Wednesday, May 6, 2015

#101 Guru, Serigala atau Penggembala?


Sekolah adalah tempat kita menuntut ilmu dan mendapat pengalaman lewat guru atau teman. Pengalaman yang melimpah dapat kita peroleh di sekolah. Hal  ini harusnya bisa kita manfaatkan dengan baik di sekolah.
Namun, sifat alami para remaja adalah tidak mau diatur, dan mau bebas. Hal ini sering menjadi masalah, karena sifat alami ini sendiri bertentangan dengan sifat sekolah yang mengikat. Dan, para guru yang menjadi “pengawas” sering menjadi musuh para murid.
Guru secara umum harusnya adalah “orangtua” kita di sekolah. Seseorang yang membimbing kita, memberi contoh dan tindakan yang baik. Penuntun kita dalam setiap masalah kita dalam pelajaran dan maasalah di sekolah.
Namun terkadang, hal yang harusnya baik ini menjadi momok bagi para pelajar. Sikap perhatian yang diberikan guru sebagi orangtua kita di sekolah ini sering menjadi pengganggu bagi kebebasan para murid.
Mengapa hal yang harusnya baik ini menjadi momok? Jawabannya! Mudah. Karena sifat bebas para remaja. Para remaja tidak mau diatur dan tidak mau dikekang. Hal ini bertentangan karena guru terkadang sering melarang hal yang disukai para siswa atau melarang kebebasan para siswa.
Hal inilah yang mejadi alas an pokok mengapa guru sebagai orangtua kita disekolah sering dianggap menjadi musuh bagi kita dan kebebasan para remaja
Siswa merupakan anak” di sekolah. Kita merupakan sosok anak yang harus patuh dan mematuhi peraturan yang ada di sekolah. Kita harus patuh dan menuruti guru sebagai sosok orang tua kita.Tujuan guru sebenarnya baik. Namun yang bertentangan bukan lah tujuan mereka melainkan cara mereka yang terkadang tidak cocok bagi kita.
Tidak ada guru yang mau menjerumuskan muridnya kearah yang salah. Itu yang harus kita tanamkan dipikiran kita agar bisa merubah mindset Guru sebagai serigala atau musuh bagi kita
Pelajaran apa yang dapat kita ambil dari hal ini? Kita harus berpikiran dewasa dalam suatu hal. Kita harus berpikiran luas dalam menyikapi hal yang kita tidak sukai. Harus berpikiran luas, melihat positif dan negative.
Tidak seperti layaknya para remaja sekarang segala sesuatu dinilai dari negatifnya. Agar kita bisa menjadi dewasa dan dapat meraih apa yang kita inginkan lewat bantuan guru sebagai sosok penuntun bagi kita. ***
Owen XI IIS 4
SMAK Santa Maria
Malang


No comments:

Post a Comment