Nama : Sepriana M Tubatonung
Bagan Struktur Tokoh
Tokoh : Demokritus
Keluarga :
Orang tua : Nama orang tuannya tidak disebut tetapi Bapaknya dari keluarga terpandang dan Dia juga dikatakan dari Keluarga yang sangat kaya raya. Sehinga pada saat Bapaknya meninggal ia menempuh perjalanan mencari kebijaksanaan, dan mengabdikan warisan ayahnya selama beberapa bgian dari kehidupannya.
Tempat tanggal lahir Tokoh : Demokritos lahir dikota Abdera di pesisir Thrake Yunani Utara, ia hidup kira-kira dari tahun 460 SM, dan Demokritos hidup selama 104 tahun dan meninggal sekitar tahun 370 SM
Obrolan atau interaksi
Siapa saja Yang mempengaruhi
Selain menjadi murid Leukippos, Ia juga belajar kepada Anaxagoras dan Philolaos. Hanya sedikit yang dapat diketahui dari riwayat hidup Demokritos. Banyak data tentang kehidupannya telah tercampur dengan legenda-legenda yang kebenarannya sulit dipercaya. Meskipun ia hidup sezaman dengan Sokrates, bahkan usianya lebih muda, namun Demokritos tetap digolongkan sebagai filsuf pra-sokratik. Hal ini dikarenakan ia melanjutkan dan mengembangkan ajaran atomisme dari Leukippos yang merupakan filsuf pra-sokratik. Ajaran Leukippos dan Demokritos bahkan hampir tidak dapat dipisahkan. Selain itu, filsafat Demokritos tidak dikenal di Athena untuk waktu yang cukup lama. Misalnya saja, Plato tidak mengetahui apa-apa tentang Atomisme. Baru Aristoteles yang kemudian menaruh perhatian besar terhadap pandangan atomisme.
Demokritos dekat dengan Parmenides yang juga mengatakan indera tidak dapat dipercaya dan bahwa manusia harus memihak rasio. Dalam fragmen 125 pancaindera menyapa rasio demikian: “Hai, Rasio yang malang! Engkau menyanggah kami (pancaindera) dengan argumen-argumen yang berasal dari kami sendiri. Dengan menyangkal kami engkau sendiri akan akan jatuh juga.”
Aktifitas Tokuh
Kegiatan yang di lakukan Demokritus adalah dimasa mudanya Ia melakukan perjalanan ke Mesir dan Negara-negara Timur lainnya sehingga menambah luas wawasan serta memperkaya pengetahuannya, di Negeri yang dikunjunginya Demokritos banyak melakukan studi sehingga Dia di pandang sebagai seorang sarjana yang menguasai banyak lapangan keahlian. Pengaruh mazhab Elea dan Pythagoras sangat mencolok dalam pemikirannya, sehingga Anekdit yang hidup di zaman kuno menjulukinya sebagai “Filsuf yang tertawa” sebagai lawan dari Heraklitos “Filsuf yang menangis”.
Karya dari Demokritus adalah seorang teman yang bernama Diogenes Laertius mendaftar banyak karya Demokritos di berbagai bidang, termasuk etika, fisika, matematika, musik dan kosmologi. Dua karya yang lainnya yaitu, the Great World System dan the Little World System
Selain sebagai filsuf, Demokritos juga dikenal menguasai banyak keahlian. Sayangnya, karya-karya Demokritos tidak ada yang tersimpan. Demokritos menulis tentang ilmu alam, astronomi, matematika, sastra, epistemologi, dan etika. Ada sekitar 300 kutipan tentang pemikiran Demokritos di dalam sumber-sumber kuno. Sebagian besar kutipan-kutipan tersebut berisi tentang etika.
Selama karirnya dia juga banyak menulis buku Ilmu semesta seperti ahli filsafat Plato. Dan salah satu buku yang berjudul Lasser World Order, pada masa tuanya dia menghabiskannya dengan menulis dan mengajar
Demokritos juga mewarisi banyak tulisan Filosofis dan pengetahuan Ensiklopedia tentang Alam, struktur dunia, manusia, roh, pengenalan Inderawi, warna, namun hamper semua teks itu hilang, sehingga yang tersisa adalah beberapa Fragmen.
Penutup
Demokritos membedakan pengenalan inderawi dengan pengenalan rasional, pengenalan inderawi tidak benar karena, tidak memberitahukan bagaimana kenyataan itu sendiri. Pancaindera tidak mampu mengamati atom-atom, pengenalan rasional ini memperkenalkan pada realitas yang sebenarnya. Maka, Demokritos dekat dengan Parmenindes yang juga mengatakan indera tidak dapat di percaya dan bahwa manusia harus memihak rasio. Dalam fragmen 125 pancaindera menyapa Rasio demikian: “Hai, rasio yang malang! Engkau menyanggah kami (pancaindera) dengan argument-argumen yang berasal dari kami sendiri dengan menyangkal kami, engkau sendiri akan jatuh juga.
Demokritos juga beranggapan bahwa setiap macam pengenalan itu hanya merupakan proses jasmani saja. Seluruh realitas direduksir menjadi unsure-unsur kuantitatif saja, yakni atom-atom. Bagi Demokritos dan penganut Atomisme, tidak memerlukan pencipta karena atom-atom itu tidak pernah tidak ada. Dunia dilukiskan sebagai suatu system mekanistis, gejala-gejala yang ada tidak lebih merupakan akibat dari perubahan atom-atom.
Daftar pustaka
Berten kees, Sejarah Filsafat Yunani, Kanisius, Yogyakarta, Edisi Revisi, 1989, hal. 62
K. Bertens. 1990. Sejarah Filsafat Yunani. Yogyakarta: Kanisius. Hal.61-66.
*) Mahasiswa STT Yestoya Malang
No comments:
Post a Comment