INDRA NATARU
TUGAS LOGIKA
RENE DESCARTES
BAGAN/STRUKTUR
TOKOH : pasangan Joachim Descartes dan Jeanne lahir di La Haye, Perancis, 31 Maret 1596 – meninggal di Stockholm, Swedia, 11 Februari 1650pada umur 53 tahun),Rene Descartes sering disebut sebagai bapak filsafat modern. Rene Descartes lahir di La Haye Touraine-Prancis dari sebuah keluarga borjuis. Ayah Descartes adalah ketua Parlemen Inggris dan memiliki tanah yang cukup luas (borjuis). Saudaranya, Jeanne, kemungkinkan lahir dalam tahun berikutnya, sementara kakaknya yang bertahan hidup, juga bernama Pierre, lahir pada tanggal 19 Oktober 1591. Klan Descartes adalah keluarga Borjuis yang hampir semuanya berprofesi sebagai dokter dan beberapa menjadi pengacara. Joachim Descartes masuk dalam kategori yang terakhir, berprofesi sebagai pengacara dan menghabiskan sebagian besar karirnya sebagai anggota parlemen provinsi.
OBROLAN/INTERAKSI:
Secara umum, rasionalisme Descartes merupakan pendekatan filosofis yang mengedepankan akal atau rasio sebagai sumber dan pangkal yang subtansial dari pengertian dan pengetahuan. Secara terminologis aliran ini dipandang sebagai aliran yang berpegang pada prinsip bahwa akal harus diberi peranan utama dalam penjelasan. Ia menekankan akal budi (rasio) sebagai sumber utama pengetahuan, mendahului atau unggul atas, dan bebas (terlepas) dari pengamatan inderawi. Oleh karena itu, akal memegang peranan penting dan pangkal dalam segala bentuk mengerti. Rasionalisme menekankan pada kemampuan akal dan menampikkan kemampuan indera dalam mengungkap kebenaran. Sebab, pengetahuan indera dianggap Descartes tidak cukup. Berangkat dari keragu-raguan, Descartes kemudian ingin mencapai kepastian yang selama ini ia cari.
Jika orang ragu-ragu, maka orang kemudian berpikir dan juga tampak dengan segera adanya sebab berpikir itu. Berdasarkan metode keraguan inilah nantinya akan muncul kepastian akan adanya sesuatu yang dipikirkan. Yang kemudian Descartes merumuskannya dalam kalimat dengan istilah dalam bahasa yunani “ cogito ergo sum “, bahasa inggris “ i think that i am for “ yang dalam bahasa indonesia berarti aku berpikir maka aku ada. Hal inilah yang mendasari konsep pemikiran Rene Descartes dalam mengungkap kebenaran yang sesungguhnya. Descartes ingin mencari kebenaran dengan pertama-tama meragukan semua hal. Ia meragukan keberadaan benda-benda di sekelilingnya. Ia bahkan meragukan keberadaan dirinya sendiri. Dan salah satu titik pangkal pemikiran Descartes tertuang dalam argumentasinya tentang subtansi konsep “Cogito ergo sum” kemudian menjadi simbol dan membuktikan bahwa satu-satunya hal yang pasti di dunia ini adalah keberadaan seseorang sendiri. Keberadaan ini bisa dibuktikan dengan fakta bahwa ia bisa berpikir sendiri.
LINGKUNGAN SOSIAL:
Setelah kematian ibu mereka, yang terjadi tidak lama setelah kelahiran René, ketiga anak Descartes dikirim ke nenek dari ibu mereka, Jeanne Sain, untuk dibesarkan di La Haye dan tinggal di sana bahkan setelah ayah mereka menikah lagi pada tahun 1600. Tidak banyak yang diketahui tentang masa kecilnya, tapi René dianggap anak yang sakit-sakitan dan rapuh, begitu parahnya sehingga ketika dia dikirim ke luar kota ke Akademi-Yesuitdi La-Fleche pada hari Paskah tahun 1607. Di mess, René tidak diwajibkan untuk bangun pagi pada jam 5:00, tidak seperti anak laki-laki lain yang diwajibkan melakukan doa pagi namun ia diijinkan untuk beristirahat sampai pukul 10:00 menjelang siang. Di La-Fleche, Descartes menyelesaikan kursus belajar kurikulum Umumdalam Tata-Bahasa dan Retorika dan kurikulum Filosofis dengan kursus dalam ilmu Verbal-Arts (Seni-Verbal) termasuk di dalamnya Tata-Bahasa, Retorika dan Dialektika atau Logika dan Mathematical-Arts (Seni-Matematika) yang terdiri dari Aritmatika, Musik, Geometri dan Astronomi.
Kursus belajar ditutupdenganpelajaran Metafisika,FilsafatAlam dan Etika. Descartes diketahui meremehkan subjek pelajaran yang tidak praktis meskipun memiliki ketertarikkan pada kurikulum Matematika. Tetapi, semua bidang diperhatikan, dia menerima mata pelajaran/keahlian yang membebaskan (Arts-Liberal) yang sangat luas sebelum meninggalkan La-Fleche ditahun1614. Sedikit yang diketahui tentang kehidupan Descartes dari tahun 1614-1618. Tetapi yang diketahui adalah selama tahun 1615-1616 ia menerima gelar dan Lisensi-Hukum-Perdata dan Kanonik ( hukum gerejawi internal yang mengatur Gereja-Katolik ) di Universitas-Poiters. Namun, beberapa spekulasi menyebutkan bahwa selama tahun 1614-1615 Descartes mengalami gangguan saraf di sebuah rumah di luar kota Paris dan bahwa ia tinggal di Paris dari tahun 1616-1618. Cerita ini diambil pada musim panas tahun 1618 ketika Descartes pergi ke Belanda untuk menjadi relawan bagi tentara Maurice-Of-Nassau. Pada rentang waktu inilah dia bertemu dengan Isaac Beekman, yang mungkin merupakan pengaruh terpenting pada awal masa dewasanya. Adalah Beekman yang menghidupkan kembali minat Descartes dalam Ilmu-Pengetahuan dan membuka matanya terhadap kemungkinan menerapkan teknik Matematika ke bidang lain.
AKTIVITAS TOKOH :
Descartes mulai mengenal filsafat, logika, fisika, etika, dan matematika di La fleche ketika berumur 9 tahun. Setelah meninggalkan La Flèche, Descartes melanjutkan pendidikannya ke sekolah hukum di Poitiers sampai tahun 1616. Kemudian Descartes melanjutkan perjalanan hidupnya dengan mengelilingi benua Eropa dan mencari kebenaran yang ingin ia ungkapkan. Hal itu didukung karena Descartes sendiri berasal dari keluarga yang berkecukupan. Selanjutnya tahun 1616 hingga 1628, Descartes terus berupaya mencari ketenangan hidup dari satu negera ke negera lain seperti .Belanda, Bavaria, Honggaria dan bahkan ia sempat mengunjungi Italia, Polandia, Denmark dan negara-negara lainnya yang ada di Benua Eropa. Selama perjalanannya selama beberapa tahun, Descartes kemudian mengumpulkan informasi untuk menemukan kebenaran yang selama ini ia cari.
Dan pada akhirnya Descartes memutuskan menggunakan metodenya dalam suatu percobaan membangun gambaran dunia yang sesungguhnya. Dia kemudian menetap di negeri kincir angin, Belanda dan tinggal di sana selama tidak kurang dari dua puluh satu tahun yang mana descartes menganggap bahwa Belanda adalah negeri menyediakan kebebasan intelektual yang lebih besar ketimbang negara lain. Sekitar tahun 1629 descartes sempat menulis sebuah karya “Rules for the Direction of the Mind” buku yang memberikan garis-garis besar metodenya. Namun karena belum lengkap descartes tidak menerbitkannya. Disinilah Descartes selama rentang waktu yang dilewatinya, Descartes menulis banyak karya ilmiah. Pada Oktober 1649 pula ia pindah ke Stochkholm, Swedia. Hingga pada akhirnya descartes wafat karena penyakit pneumonia yang dideritanya pada tahun 1650.
Karya-karya tokoh
Pengetahuan yang Pasti.
Metodenya ialah dengan meragukan semua pengetahuan yang ada, yang kemudian mengantarkannya pada kesimpulan bahwa pengetahuan yang ia kategorikan ke dalam tiga bagian dapat diragukan.
1.Pengetahuan yang berasal dari pengalaman inderawi dapat diragukan, semisal kita memasukkan kayu lurus ke dalam air maka akan tampak bengkok.
2.Fakta umum tentang dunia semisal api itu panas dan benda yang berat akan jatuh juga dapat diragukan. Descrates menyatakan bagaimana jika kita mengalami mimpi yang sama berkali-kali dan dari situ kita mendapatkan pengetahuan umum tersebut
3.Logika dan Matematika prinsip-prinsip logika dan matematika juga ia ragukan. Ia menyatakan bagaimana jika ada suatu makhluk yang berkuasa memasukkan ilusi dalam pikiran kita, dengan kata lain kita berada dalam suatu matriks.
Dari keraguan tersebut, Descrates hendak mencari pengetahuan apa yang tidak dapat diragukan. Yang akhirnya mengantarkan pada premisnya Cogito Ergo Sum (aku berpikir maka aku ada). Baginya eksistensi pikiran manusia adalah sesuatu yang absolut dan tidak dapat diragukan. Sebab meskipun pemikirannya tentang sesuatu salah, pikirannya tertipu oleh suatu matriks, ia ragu akan segalanya, tidak dapat diragukan lagi bahwa pikiran itu sendiri eksis/ada.
Ontologi Tuhan dan Benda
Berangkat dari pembuktiannya bahwa pikiran itu eksis, filsafatnya membuktikan bahwa Tuhan ada dan kemudian membuktikan bahwa benda material ada.
Descrates mendasarkan akan adanya Tuhan pada prinsip bahwa sebab harus lebih besar, sempurna, baik dari akibat. Dalam pikiran Descrates ia memiliki suatu gagasan tentang Tuhan adalah suatu makhluk sempurna yang tak terhingga. Gagasan tersebut tidak mungkin muncul/disebabkan oleh pengalaman dan pikiran diri sendiri, karena kedua hal tersebut merupakan sesuatu yang tidak sempurna dan dapat diragukan sehingga tidak memenuhi prinsip sebab lebih sempurna dari akibat. Gagasan tentang Tuhan yang ada dalam kepala (sebagai akibat) hanya bisa disebabkan oleh sebuah makhluk sempurna yang menaruhnya dalam pikiran saya, yakni Tuhan.
Setelah membuktikan adanya Tuhan, Descrates membuktikan bahwa benda material itu eksis. Ia menyatakan bahwa Tuhan menciptakan manusia dengan ketidakmampuan untuk membuktikan bahwa benda material itu sejatinya tidak ada. Bahkan Tuhan menciptakan manusia untuk memiliki kecenderungan pemahaman bahwa benda material itu eksis
Metafisika
Bagi Rene Descrates, realitas terdiri dari tiga hal. Yakni benda material yang terbatas (objek-objek fisik seperti meja, kursi, tubuh manusia, dan sebagainya), benda mental-nonmaterial yang terbatas (pikiran dan jiwa manusia), serta benda mental yang tak terbatas (Tuhan).
Ia juga membedakan antara pikiran manusia dan tubuh fisik manusia. Pembagian ini juga mengantarkannya pada pembagian keilmuan. Realitas material sebagai ranah bagi keilmuan baru yang dibawa Galileo dan Copernicus, realitas mental bagi keilmuan dalam bidang agama, etika, dan sejenisnya.
Namun, dualismenya ini juga yang kerap kali menjadi kritikan bagi berbagai filsuf lainnya seperti Barkley misalnya. Problem utama dari dualisme tersebut ialah bagaimana pikiran dan tubuh berinteraksi satu sama lainnya. serta terjebak dalam pilihan ekstrem, baginya benda hidup selain manusia (contoh:hewan) tidak memiliki pikiran dan jiwa, sehingga hanya dipandang sebagai bentuk material sama halnya seperti mesin.
Daftar pustaka
1.https://id.wikipedia/org/wiki/ Rene Descartes
2.https://id.scribd.com/document
3.https://afidburhanuddin.wordpress.com
*) Mahasiswa STT Yestoya Malang
TUGAS LOGIKA
RENE DESCARTES
BAGAN/STRUKTUR
TOKOH : pasangan Joachim Descartes dan Jeanne lahir di La Haye, Perancis, 31 Maret 1596 – meninggal di Stockholm, Swedia, 11 Februari 1650pada umur 53 tahun),Rene Descartes sering disebut sebagai bapak filsafat modern. Rene Descartes lahir di La Haye Touraine-Prancis dari sebuah keluarga borjuis. Ayah Descartes adalah ketua Parlemen Inggris dan memiliki tanah yang cukup luas (borjuis). Saudaranya, Jeanne, kemungkinkan lahir dalam tahun berikutnya, sementara kakaknya yang bertahan hidup, juga bernama Pierre, lahir pada tanggal 19 Oktober 1591. Klan Descartes adalah keluarga Borjuis yang hampir semuanya berprofesi sebagai dokter dan beberapa menjadi pengacara. Joachim Descartes masuk dalam kategori yang terakhir, berprofesi sebagai pengacara dan menghabiskan sebagian besar karirnya sebagai anggota parlemen provinsi.
OBROLAN/INTERAKSI:
Secara umum, rasionalisme Descartes merupakan pendekatan filosofis yang mengedepankan akal atau rasio sebagai sumber dan pangkal yang subtansial dari pengertian dan pengetahuan. Secara terminologis aliran ini dipandang sebagai aliran yang berpegang pada prinsip bahwa akal harus diberi peranan utama dalam penjelasan. Ia menekankan akal budi (rasio) sebagai sumber utama pengetahuan, mendahului atau unggul atas, dan bebas (terlepas) dari pengamatan inderawi. Oleh karena itu, akal memegang peranan penting dan pangkal dalam segala bentuk mengerti. Rasionalisme menekankan pada kemampuan akal dan menampikkan kemampuan indera dalam mengungkap kebenaran. Sebab, pengetahuan indera dianggap Descartes tidak cukup. Berangkat dari keragu-raguan, Descartes kemudian ingin mencapai kepastian yang selama ini ia cari.
Jika orang ragu-ragu, maka orang kemudian berpikir dan juga tampak dengan segera adanya sebab berpikir itu. Berdasarkan metode keraguan inilah nantinya akan muncul kepastian akan adanya sesuatu yang dipikirkan. Yang kemudian Descartes merumuskannya dalam kalimat dengan istilah dalam bahasa yunani “ cogito ergo sum “, bahasa inggris “ i think that i am for “ yang dalam bahasa indonesia berarti aku berpikir maka aku ada. Hal inilah yang mendasari konsep pemikiran Rene Descartes dalam mengungkap kebenaran yang sesungguhnya. Descartes ingin mencari kebenaran dengan pertama-tama meragukan semua hal. Ia meragukan keberadaan benda-benda di sekelilingnya. Ia bahkan meragukan keberadaan dirinya sendiri. Dan salah satu titik pangkal pemikiran Descartes tertuang dalam argumentasinya tentang subtansi konsep “Cogito ergo sum” kemudian menjadi simbol dan membuktikan bahwa satu-satunya hal yang pasti di dunia ini adalah keberadaan seseorang sendiri. Keberadaan ini bisa dibuktikan dengan fakta bahwa ia bisa berpikir sendiri.
LINGKUNGAN SOSIAL:
Setelah kematian ibu mereka, yang terjadi tidak lama setelah kelahiran René, ketiga anak Descartes dikirim ke nenek dari ibu mereka, Jeanne Sain, untuk dibesarkan di La Haye dan tinggal di sana bahkan setelah ayah mereka menikah lagi pada tahun 1600. Tidak banyak yang diketahui tentang masa kecilnya, tapi René dianggap anak yang sakit-sakitan dan rapuh, begitu parahnya sehingga ketika dia dikirim ke luar kota ke Akademi-Yesuitdi La-Fleche pada hari Paskah tahun 1607. Di mess, René tidak diwajibkan untuk bangun pagi pada jam 5:00, tidak seperti anak laki-laki lain yang diwajibkan melakukan doa pagi namun ia diijinkan untuk beristirahat sampai pukul 10:00 menjelang siang. Di La-Fleche, Descartes menyelesaikan kursus belajar kurikulum Umumdalam Tata-Bahasa dan Retorika dan kurikulum Filosofis dengan kursus dalam ilmu Verbal-Arts (Seni-Verbal) termasuk di dalamnya Tata-Bahasa, Retorika dan Dialektika atau Logika dan Mathematical-Arts (Seni-Matematika) yang terdiri dari Aritmatika, Musik, Geometri dan Astronomi.
Kursus belajar ditutupdenganpelajaran Metafisika,FilsafatAlam dan Etika. Descartes diketahui meremehkan subjek pelajaran yang tidak praktis meskipun memiliki ketertarikkan pada kurikulum Matematika. Tetapi, semua bidang diperhatikan, dia menerima mata pelajaran/keahlian yang membebaskan (Arts-Liberal) yang sangat luas sebelum meninggalkan La-Fleche ditahun1614. Sedikit yang diketahui tentang kehidupan Descartes dari tahun 1614-1618. Tetapi yang diketahui adalah selama tahun 1615-1616 ia menerima gelar dan Lisensi-Hukum-Perdata dan Kanonik ( hukum gerejawi internal yang mengatur Gereja-Katolik ) di Universitas-Poiters. Namun, beberapa spekulasi menyebutkan bahwa selama tahun 1614-1615 Descartes mengalami gangguan saraf di sebuah rumah di luar kota Paris dan bahwa ia tinggal di Paris dari tahun 1616-1618. Cerita ini diambil pada musim panas tahun 1618 ketika Descartes pergi ke Belanda untuk menjadi relawan bagi tentara Maurice-Of-Nassau. Pada rentang waktu inilah dia bertemu dengan Isaac Beekman, yang mungkin merupakan pengaruh terpenting pada awal masa dewasanya. Adalah Beekman yang menghidupkan kembali minat Descartes dalam Ilmu-Pengetahuan dan membuka matanya terhadap kemungkinan menerapkan teknik Matematika ke bidang lain.
AKTIVITAS TOKOH :
Descartes mulai mengenal filsafat, logika, fisika, etika, dan matematika di La fleche ketika berumur 9 tahun. Setelah meninggalkan La Flèche, Descartes melanjutkan pendidikannya ke sekolah hukum di Poitiers sampai tahun 1616. Kemudian Descartes melanjutkan perjalanan hidupnya dengan mengelilingi benua Eropa dan mencari kebenaran yang ingin ia ungkapkan. Hal itu didukung karena Descartes sendiri berasal dari keluarga yang berkecukupan. Selanjutnya tahun 1616 hingga 1628, Descartes terus berupaya mencari ketenangan hidup dari satu negera ke negera lain seperti .Belanda, Bavaria, Honggaria dan bahkan ia sempat mengunjungi Italia, Polandia, Denmark dan negara-negara lainnya yang ada di Benua Eropa. Selama perjalanannya selama beberapa tahun, Descartes kemudian mengumpulkan informasi untuk menemukan kebenaran yang selama ini ia cari.
Dan pada akhirnya Descartes memutuskan menggunakan metodenya dalam suatu percobaan membangun gambaran dunia yang sesungguhnya. Dia kemudian menetap di negeri kincir angin, Belanda dan tinggal di sana selama tidak kurang dari dua puluh satu tahun yang mana descartes menganggap bahwa Belanda adalah negeri menyediakan kebebasan intelektual yang lebih besar ketimbang negara lain. Sekitar tahun 1629 descartes sempat menulis sebuah karya “Rules for the Direction of the Mind” buku yang memberikan garis-garis besar metodenya. Namun karena belum lengkap descartes tidak menerbitkannya. Disinilah Descartes selama rentang waktu yang dilewatinya, Descartes menulis banyak karya ilmiah. Pada Oktober 1649 pula ia pindah ke Stochkholm, Swedia. Hingga pada akhirnya descartes wafat karena penyakit pneumonia yang dideritanya pada tahun 1650.
Karya-karya tokoh
Pengetahuan yang Pasti.
Metodenya ialah dengan meragukan semua pengetahuan yang ada, yang kemudian mengantarkannya pada kesimpulan bahwa pengetahuan yang ia kategorikan ke dalam tiga bagian dapat diragukan.
1.Pengetahuan yang berasal dari pengalaman inderawi dapat diragukan, semisal kita memasukkan kayu lurus ke dalam air maka akan tampak bengkok.
2.Fakta umum tentang dunia semisal api itu panas dan benda yang berat akan jatuh juga dapat diragukan. Descrates menyatakan bagaimana jika kita mengalami mimpi yang sama berkali-kali dan dari situ kita mendapatkan pengetahuan umum tersebut
3.Logika dan Matematika prinsip-prinsip logika dan matematika juga ia ragukan. Ia menyatakan bagaimana jika ada suatu makhluk yang berkuasa memasukkan ilusi dalam pikiran kita, dengan kata lain kita berada dalam suatu matriks.
Dari keraguan tersebut, Descrates hendak mencari pengetahuan apa yang tidak dapat diragukan. Yang akhirnya mengantarkan pada premisnya Cogito Ergo Sum (aku berpikir maka aku ada). Baginya eksistensi pikiran manusia adalah sesuatu yang absolut dan tidak dapat diragukan. Sebab meskipun pemikirannya tentang sesuatu salah, pikirannya tertipu oleh suatu matriks, ia ragu akan segalanya, tidak dapat diragukan lagi bahwa pikiran itu sendiri eksis/ada.
Ontologi Tuhan dan Benda
Berangkat dari pembuktiannya bahwa pikiran itu eksis, filsafatnya membuktikan bahwa Tuhan ada dan kemudian membuktikan bahwa benda material ada.
Descrates mendasarkan akan adanya Tuhan pada prinsip bahwa sebab harus lebih besar, sempurna, baik dari akibat. Dalam pikiran Descrates ia memiliki suatu gagasan tentang Tuhan adalah suatu makhluk sempurna yang tak terhingga. Gagasan tersebut tidak mungkin muncul/disebabkan oleh pengalaman dan pikiran diri sendiri, karena kedua hal tersebut merupakan sesuatu yang tidak sempurna dan dapat diragukan sehingga tidak memenuhi prinsip sebab lebih sempurna dari akibat. Gagasan tentang Tuhan yang ada dalam kepala (sebagai akibat) hanya bisa disebabkan oleh sebuah makhluk sempurna yang menaruhnya dalam pikiran saya, yakni Tuhan.
Setelah membuktikan adanya Tuhan, Descrates membuktikan bahwa benda material itu eksis. Ia menyatakan bahwa Tuhan menciptakan manusia dengan ketidakmampuan untuk membuktikan bahwa benda material itu sejatinya tidak ada. Bahkan Tuhan menciptakan manusia untuk memiliki kecenderungan pemahaman bahwa benda material itu eksis
Metafisika
Bagi Rene Descrates, realitas terdiri dari tiga hal. Yakni benda material yang terbatas (objek-objek fisik seperti meja, kursi, tubuh manusia, dan sebagainya), benda mental-nonmaterial yang terbatas (pikiran dan jiwa manusia), serta benda mental yang tak terbatas (Tuhan).
Ia juga membedakan antara pikiran manusia dan tubuh fisik manusia. Pembagian ini juga mengantarkannya pada pembagian keilmuan. Realitas material sebagai ranah bagi keilmuan baru yang dibawa Galileo dan Copernicus, realitas mental bagi keilmuan dalam bidang agama, etika, dan sejenisnya.
Namun, dualismenya ini juga yang kerap kali menjadi kritikan bagi berbagai filsuf lainnya seperti Barkley misalnya. Problem utama dari dualisme tersebut ialah bagaimana pikiran dan tubuh berinteraksi satu sama lainnya. serta terjebak dalam pilihan ekstrem, baginya benda hidup selain manusia (contoh:hewan) tidak memiliki pikiran dan jiwa, sehingga hanya dipandang sebagai bentuk material sama halnya seperti mesin.
Daftar pustaka
1.https://id.wikipedia/org/wiki/ Rene Descartes
2.https://id.scribd.com/document
3.https://afidburhanuddin.wordpress.com
*) Mahasiswa STT Yestoya Malang
No comments:
Post a Comment