Wednesday, May 6, 2015

#104 Duniaku

SMAK Santa Maria, di sana aku menempuh pendidikan selama masa SMA. Dan pada tahun ini aku duduk di kelas di bangku kelas 3 SMA. Detik-detik ini aku sedang menunggu pengumuman kelulusan. Hal ini sangat berpengaruh terhadap hidupku. Banyak di antara teman-temanku yang sudah menemukan universitas di mana mereka akan melanjutkan kuliah nantinya. Namun, berbeda denganku, aku masih menunggu jadwal untuk tes masuk Sekolah Tingg Akuntansi Negara (STAN), universitas  milik pemerintah yang diimpikan banyak siswa. Saringan untuk masuk universitas ini pun tidak mudah, banyak tes yang harus dilalui.
Ada banyak aktivitas yang aku lakukan selama beberapa tahun belakangan ini. Namun dari banyak hal yang aku lakukan itu, basket adalah aktivitas yang paling menarik. Bukan hanya seni men-drible bola basket yang ditemukan di sana, melainkan juga canda tawa, kebersamaan dari orang-orang yang entah aku kenal atau tidak, belajar bagaimana harus focus, bersabar, melihat sekeliling, bekerja sama, selalu punya target dan kebesaran hati. Saat bermain basket, dunia terasa hanya menjadi milik aku dan tim-ku.
Sekitar 6 tahun lalu kira-kira aku mulai tergila-gila dengan olahraga ini, tepatnya saat aku duduk di kelas 1 SMP. Aku tentunya tidak langsung menjadi pemain hebat saat itu. Bahkan pada hari pertama aku latihan basket, aku menggunakan celana jeans pendek. Sungguh merupakan kejadian yang lucu saat itu karena saat itu aku memang benar-benar tidak tahu apa itu basket. Dalam perjalanan waktu, aku menemukan banyak suka dan duka hingga akhirnya aku dapat memainkan olahraga ini.
Teman-teman yang belajar basket bersamaku bukanlah pemain basket yang hebat, seperti para pemain NBA. Mereka sama seperti aku, masih belajar dari bawah. Di antara teman-temanku waktu SMP, bisa dikatakan bahwa aku yang memiliki kegigihan yang tinggi dalam belajar basket. Hal ini memacu teman-temanku untuk tidak mau kalah dan bersaing secara sehat denganku. Ada salah satu coach-ku yang pernah berkata: “Di Indonesia olahraga yang paling sering dimainkan adalah sepakbola. Namun, basket adalah salah satu olahraga yang membutuhkan pemahaman yang dalam untuk memainkannya.” Secara tidak langsung perkataan coach-ku ini membuatku merasa bangga bisa bermain basket dengan baik. Suatu kebanggaan dapat memainkan olahraga yang tidak semua orang dapat melakukannya.
Bukan hanya belajar basket, selama 6 tahun menggeluti olahraga ini, aku juga sudah banyak menghasilkan prestasi, mulai dari lingkup kecil sampai besar. Awalnya tim yang kubawa hanya menang di kejuaraan dalam kota. Namun, setelah beberapa tahun, tim-ku bisa mendapatkan juara di kawasan antar kota.
Tidak hanya belajar basket di sekolah, aku juga mengikuti latihan basket di klub basket. Kebetulan sekali bahwa pelatih di klub ini merupakan pelatihku juga saat SMP dulu. Pak Frans adalah pemilik dan sekaligus pelatih kepala di klub ASABA. Beliau mengajarkan begitu banyak hal untukku. Keberhasilanku dalam bermain basket tak lepas dari campur tangan beliau.
Banyak tangan pula yang membuat hidupku berkembang hingga saat ini. Tak hanya di basket, aku juga mengikuti beragam kegiatan sosial di OSIS SMAK Santa Maria dan kegiatan-kegiatan rohani di gereja. Memang benar bahwa ada banyak tantangan yang harus aku lewati untuk terus naik ke “level” selanjutnya. Namun berkat tangan Tuhan, keluarga, saudara, teman dan guru, semua yang kulewati terasa menakjubkan. Karena itu aku sungguh berterima kasih kepada setiap orang yang ikut campur tangan dalam setiap hal dihidupku. “Level”ku tak akan hanya berhenti sampai di sini. Aku berharap untuk dapat terus naik ke “level” yang lebih tinggi dalam setiap aktivitas yang aku lakukan. Harapan itu tentunya bukan hanya untukku, melainkan juga untuk setiap orang yang ada di sekelilingku juga. Aku berharap bahwa setiap kami dapat naik ke “level” yang lebih tinggi dalam setiap hal baik di hidup kami.
Oleh Amanda Sandy Ardilla


No comments:

Post a Comment