguasa,sehingga
akan mengarah pada perubahan sosial. Teori ini dikemukakan oleh Karl Marx dan
Ralf Dahrendorf. Para penganutnya berpendapat bahwa hal yang konstan adalah
konflik sosial bukannya perubahan. Perubahan hanyalah merupakan akibat dari
adanya konflik tersebut.
Pandangan teori fungsional
dan teori konflik tentang perubahan sosial
Pandangan Teori Fungsional
Pandangan Teori Konflik
Setiap masyarakatrelatif
bersifat stabil terus menerus berubah Setiap komponen
masyarakat biasanya
menunjang kestabilan masyarakat perubahan masyarakat.
Setiap masyarakat biasanya relatif terintegrasi berada
dalam tegangan dan konflik
Kestabilan sosial tergantung
pada Kesepakatan (konsensus)
dikalangan anggota. Tekanan tehadap yang satu oleh yang lainnya.
BENTUK-BENTUK PERUBAHAN
SOSIAL
1.Berdasarkan Periode Waktu
a.Evolusi (Perubahan Lambat)
Evolusi adalah bentuk
perubahan yang berlangsung secara bertahap, kontinu dan
memerlukan waktu yang cukup
lama. Perubahan yang terjadi ditujukan untuk menyesuaikan diri dengan kondisi
yang timbul dalam masyarakat. Evolusi dapat diperinci sebagai berikut :
1) evolusi satu garis
Konsep evolusi satu garis
atau Unilinear evolutions dikemukakan oleh August Comte, Herbert Spencer.
Evolusi didasarkan pada pemikiran bahwa manusia dan kebudayaan mengalami
perkembangan secara bertahap menurut garis yang telah diprogramkan mulai dari
bentuk sederhana sampai tahap sempurna.
2) evolusi umum
Konsep evolusi umum atau
universal theory of evolutions dipelopori Herbert Spencer.
Dikemukakan bahwa
perkembangan masyarakat tidak melalui tahap tertentu yang tetap. Kebudayaan
manusia mengalami perubahan dengan mengikuti garis evolusi tertentu dari
kelompok homogen ke kelompok heterogen.
3) evolusi kompleks
Konsep evolusi kompleks atau
multilinear theories of evolutions, lebih menekankan pada penelitian terhadap
perkembangan tertentu dalam masyarakat.
b. Revolusi (Perubahan Cepat)
Revolusi dapat didefinisikan
sebagai perubahan yang terjadi secara menyeluruh, menyangkut sendi-sendi
kehidupan sosial dan berlangsung dalam waktu relatif singkat. Perubahan sosial
dapat dikatakan revolusi jika dapat mengubah sendi pokok kehidupan masyarakat.
Perubahan yang terjadi dapat direncanakan lebih dahulu. Relatif cepat, karena
perubahan ini dapat berlangsung dalam waktu lama, misal revolusi industri di
Inggris.
2.Berdasarkan Proses
Terjadinya
a.Perubahan yang
direncanakan
Perubahan yang direncanakan
atau planned change/ intended change merupakan perubahan yang telah ditegaskan
mengenai perencanaan, arah dan tujuan serta programnya secara jelas oleh pihak
yang menghendaki perubahan (agent of change), misal program pembangunan
Indonesia melalui Repelita.
b.Perubahan yang tidak
direncanakan
Perubahan yang tidak
direncanakan atau unplanned/ unintended change yaitu perubahan yang berlangsung
di luar jangkauan pengawasan masyarakat. Pada umumnya perubahan ini menimbulkan
akibat yang tidak diharapkan masyarakat, misal resesi ekonomi, gejolak moneter,
bencana alam, krisis ekonomi global dan sebagainya.
3.Berdasarkan Lingkup
Pengaruhnya
a.Perubahan kecil
Perubahan kecil akan timbul
apabila perubahan yang terjadi tidak mengubah struktur dan fungsi sosial ( atau
tidak ada pengaruh berarti bagi masyarakat), misal dalam mode pakaian,potongan
rambut, dan sebagainya.
b.Perubahan besar
Perubahan besar timbul
apabila membawa pengaruh terhadap perubahan struktur dan fungsi sosial, misal
perubahan masyarakat agraris menjadi masyarakat industri.
4.Berdasarkan Struktur dan
Proses
a.Perubahan struktural :
perubahan yang sangat mendasar yang menyebabkan timbulnya reorganisasi dalam
masyarakat. Contoh : Perubahan sistem pemerintahan dari kerajaan menjadi
republik.
b.Perubahan proses :
perubahan yang sifatnya tidak mendasar. Perubahan tersebut hanya merupakan
penyempurnaan dari perubahan sebelumnya. Contoh : Perubahan dalam kurikulum
pendidikan yang menyempurnakan kurikulum sebelumnya.
Adapun pola – pola yang
sering tampak pada perubahan sosial budaya adalah :
a. Perubahan komulatif,
yaitu gangguan keseimbangan yang berulang-ulang sehingga menghasilkan
perubahan-perubahan baru, baik yang bersifat progress maupun regress, misal
adanya penemuan baru, atau bencana alam yang terus menerus
b. Berubahan bergelombang,
yaitu gangguan keseimbangan dalam masyarakat yang selalu timbul kembali, tetapi
selau terjadi keseimbangan, misal perubahan model pakaian, pergantian sistem
politik dan pendidikan, gerak konjungtur dalam proses ekonomi
c. Gangguan keseimbangan
yang hanya sekali terjadi, misalnya, terjadinya gerakan reformasi yang telah
menggantikan pemerintahan orde baru menjadi orde reformasi.
PROSES PERUBAHAN SOSIAL
1.Faktor Penyebab Internal
dan Eksternal Perubahan Sosial
Perubahan sosial yang
bersumber dari dalam masyarakat dapat terjadi melalui proses akumulasi..
Menurut Soerjono Soekanto factor internal tersebut adalah:
ØBertambah atau berkurangnya penduduk
ØPenemuan – penemuan baru (inovasi) baik discovery maupun invention
hal ini karena:
a) kesadaran individu-
individu akan kekurangan dalam kebudayaannya
b) kualitas ahli- ahli dalam
suatu kebudayaan
c) perangsang bagi aktivitas
– aktivitas penciptaan dalam masyarakat. Pengaruh dari penemuan baru tersebut
dapat bersifat memancar, menjalar maupun beberapa penemuan baru mengakibatkan
satu jenis perubahan.
ØKonflik dalam masyarakat
ØTerjadi pemberontakan atau revolusi
Discovery adalah penemuan
kebudayaan atau sesuatu yang baru dalam masyarakat, baik berupa alat atau
ide/gagasan. Jika discovery diakui dan telah diterima bahkan sudah diterapkan
maka akan menjadi invention. Invention adalah proses dimana suatu unsur baru
dihasilkan dengan mengkombinasi atau menyusun kembali unsur-unsur lama yang
telah ada dalam masyarakat. Kemudian penemuan baru tersebut dapat menyebar
(berakibat ke banyak segi kehidupan), menjalar (mengakibatkan perubahan pada
bidang yang lain) atau beberapa penemuan baru dapat mengakibatkan timbulnya
satu jenis perubahan.
Faktor dari dalam selain hal
tersebut diatas juga terdapat faktor internal lain:
1.perpecahan dari masyarakat
tersebut
2.individu yang kreatif yang
memiliki inisiatif baru
3.munculnya kelompok sosial
yang inovatif dan kreatif pemimpin yang progresif
Adapun menurut Soerjono
Soekanto faktor eksternal (diluar masyarakat tersebut) penyebab perubahan
sosial adalah :
1.Sebab yang berasal dari
lingkungan alam fisik, misal gempa bumi, bencana alam peperangan
2.Pengaruh kebudayaan lain,
yaitu melalui difusi, akulturasi dan asimilasi. Adapun yang termasuk proses
akulturasi adalah;
üSubtitusi yaitu unsur kebudayaan lama diganti dengan unsur
kebudayaan baru yang lebih berdaya guna
üSinkretisme, yaitu unsur budaya lama bercampur dengan budaya baru
sehingga membentuk sistem baru
üAdisi, yaitu adanya unsur budaya baru yang ditambahkan kepada
unsur lama yang masih berlaku
üDekulturisasi, yaitu adanya unsur budaya lama yang hilang
üOriginasi, yaitu masuknya unsur – unsur budaya yang sama sekali
baru sehingga membawa perubahan yang sangat besar.
FAKTOR-FAKTOR PERUBAHAN
SOSIAL
1.Faktor Penyebab Perubahan
Sosial
Pada dasarnya,
perubahan-perubahan sosial terjadi oleh karena anggota masyarakat pada waktu
tertentu merasa tidak puas lagi terhadap keadaan kehidupannya yang lama.
Norma-norma dan lembaga-lembaga sosial atau sarana penghidupan yang lama
dianggap tidak memadai lagi untuk memenuhi kebutuhan hidup yang baru. Selo
Soemardjan dan
Soelaeman Soemardi
mengatakan bahwa secara umum penyebab dari perubahan sosial budaya dibedakan
atas dua golongan besar, yaitu:
a.Perubahan yang berasal
dari masyarakat itu sendiri.
b.Perubahan yang berasal
dari luar masyarakat.
Secara jelas akan dipaparkan
di bawah ini:
a.Perubahan yang berasal
dari masyarakat.
1) Bertambah atau
berkurangnya penduduk.
Perubahan jumlah penduduk
merupakan penyebab terjadinya perubahan sosial, seperti pertambahan atau
berkurangnya penduduk pada suatu daerah tertentu. Bertambahnya penduduk pada
suatu daerah dapat mengakibatkan perubahan pada struktur masyarakat, terutama
mengenai lembaga-lembaga kemasyarakatan.
Sementara pada daerah lain
terjadi kekosongan sebagai akibat perpindahan penduduk tadi.
2) Penemuan-penemuan baru
Penemuan-penemuan baru
akibat perkembangan ilmu pengetahuan baik berupa teknologi maupun berupa
gagasan-gagasan menyebar kemasyarakat, dikenal, diakui, dan selanjutnya
diterima serta menimbulkan perubahan sosial. Menurut Koentjaraningrat faktor-faktor yang mendorong individu untuk mencari
penemuan baru adalah sebagai berikut :
1.Kesadaran dari orang
perorangan karena kekurangan dalam kebudayaannya.
2.Kualitas dari ahli-ahli
dalam suatu kebudayaan.
3.Perangsang bagi
aktivitas-aktivitas penciptaan dalam masyarakat.
3) Pertentangan (konflik)
dalam masyakat
Pertentangan dalam nilai dan
norma-norma, politik, etnis, dan agama dapat menimbulkan perubahan sosial
budaya secara luas. Pertentangan individu terhadap nilai-nilai dan norma-norma
serta adat istiadat yang telah berjalan lama akan menimbulkan perubahan bila
individu-individu tersebut beralih dari nilai, norma dan adat istiadat yang
telah diikutinya selama ini.
4) Terjadinya pemberontakan
atau revolusi
Pemberontakan atau revolusi
dapat merombak seluruh aspek kehidupan sampai pada hal-hal yang mendasar
seperti yang terjadi pada masyarakat Inggris, Prancis dan Rusia.
b.Perubahan yang berasal
dari luar masyarakat.
1) Sebab-sebab yang berasal
dari lingkungan alam fisik yang ada disekitar manusia.
Menurut Soerjono Soekanto
sebab yang bersumber pada lingkungan alam fisik yang kadang-kadang disebabkan
oleh tindakan para warga masyarakat itu sendiri. Misalnya, penebangan hutan
secara liar oleh segolongan anggota masyarakat memungkinkan untuk terjadinya
tanah longsor, banjir dan lain sebagainya.
2) Peperangan
Peperangan yang terjadi
dalam satu masyarakat dengan masyarakat lain menimbulkan berbagai dampak
negatif yang sangat dahsyat karena peralatan perang sangat canggih.
3) Pengaruh kebudayaan
masyarakat lain.
Adanya interaksi langsung
antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya akan menyebabkan saling
pengaruh. Selain itu pengaruh dapat berlangsung melalui komunikasi satu arah
yakni komunikasi masyarakat dengan media-media massa. Ada empat tipe respon
psikologis individu terhadap cross-cultural contact : Pertama, tipe
passing yaitu individu menolak kebudayaan yang asli dan mengadopsi kebudayaan
yang baru. Kedua, tipe chauvinist yaitu individu menolak sama sekali
pengaruh-pengaruh asing. Ketiga, tipe marginal yaitu respon yang terombang
ambing di antara kebudayaan asli dengan kebudayaan asing. Keempat, mediating
yaitu individu dapat menyatukan bermacam-macam identitas budaya.
2.Faktor yang Mempengaruhi
Jalannya Proses Perubahan
a. Faktor Pendorong Jalannya
Proses Perubahan
1) Kontak dengan kebudayaan
lain
Salah satu proses yang
menyangkut hal ini adalah diffusion. Difusi adalah proses penyebaran unsur-unsur
kebudayaan dari individu kepada individu lain dari satu masyarakat ke
masyarakat lain. Dengan proses tersebut manusia mampu untuk menghimpun
penemuan-penemuan baru yang telah dihasilkan. Ada dua tipe difusi yaitu difusi
intra-masyarakat (intra-society diffusion) dan tipe difusi antar masyarakat
(inter-society diffusion). Difusi intra-masyarakat terpengaruh oleh
beberapa faktor, misalnya:
a)Suatu pengakuan bahwa
unsur yang baru tersebut mempunyai kegunaan.
b)Ada tidaknya unsur-unsur kebudayaan yang dipengaruhi diterimanya atau tidak
diterimanya unsur-unsur yang baru.
c)Unsur baru yang berlawanan dengan fungsi unsur lama kemungkinan besar tidak
akan diterima.
d)Kedudukan dan peran sosial dari individu yang menemukan sesuatu yang baru
tadi akan mempengaruhi apakah hasil penemuannya itu dengan mudah diterima atau
tidak.
e)Pemerintah dapat membatasi proses difusi tersebut.
Sedangkan difusi antar
masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu antara lain:
a)Adanya kontak antara
masyarakat-masyarakat tersebut.
b)Kemampuan untuk
mendemontrasikan kemanfaatan penemuan baru tersebut.
c)Pengakuan akan kegunaan
penemuan baru tersebut.
d)Ada tidaknya unsur-unsur
kebudayan yang menyaingi unsur-unsur penemuan baru tersebut.
e)Peranan masyarakat yang
menyebarkan penemuan baru di dunia ini.
f)Paksaan dapat juga
dipergunakan untuk menerima suatu penemuan baru.
2) Sistem pendidikan formal
yang maju
Pendidikan mengajarkan
kepada individu aneka macam kemampuan. Pendidikan memberi nilai-nilai tertentu
bagi manusia terutama dalam membuka pikiran serta menerima hal-hal baru dan
juga bagaimana cara berpikir secara ilmiah. Pendidikan mengajarkan manusia
untuk dapat berpikir secara objektif bagaimana akan memberikan kemampuan untuk
menilai apakah kebudayaan masyarakatnya akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
zaman atau tidak.
3) Sikap menghargai hasil
karya seseorang dan keinginan-keinginan untuk maju.
Apabila sikap tersebut
melembaga dalam masyarakat maka masyarakat akan merupakan pendorong bagi
usaha-usaha penemuan baru. Di Indonesia penghargaan terhadap karya orang lain
masih belum tampak terbukti masih banyaknya penjiblakan karya demi memperoleh
keuntungan pribadi atau kelompok dengan mengorbankan orang lain. Penghargaan
dapat mendorong seseorang untuk menciptakan karya-karya inovatif sehingga dapat
medorong kemajuan disegala bidang kehidupan.
4) Toleransi
Toleransi merupakan sikap
menghormati dan menghargai orang lain serta tidak memaksakan apa yang dianggap
dirinya benar. Toleransi terhadap perbuatan yang menyimpang (deviation), dan
bukan merupakan delik.
5) Sistem terbuka lapisan
masyarakat.
Sistem terbuka memungkinkan
adanya gerak sosial vertikal yang luas atau berarti memberi kesempatan kepada
para individu untuk maju atas dasar kemampuan sendiri. Dalam keadaan demikian
seseorang mungkin akan mengadakan identifikasi dengan warga-warga yang
mempunyai status lebih tinggi. Identifikasi merupakan tingkah laku yang
sedemikian rupa sehingga seseorang merasa kedudukan sama dengan orang
atau golongan lain yang dianggap lebih tinggi dengan harapan agar diperlakukan
sama dengan golongan tersebut. Identifikasi terjadi di dalam hubungan
superordinasi-subordinasi. Pada golongan yang berkedudukan lebih rendah
acapkali terdapat perasaan tidak puas terhadap kedudukan sosial sendiri.
Keadaan tersebut dalam sosiologi disebut status-anxiety yang dapat menyebabkan
seseorang dapat berusaha untuk menaikkan kedudukan sosialnya.
6) Penduduk yang heterogen
Masyarakat yang terdiri dari
kelompok-kelompok sosial yang mempunyai latar belakang kebudayaan, ras,
ideologi yang berbeda mempermudah terjadinya pertentangan-pertentangan yang
mengundang kegoncangan-kegoncangan. Keadaan yang demikian menjadi pendorong
bagi terjadinya perubahan-perubahan dalam masyarakat.
7) Ketidakpuasan masyarakat
terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu.
Ketidakpuasan yang
berlangsung lama dalam masyarakat kemungkinan besar akan mendatangkan revolusi.
8) Orientasi kemasa depan.
Setiap orang yang memiliki
orientasi pemikiran kemasa depan pasti akan memiliki tekad untuk terus berusaha
agar bisa hidup lebih baik. Berbagai usaha dilakukan agar bisa mencapai
cita-cita yang diimpikan.
9) Nilai bahwa manusia harus
senantiasa berikhtiar untuk memperbaiki hidupnya.
Di dunia ini tidak ada yang
diperoleh dengan gratis. Semuanya butuh perjuangan dan pengorbanan untuk dapat
mencapai hidup yang baik.
b. Faktor Penghambat
1) Kurangnya hubungan dengan
masyarakat lain.
Kehidupan terasing menyebabkan sebuah masyarakat tidak mengetahui perkembangan-perkembangan apa
yang terjadi pada masyarakat lain yang mungkin akan dapat memperkaya
kebudayaannya sendiri. Hal itu juga menyebabkan bahwa masyarakat terkungkung
pola-pola pemikirannya oleh tradisi.
2) Perkembangan ilmu
pengetahuan yang terlambat.
Hal ini mungkin disebabkan
hidup masyarakat tersebut terasing dan tertutup atau mungkin karena lama
dijajah oleh masyarakat lain.
3) Sikap masyarakat yang
sangat tradisional.
Suatu sikap yang
mengagung-agungkan tradisi dan masa lampau serta anggapan bahwa tradisi secara
mutlak tak adapat diubah, menghambat jalannya proses perubahan. Keadaan
tersebut akan menjadi lebih parah apabila masyarakat yang bersangkutan dikuasai
oleh golongan konservatif.
4) Adanya
kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat atau vested interests.
Dalam setiap organisasi
sosial yang mengenal sistem lapisan pasti akan ada kelompok orang yang
menikmati kedudukan perubahan-perubahan. Misalnya dalam masyarakat feodal dan
pada masyarakat yang sedang mengalami tradisi. Dalam hal yang terakhir ada
golongan-golongan dalam masyarakat yang dianggap sebagai pelopor proses
transisi karena selalu mengidentifikasikan diri dengan usaha-usaha dan
jasa-jasanya, sukar sekali bagi mereka untuk melepaskan kedudukannya di dalam
suatu proses perubahan.
5) Rasa takut akan
terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan.
Memang harus diakui kalau
tidak mungkin integrasi semua unsur suatu kebudayaan bersifat sempurna.
Beberapa pengelompokan unsur-unsur tertentu mempunyai derajat integrasi tinggi.
Maksudnya unsur-unsur luar dihawatirkan akan menggoyahkan integrasi dan
menyebabkan perubahan-perubahan pada aspek-aspek tertentu masyarakat.
6) Prasangka terhadap
hal-hal baru atau asing atau sikap yang tertutup.
Sikap yang demikian banyak
dijumpai pada masyarakat-masyarakat yang pernah dijajah bangsa-bagsa barat.
Mereka sangat mencurigai sesuatu yang berasal dari barat, karena tidak pernah
bisa melupakan pengalaman-pengalaman pahit selama penjajahan. Kebetulan
unsur-unsur baru kebanyakan berasal dari barat maka prasangka kian besar
lantaran hawatir bahwa melalui unsur-unsur tersebut penjajah bisa masuk
lagi.
7) Hambatan-hambatan yang
bersifat ideologis.
Setiap usaha perubahan pada
unsur-unsur kebudayaan rohaniah. Biasanya diartikan sebagai usaha berlawanan
dengan ideologi masyarakat yang sudah menjadi dasar integrasi masyarakat
tersebut.
8) Adat atau kebiasaan.
Adat atau kebiasaan
merupakan pola-pola perilaku bagi anggota masyarakat di dalam memenuhi segala
kebutuhan pokoknya. Apabila kemudian ternyata pola-pola perilaku tersebut
efektif lagi di dalam memenuhi kebutuhan pokok, krisis akan muncul. Mungkin
adat atau kebiasaan yang mencakup bidang kepercayaan, sistem mata
pencaharian,pembuatan rumah, cara berpakaian tertentu, begitu kokoh sehingga
sukar untuk diubah. Misalnya, memotong padi dengan menggunakan mesin akan
terasa akibatnya bagi tenaga kerja (terutama wanita) yang mata pencaharian
tambahannya adalah memotong padi dengan cara lama. Hal ini merupakan suatu
halangan terhadap introduksi alat pemotong baru yang sebenarnya lebih efektif
dan efisien.
9) Nilai bahwa hidup ini
pada hakikatnya buruk dan tidak mungkin diperbaiki.
Konsep kepercayaan bahwa
hal-hal buruk yang terjadi merupakan takdir dari yang kuasa dan sulit untuk
dirubah. Sehingga menerimanya begitu saja tanpa usaha yang konkrit untuk keluar
dari permasalahan yang dihadapi.
Perubahan sosial dalam
masyarakat dewasa ini dapat diamati secara jelas. Hal dapat dilihat dari faktor
:
1)tidak ada masyarakat yang
berhenti berkembang perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan (pranata
sosial) tertentu akan diikuti
2)perubahan pada lembaga
sosial lainnya.
3.perubahan sosial yang
cepat biasanya akan menimbulkan disorganisasi yang bersifat sementara dalam
proses penyesuaian diri.
4.perubahan tidak dapat
dibatasi pada bidang kebendaan atau bidang spiritual saja.
Dalam mengamati perubahan
sosial dalam kehidupan sehari-hari akan nampak dua kecenderungan. Adapun
kecenderungan tersebut yaitu :
1.kecenderungan masyarakat
untuk bertahan
Kecenderungan ini timbul,
jika masyarakat masih melihat kegunaan suatu hal sebagai pedoman hidup dan
perubahan yang muncul akan menggoyahkan keseimbangan sistem. Kecenderungan ini
disebabkan :
a.adanya unsur yang memiliki
fungsi penting dalam masyarakat.
b.unsur yang diperoleh
melalui sosialisasi oleh masing-masing individu.
c.unsur kebudayaan yang
mencakup agama dan religi yang dianut masyarakat.
d.unsur yang menyangkut
ideologi atau falsafah hidup.
2.kecenderungan masyarakat
untuk berubah
Kecenderungan ini terjadi
mengingat kenyataan yang dihadapi manusia sehari-hari bukan merupakan
keteraturan hidup yang kaku. Hidup manusia selalu terbuka untuk direvisi/
perbaikan dalam menyesuaikan perubahan dan kemajuan jaman.
Faktor yang mendorong
terjadinya perubahan masyarakat dan budaya adalah :
a.rasa tidak puas terhadap keadaan
dan situasi yang ada, sehingga timbul keinginan untuk perbaikan.
b.sadar akan adanya
kekurangan dalam kebudayaan sendiri.
c.adanya kesulitan yang
dihadapi dan harus diatasi.
d.adanya usaha masyarakat
untuk menyesuaikan diri dengan keperluan/ kondisi baru yang timbul sejalan
dengan pertumbuhan masyarakat.
e.tingkat kebutuhan yang
makin bertambah, beranekaragam dan keinginan meningkatkan taraf hidup.
f.sikap yang terbuka dari
masyarakat terhadap hal baru.
g.sikap toleransi terhadap
hal yang menyimpang dari kebiasaan.
Bila dalam masyarakat
terdapat keseimbangan/ harmoni, maka secara psikologis merasakan ketenteraman
karena tidak ada pertentangan dalam norma-norma dan nilai-nilai yang dianut
masyarakat (social equilibrium/ keseimbangan sosial).
Selain itu perubahan sosial
dalam masyarakat membawa dua pengaruh besar yaitu :
1.kemajuan (progress)
Kemajuan dapat tercipta jika
perubahan yang terjadi dalam situasi aman, tertib tanpa menimbulkan kegoyahan
dalam masyarakat dan mengarah pada peningkatan hidup manusia. Pengaruh ini
misalnya mekanisasi pertanian, peningkatan mutu pendidikan, gerakan disiplin
nasional, dan sebagainya.
2.kemunduran (regress)
Sebaliknya kemunduran dapat
tercipta, apabila perubahan yang terjadi justru menimbulkan kegoyahan bahkan
konflik dalam masyarakat. Misal : penerapan teknologi maju menimbulkan
pengangguran, aktivitas hidup yang makin padat berakibat renggangnya hubungan
kekeluargaan.
Proses awal perubahan sosial
ditandai dengan komunikasi, seperti dikemukakan Alvin L. Bertrand. Melalui
kontak komunikasi, unsur kebudayaan baru dapat menyebar yang berupa ide,
gagasan, keyakinan maupun kebendaan. Dalam hal ini nampak berlangsung
difusi, yaitu proses penyebaran unsur budaya dari satu masyarakat kepada
masyarakat lain. Dalam suatu masyarakat terdapat perubahan sosial ditandai
dengan ciri :
1.Tidak ada masyarakat yang
berhenti perkembangannya, karena masyarakat mengalami perubahan secara cepat
dan lambat.
2.Perubahan pada lembaga
sosial tertentu, akan diikuti dengan perubahan pada lembaga sosial lainnya.
3.Perubahan sosial yang
cepat biasanya akan menimbulkan disorganisasi yang bersifat sementara dalam
proses penyesuaian diri.
4.Perubahan tidak dapat
dibatasi pada bidang kebendaan atau bidang spiritual saja.
5.Secra tipologis, perubahan
sosial dapat dikategorikan atas :
a.Proses sosial, sirkulasi
dari beragam penghargaan, fasilitas dan personel di struktur yang ada
b.Segmentasi,
perkembangbiakan dari unit struktural yang tidak membedakan dari unit-unit yang
ada.
c.Perubahan struktur, kemunculan
dari jumlah peraturan dan organisasi baru yang kompleks.
d.Perubahan di struktur
kelompok, perubahan konposisi, tingkat kesadaran kelompok dan hubungan antara
kelompok dalam masyarakat.
Penyesuian Masyarakat
Terhadap Perubahan
Adanya unsur – unsur baru
dalam masyarakat dapat mengakibatkan gangguan terhadap keserasian masyarakat.
Apabila ketidakserasian dapat dipulihkan kembali maka keadaan tersebut
dinamakan penyesuaian (adjustment). Bila sebaliknya maka dinamakan
ketidaksesuaian sosial (maladjustment). Saluran – saluran perubahan sosial dan
budaya (avenue or channel of change) merupakan saluran-saluran yang dilalui
oleh proses perubahan. Umumnya saluran tersebut adalah lembaga-lembaga
kemasyarakatan dalam bidang pemerintahan, ekonomi, pendidikan, agama, rekreasi
dan lain-lan.
DAMPAK PERUBAHAN SOSIAL
a.Dampak Positif
Dampak positif perubahan
sosial adalah munculnya penyesuaian atau akomodasi. Adanya penyesuaian
memungkinkan dicapainya tahap perkembangan sosial baru yang yang lebih maju dan
lebih baik dari keadaan sebelumnya. Proses tersebut dapat dicapai melalui
reorganisasi atau reintegrasi yaitu proses pembentukan norma – norma dan
nilai-nilai baru agar serasi dengan lembaga – lembaga kemasyarakatan yang telah
mengalami perubahan
b.Dampak Negatif
Dampak negatif dari
perubahan sosial adalah disintegrasi atau disorganisasi. Kondisi tersebut
meliputi hal sebagai berikut:
a.adanya disorientasi nilai
dan norma. Oleh R.K. Merton disebut anomie
b.munculnya konflik sosial
dan horizontal
c.tidak berfungsinya secara
optimal berbagai pranata sosial yang ada
d.terjadinya berbagai bentuk
kerusakan lingkungan dan bencana pencemaran
e.munculnya krisis
multidimensi
Adapun bentuk-bentuk
disintegrasi sebagai dampak perubahan sosial adalah:
1)Kriminalitas
2)Pergolakan daerah dan
separatisme
3)Aksi protes (demonstrasi)
4)Kenakalan remaja
5)Prostitusi