Wednesday, May 6, 2015

#102 “Bertolak ke Tempat yang Dalam”


Ø  Ilustrasi
Kisah petualangan seorang putri raja bernama Rapunzel yang terkurung di atas sebuah menara selama bertahun-tahun setelah diculik oleh seorang perempuan tua yang mengaku-ngaku adalah orang tua kandungnya. Semenjak bayi, Rapunzel diculik oleh perempuan tua itu karena ia kecewa setelah bunga di puncak bukit yang ia anggap miliknya diambil oleh prajurit kerajaan begitu saja demi kesembuhan sang ratu yang sedang mengandung dan hampir mati. Bunga yang diambil oleh para prajurit kerajaan itu bukanlah sembarang bunga, melainkan bunga yang dapat membuat seseorang terlihat awet muda, cantik, dan juga bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Anak yang dilahirkan oleh ratu tadi diberi nama Rapunzel.
Selama berada di atas menara, Rapunzel diberi gambaran oleh perempuan tua tadi bahwa dunia di luar menara itu adalah dunia yang kejam, bengis, jahat, kotor, penuh tipu muslihat. Maksudnya supaya Rapunzel tidak berani pergi keluar meninggalkan menara. Segala sesuatu yang berkaitan dengan kebutuhan makanan dan minuman disediakan oleh perempuan tua yang mengaku ibu kandungnya itu. Tetapi hampir setiap tahun Rapunzel melihat ribuan lampion diterbangkan ke udara tiap kali dirinya berulang tahun. Ia pun mulai penasaran, Rapunzel ingin tahu perihal apa dan mengapa ribuan lampion itu selalu diterbangkan setiap tahunnya, terlebih lagi tepat pada saat hari ulang tahunnya.
Sampai pada suatu hari tanpa disengaja, Rapunzel berjumpa dengan seorang pencuri yang melarikan diri dari kejaran prajurit kerajaan karena baru saja mencuri mahkota kerajaan. Ia mengadakan kesepakatan dengan pencuri itu untuk mengantarnya ke tempat di mana ribuan lampion itu diterbangkan saat hari ulang tahunnya. Imbalannya adalah pencuri itu akan mendapatkan kembali mahkota kerajaan hasil curiannya. Untuk pertama kalinya Rapunzel menyentuhkan kakinya pada tanah dan rumput setelah bertahun-tahun lamanya terkurung di atas menara. Di satu sisi Rapunzel takut akan kemarahan perempuan tua itu, ia juga takut terhadap dunia di luar menara yang digambarkan sebagai dunia yang penuh dengan rupa-rupa kejahatan tadi, tetapi di sisi lain ia penasaran dan ingin mencari tahu mengenai ribuan lampion yang diterbangkan setiap tahun tepat pada saat hari ulang tahunnya. Akhirnya ia pun memutuskan untuk mencari tahu, dan akibat dari keputusan ini, hidup Rapunzel akan berubah selamanya. Ia tidak lagi menjadi tawanan perempuan tua yang mengurungnya demi kepentingan dirinya sendiri supaya kelihatan tetap awet muda berkat kehadiran Rapunzel dan rambut ajaibnya.
Ø  Kisah tentang bertolak ke tempat yang dalam dapat kita temukan pada Injil Lukas 5:4
“Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan”.”

Ø  Tempat yang “dalam” di dalam kehidupan kita sehari-hari bisa dipahami sebagai tempat yang penuh dengan tantangan, ancaman, ketidakpastian, tetapi juga mengandung peluang. Banyak orang yang takut, enggan, tidak mau melangkah ke tempat yang dalam karena rasa takut yang ada pada dirinya. Banyak orang hanya mau berhenti pada tempat yang tidak terlalu dalam, karena tempat itu dirasa nyaman, sudah kita kuasai, sedikit mengandung resiko.
Contoh yang dapat kita lihat yaitu mahasiswa kerapkali hanya berhenti menggali pengetahuan sebatas apa yang diajarkan oleh dosen mereka. Tidak berani untuk mengemukakan pendapatnya sendiri sebagai akibat dari studi mendalam terhadap materi kuliah yang diambil, karena takut untuk ditentang, tidak disetujui, ditertawakan, dianggap tidak berkualitas pemikirannya. Selama rasa takut itu menyelimuti diri mahasiswa tadi, selama itu pulalah dirinya tidak akan menemukan hal-hal yang baru di dalam pengetahuan dan keterampilannya.
Ø  Dari kutipan ayat tersebut, kita diminta agar lebih berani dalam menghadapi tantangan dalam hidup dan berani mengambil resikonya tanpa harus merasa takut dan khawatir. Sebab kita percaya bahwa Tuhan selalu beserta kita dan akan menolong kita dalam menghadapi cobaan. Karena jika kita masih merasa takut dan cemas untuk mencoba hal-hal yang baru, kita tidak bisa memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang lebih.

Maria Angela (37) / 140404020111
Universitas Kanjuruhan 
Malang 

No comments:

Post a Comment