Wednesday, December 23, 2015

#226 Ranting Kecil

REMINDER : 🌺 EMPAT RANTING HIJAU 🌺 Pepatah Tiongkok mengatakan : “Jika anda menyimpan sebatang ranting hijau di dalam hati, maka burung-burung akan datang dan berkicau di sana.” Artinya , jika kita menyimpan hal2 baik di dalam hati, maka sukacita dan kebahagiaan akan selalu hadir dalam hidup kita. Untuk itu ada empat ranting hijau yang harus kita simpan di dalam hati. : 1⃣ RANTING HIJAU KEBAIKAN Untuk menjadi org yg selalu bahagia, maka kita harus menanam kebaikan kepada semua org. Ranting hijau kebaikan akan memberi kebahagiaan tersendiri, terutama ketika kita menolong org yg sedang tertekan dengan hati yg tulus ikhlas. 2⃣ RANTING HIJAU PENGAMPUNAN Kita akan merasa bahagia ketika melepaskan pengampunan. Ranting hijau pengampunan akan memberi kelegaan yg mendalam, ketika kita mengampuni orang lain. Terlepas dr kita atau org lain yg bersalah, yg pasti ketika pengampunan dari dalam hati, maka sukacita besar akan terpancar dr hidup kita. 3⃣ RANTING HIJAU ANTUSIAS Ranting hijau antusias akan menjadi pusat perhatian “burung-burung” bersuara merdu. Kebahagiaan dan keberhasilan akan hadir di hidup orang-orang yg antusias. Krn di mana ada antusias, di sana ada semangat. Di mana ada semangat di sana ada keinginan untuk segera menyelesaikan tugas dan tanggung jawab dengan sepenuh hati. Jadi, jalani hidup ini dengan antusias yang tinggi. 4⃣ RANTING HIJAU SYUKUR. Jika ranting hijau syukur ada di dlm hati kita, maka ranting-ranting kering seperti rasa benci, kesal, bersungut-sungut dan kepedihan akan segera patah. Rasa syukur akan mendatangkan lebih banyak berkat dlm hidup kita. Rasa syukur adalah pengakuan bahwa semua hal yg kita terima hari ini berasal dari Tuhan dan kita berserah penuh di dlm jalan dan kehendakNYA. Peliharalah agar ranting syukur ini tetap menghijau di dlm hati kita. 🌺 Org yg menyimpan "empat ranting hijau" ini di dlm hatinya niscaya akan dapat merasakan kebahagiaan dlm kehidupan ini. Amin. Selamat Pagi SAHABATku Selamat berLibur..GBU *) Sumber : WA

#225 Fenomena Ojeck : Tinjauan Sosiologis

KENAPA TUKANG OJEK DI GOJEK BISA MENDAPATKAN INCOME HINGGA 10 JUTA PER BULAN ? Sejumlah media menulis kisah yang menggugah. Jika tekun menarik order, seorang tukang ojek di Gojek bisa mendapatkan income hingga Rp 10 juta per bulan. Sebuan pencapaian yang sangat mengesankan. Terutama untuk profesi yang selama ini dianggap kelas pinggiran. Kisah tentang Gojek adalah narasi tentang social innovation, keajaiban teknologi aplikasi, dan kejeniusan ilmu supply chain management. Mari kita bedah satu demi satu dengan renyah. Sejatinya GOJEK adalah perusahaan penyedia jasa transportasi yang berbasis pada kekuatan magis teknologi aplikasi. The power of Apps. Salah satu sumber inefisiensi layanan tukang ojek adalah masa ngetem yang terlalu lama. Idle time kalau dalam bahasa supply chain management. Waktu kosong yang hilang sia-sia. Gojek dengan kekuatan aplikasinya yang real time mampu memotong masa tunggu itu (ngetem untuk dapat order) dengan dramatis. Ribuan calon pelanggan yang telah mendownload aplikasi Gojek yang user friendly – dibuat untuk mudah melakukan pemesanan order pengiriman (entah jasa antar orang, dokumen atau barang). Lantas ribuan order yang terkumpul itu, di-distribusikan oleh Gojek ke ribuan armadanya, yang berada pada titik paling dekat dengan yang memberi order, secara real time, seketika. Proses ini berlangsung secara kontinyu, real time. Dengan proses seperti itulah, maka level produktivitas pengojek naik secara sangat signifikan. Dengan kekuatan ajaib aplikasi yang bersifat real time, masa tunggu pengojek bisa ditekan hingga nyaris titik nol. Apa yang terjadi saat produktivitas naik secara dramatis. Otomatis, income juga bisa melesat ke level yang tak terbayangkan. Just In Time Inventory. Ini adalah prinsip legendaris perusahan-perusahaan hebat Jepang seperti Toyota. Saat masa tunggu inventory bisa dibuat menjadi zero. Dan persis prinsip seperti itulah yang diterapkan oleh Gojek dengan kekuatan aplikasinya. Hasilnya adalah keajaiban : "Seorang tukang ojek bisa mendapat income 10 juta per bulan". Gojek mungkin contoh keindahan inovasi sosial berbasis teknologi, bagaimana kekuatan aplikasi (digital apps) bisa dimanfaatkan untuk memberdayakan ekonomi kaum kelas pinggiran (tukang ojek). Ya, niatan untuk mengentaskan kemiskinan memang tidak diperoleh dengan demo, spanduk, rapat di gedung parlemen atau teriak-teriak di jalanan. Kekuatan sebuah aplikasi yang jenius acap jauh lebih powerful dari itu semua. This is the beauty of digital technology. Namun inovasi sosial yang jenius dari Gojek ini mendapatkan tantangan dari DUA KEKUATAN. Dan keduanya bisa menghancurkan bisnis Gojek. Yang pertama adalah resistensi dari para TUKANG OJEK PANGKALAN. Ini adalah potret muram dari proses inovasi teknologi, bagaimana kekuatan otak (kemudahan teknologi digital ) harus berhadapan dengan kekuatan otot yang enggan menerima proses perubahan zaman. Dan kita tahu, pertempuran melawan kekuatan otot acap jauh lebih melelahkan dibanding harus bertarung melawan kekuatan otak. Proses inovasi teknologi memang kadang justru gagal karena masyarakatnya sendiri secara sosiologis tidak siap menerima perubahan. Fenomena yang juga lazim terjadi dalam berbagai kisah perubahan korporat (corporate transformation process). Status quo dan comfort zone kadang menjadi dua algojo yang acap sukses menjegal potensi kekuatan inovasi. Kekuatan kedua yang juga bisa merobohkan bisnis Gojek datang dari rival yang tak kalah menggetarkan. Yakni "GRAB BIKE". Perusahaan yang sama dengan Gojek, namun datang dari pengusaha Malaysia. Dan dengan dukungan modal hingga 2.5 triliun. Dengan dukungan dana nyaris tak terbatas itu, Grab Bike langsung meletuskan amunisi peperangan. Mereka segera meluncurkan “predatory pricing war”. Tarif promosi ojek Grab Bike hanya Rp 5 ribu kemana saja (tarif promosi Gojek 10 ribu, dan kini sudah naik ke 15 ribu). Grab Bike juga memberikan upah ke pengojeknya 90% dari total order, sementara Gojek hanya 80%. Grab Bike juga memberikan program berangkat umroh kepada pengojeknya yang berprestasi (akhirnya tukang ojek juga bisa naik umroh. Bukan hanya tukang bubur). Perlawanan keras dari Grab Bike itu segera membuat Gojek agak gentar. Pricing war yang berkepanjangan pada akhirnya bisa membuat keduanya malah bangkrut. Bisnis memang kadang brutal dan tak kenal ampun. Kita tidak tahu apakah Gojek akan bisa mengatasi perlawanan dari dua dimensi yang berbeda itu dengan sukses (resistensi dari ojek pangkalan dan rivalitas bisnis dengan Grab Bike). Btw, pendiri Gojek sendiri, NADIEM MAKARIM, bukan anak muda sembarangan. Pria muda Jakarta ini alumnus Harvard Business School (sekolah bisnis terbaik di muka bumi). Dengan mudah Nadiem sebenarnya bisa melamar kerja di Wall Street dengan gaji puluhan ribu dollar per bulan. Namun ia memilih pulang ke tanah airnya, demi membangun bisnis yang memberdayakan kaum kelas pinggiran. Melalui kekuatan aplikasi digital. Jajaran manajemen dan pendiri Gojek lainnya juga diisi oleh para alumnus dari sekolah bisnis hebat seperti University of Chicago. Dan rata-rata pernah bekerja di perusahaan kelas dunia. Dari sisi kualitas, SDM yang menduduki peran kunci di Gojek sebenarnya setara dengan mutu SDM di perusaahaan top seperti Google, Microsoft ataupun IBM. Mereka secara kolektif adalah one of the best management brains di tanah air. Jika bisnis Gojek berhasil, dampak mereka dalam memberdayakan ekonomi kaum kelas pinggiran bisa sangat mengesankan. Welcome to Digital Innovation. Everyone is Invited. *) Sumber : WA

Monday, December 14, 2015

#224 Kecerdasan Verbal "4M"


Kecerdasan Verbal "4M"

Sering terdengar orang menggerutu, mencela, mengumpat, mengutuk. Atau mungkin Anda dan saya pelakunya.

Itu semua bisa dikatakan sebagai "4M". Anda mungkin mencampuradukan ke 4 nya. Sesungguhnya berbeda. Dan tentu Anda tidak ingin berlama lama dalam arus tersebut.

" 4M"
Menggerutu contohnya kerja cape cape dapat HR hanya segini. Masakan koq rasanya asinnnn. Ga datang aku, palingnya gitu gitu aja?!

Mencela seperti ini bajumu jelek, kamu ga pantes pakai sepatu itu. Kamu memang ga becus. Kegiatannya monoton.

Mengumpat misal manusia ga punya otak. Begitu kalo otak udang. Matamu dimana see?? Untung kamu masih dipelihara.

Mengutuk atau bahasa lainnya sumpah serapah, lihat nanti kamu akan jadi orang yang ... Tidak bakalan bisa sampai kapan pun..

Diatas merupakan "4M" dengan kategori berbeda-beda tetapi memiliki makna sama yaitu menghakimi orang lain. Situasi tertekan, kondisi carut marut memungkinkan setiap orang melakan hal tersebut.

Namun sesungguhnya "4M" merupakan bentuk ketrampilan verbal. Ketrampilan verbal sejatinya merupakan satu bentuk ketrampilan tersendiri. Hanya muatannya adalah negatif, destruktif, intimidatif.
Lalu bagaimana? Apakah tetap mempertahakan "4M" negatif ataukah digeser ke positif.

Menggseser
Baik jika mau digeser ke "4M" positif. Titik baliknya begini. Tahu atau sadarkah bahwa jika Anda sering, selalu, kerap mengungkapkan "4M" negatif, Anda pun demikian adanya.

Karena sangat mungkin, Anda ada dan hidup dengan lingkungan dalam intensitas "4M" negatif sangat tinggi. Maka hal tersebut masuk, terekam dalam otak bawah sadar.

Untuk itu mulailah menggeser "4M" negatif ke positif. Hal sederhana dilakukan adalah menganti inventaris kosa kata negatif ke kata kata positif.

Menggerutu diganti mengucap syukur. Meskipun aku makan sedikit tapi masih lebih baik. Untungnya aku berangkat naik angkot sehingga ga terlambat.

Mencela diganti memuji. Pada dasarnya kamu mampu mengerjakan, ditambah sedikit cara baru hasilnya akan lebih. Penampilan kamu sudah ok koq, gerakkanmu lebih variatif, tentu lebih menarik.

Mengumpat diganti memotivasi.  Sesungguhnya kemampuanmu melebihi batas itu. Kamu masih punya kesempatan meraihnya. Selama kamu mau pasti ada cara lain.

Mengutuk diganti memberkati. Semoga kesehatanmu membaik. Kehidupanmu makin sejahtera. Usahamu dilancarkan.

Itu tadi realitas sosial. Namun masih ada cara lain untuk membuat lebih baik, lebih bermanfaat. Setiap usaha kecil demi kebaikan selalu memiliki manfaat lebih besar, daripada menggerutui suatu keadaan.

Gandekan, Rapotan Tk Kls A, 8.52

Thursday, December 10, 2015

#223 John C. Maxwell: Agar Tidak Berhenti Sebelum Mulai

Agar Tidak Berhenti Sebelum Mulai


Perjalanan Thomas Edison memang enak didengar. Namun lebih asyik membaca sedikit jalan hidupnya.

Kehidupan Thomas Edison penuh dengan kejutan. Ketika menceritakan kesuksesannya, ia berkata: Faktor terpenting dalam menghasilkan penemuan bisa digambarkan dengan beberapa kalimat. 1) seseorang harus memiliki pengetahuan khusus sesuai dengan apa yang ingin dicapainya. 2) Ia harus memfokuskan pikiran dengan tekun pada tujuan itu dan mulai mencari apa yang diinginkannya, serta mrmanfaatkan semua pengetabuan akan budang yang digelutinya, baik yang dimilikinya atau diperoleh dari orang lain. 3) Ia harus terus mencari, berapa kali pun ia dikecewakan. 4) Ia harus menolak untuk dipengaruhi fakta bahwa orang lain mungkin pernah melakukan hal yang sama namun gagal. 5) Ia harus tetap memegang teguh pemikiran bahwa jalan keluar dari masalahnya ada di suatu tempat, dan ia akan menemukannya.

Ketika seseorang memutuskan untuk mengatasi semua masalahnya, awalnya ia mungkin akan menghadapi perlawanan yang keras. Namun jika ia tetap bertahan dan terus mencari, ia pasti akan menemukan jalan keluar. Masalah kebanyakan orang adalah bahwa mereka berhenti sebelum memulai.
(John C. Maxwell, The Winning Attitude, April 2012, h. 158)

#222 Hebat: Pikiran Hati dan Tindakan



PTK : Pikiran Hati Tindakan

Hebat lhoo pikiran hati dan tindakan manusia saat dikorelasikan!

Mari kita melihat beberapa dimensi dalam diri manusia. Dimensi manusia dikategorikan menjadi tiga yaitu pikiran, hati dan tindakan.

Pikiran adalah suatu "alat" dalam diri manusia yang dipakai untuk berpikir. Berpikir merupakan proses menentukan perlu atau tidak. Bertindak atau diam. Penting tidak penting.

Hati ialah "sesuatu" yang hanya dipunyai oleh manusia. Hati dipakai untuk merasa-rasakan selama berelasi dengan lingkungan sosial. Merasa-rasakan untuk menghormati menghargai martabat manusia.

Tindakan adalah suatu aktivitas dengan memiliki tujuan tertentu. Aktivitas baik dilakukan seorang diri maupun bersama sama. Atau, aktivitas dilakukan seorang diri dengan kelompok.

Pikiran-haTi-tindaKan disingkat PTK jika berdiri sendiri maka masing-masing bekerja sesuai peran. Pikiran bekerja sendiri, hati berjalanan sendiri dan tindakan berproses sendiri.

Akan memiliki hasil berbeda ketika ketiganya dikorelasikan. Saat ketiganya  dikorelasikan hasilnya ialah beberapa formula.

Mari mencermati beberapa formula hasil korelasi PTK sebagai berikut:
1) P+ x H+ x T+
2) P+ x H+ x T-
3) P+ x H- x T+
4) P+ x H- x T-
5) P- x H- x T-
6) P- x H+ x T+
7) P- x H+ x T-
8) P- x H- x T+

Itulah beberapa formula PTK. Lalu simbul positif (+) artinya bermanfaat, berguna, kemajuan atau lainnya. Simbul negatif (-) diposisikan sebagai hal-hal yang merusak, melemahkan, atau sejenisnya.

Bagaimana uraian tiap formula dan apa hasil tiap formula? Tunggu uraian berikutnya.




Tuesday, December 8, 2015

#220 Aneh?! Pelatian koq Menulis



Yuukk ikut pelatian menulis? Menulis saja koq dilatih! Memang bagi sebagian orang latian menulis adalah hal aneh. Seaneh pelatih dan yang mau ikut. Pelatian ini bukan sekedar menulis tetapi menulis kreatif. 

Bertempat di Universitas Katolik Widya Karya Malang pada tanggal 4/12/2015 para mahasiswa ikut pelatian menulis kreatif. Pelatian menulis kreatif dilatar belakangi ingin mengembangkan ketrampilan menulis. Sehingga bertujuan agar karya tulis mahasiswa lebih bernilai berbobot dan bermanfaat.

Sebetulnya tidak ada faktor penghambat dalam menulis. Mengapa? Karena empat indikator proses menulis sudah ada dan tersedia. Keempat indikator tersebut, 1) otak. Otak sebagai wadah berpikir dalam keadaan baik sehat dan pintar. 2) peristiwa. Peristiwa adalah suatu kejadian sebagai bahan penulisan. Apa pun dimana pun peristiwa merupakan bahan mentah menulis.

3) Alat. Kemajuan teknologi memudahkan setiap orang untuk menuangkan ide, gagasan, buah pikir. Hampir tiap orang punya smartphone. Benda tersebut sangat membantu proses menuangkan ide gagasan saat ini juga. Tidak perlu bawa lap top atau bahkan komputer.

4) Media. Media adalah sasaran media cetak yang menjadi sasaran tulisan dikirimkan. Makan banyak media menerima kiriman tulisan.

Keempat hal tersebut sudah tersedia hanya bagaimana merangkai dan memulai, hal tersulitnya. Demikian pula pertanyaan peserta sulit memulai menulis.

Jawaban sederhananya ialah mulai saja hal hal dalam pikiran. Memikirkan judul itu nanti saja. Tulis saja hal hal terkait peristiwa sesuai prinsip 5W1H.

Menulis merupakan salah cara agar proses berpikir terkendali terarah terwujud. Memang sa Ini hanya berpikir berpikir menulis paling di status. Tidak apa apa.

Setelah ikut pelatihan ini lebih dikendalikan diarahkan menjadi tulisan bersifat edukatif produktif dan kreatif. Sehingga tulisan memiliki nilai manfaat bagi orang lain khususnya pembaca.
Spiritnya ialah anda menuliskan bagi orang lain agar lebih tahu wawasan lebih luas, membaca tulisanmu pembaca memiliki sudut pandang baru.

Bahkan menulis kreatif itu menuliskan hal sederhana, sepele bahkan menjadi bernilai, bermakna. Setelah membaca tulisan tersebut pembaca ...wooooo. Iyaaa iyaaa. Betul juga.

Maka keberanian dan kemauan untuk segera memulai dan menulis menulis harga yang tidak bisa ditawar.

Mahasiswa diberi tantangan untuk mengirimkan tulisan ke salah satu media cetak regional.


#221 John C. Maxwell: Cara Pikir Pemimpin Level 1


Pemimpin pada dasarnya memiliki tingkatan. Tiap tingkatan mempunyai cara berpikir.  Berikut ini cara berpikir Pemimpin Level 1.


Pemimpin Level 1 berpikir:

Dari atas ke bawah- Jabatan saya lebih tinggi dari jabatan Anda.

Memisahkan - Jangan sampai bawahan mendekati saya.

Berpura-puralah - Hingga saya tidak lagi perlu berpura-pura karena hal ini telah menyatu dengan diri saya.

Menunjukkan Kekuatan - Jangan sampai mereka melihat saya kepayahan.

Dengan Egois - Anda ada di sini untuk membantu saya.

Menggunakan Kekuasaan - Saya menentukan masa depan Anda.

Menakut-nakuti - Lakukan ini atau Anda tidak boleh ada di sini!

Sesuai Peraturan - Peraturannya mengatakan ....

(John C. Maxwell, How Successful People Lead, h. 56, 2013)

Wednesday, December 2, 2015

#219 Apa Bahan Menulis?

Mau nulis apa? Itulah ketidakpekaan, ketidakterbukaan, ketidakmengertian bahkan tidak mau tahuan sehingga mengalami kesulitan  mencari menemukan bahan penulisan.

Prinsip menulis liputan bahwa si penulis "ada disitu." Maksudnya "ada disitu" melihat mengamati mencari tahu. Metode mencari tahunya pastilah 5W1H.

Apa sajakah bahan bahan tulisan itu? Bisa berupa makanan. Suatu acara/even. Peristiwa. Lokasi. Sosok. Atau hal hal positif lainnya.

Hal positif tersebut harus dimasukkan dalam kerangka berpikir penulis. Penulis selalu memiliki pemikiran bahwa "tidak semua orang ada atau tahu yang anda ketahui." Lalu, hal tersebut penting ditulis dan perlu dipublikasikan.

Beberapa contoh liputan bisa dipakai sebagai pedoman awal. Namun tidak menutup ke mungkinan hal baru.

Sebagai contoh. Kegiatan komunitas, entah sebagai anggota atau bukan bisa melakukan liputan. Bisa diakses dialamat (http://surabaya.tribunnews.com/2015/11/27asyiknya-kencan-dengan-si-garang-manja-musang-bulan).

Contoh lain makan. Bisa menjadi bahan liputan untuk makanan bisa alasan, makanan baru, cara penyajian baru, bahan baru, cara masak baru. Sebagai contoh bisa diakses(http://surabaya.tribunnews.com/2015/11/27gulat-nikmat-dengan-bakso-tenis-gresik).

Bahan liputan juga bisa dari kegiatan lembaga pendidikan. Baik kegiatan kelembagaan atau pun peserta didik. Untuk contoh bisa diakses http://surabaya.tribunnews.com/2015/11/20/yuk-bermain-bahasa-indonesia). Diakses lainnya http://surabaya.tribunnews.com/2015/11/29/jika-guru-guru-kembali-menjadi-pandu).

Yang bahan liputan ialah rekreasi sederhana dapat diakses di http://surabaya.tribunnews.com/2015/11/20/car-free-day-ala-um).

Lain lagi bahan liputan yaitu sosok. Sosok tentu berupa kegiatan atau presentasi oleh seseorang sebagai narasumber. Bisa diakses di http://surabaya.tribunnews.com/2015/11/30/mencuri-sukses-ala-eloy).

Materi lainnya ialah seminar, bazar, pameran, tempat wisata baru ataupun wahana baru. Ternyata banyak hal bisa dijadikan bahan liputan.

Mindset tidak semua orang ada dimana ada berada maka publikasikan agar makin banyak orang tahu yang anda tahu.

Ayoooo cari tahu ada kegiatan apa dan lakukan liputan lalu publikasikan....

#218 Konstruksi Liputan 5W1H


Rumus Liputan 5W1H

Dalam setiap penulisan liputan memiliki konstruksi. Konstruksi ini sangat mempengaruhi keakuratan, kedalaman dan kemenarikan liputan.

Apa dan seperti apa konstruksi liputan?

Secara garis besar konstruksi liputan dibagi menjadi tiga bagian. Bagian A) pintu, bagian B) Isi, dan bagian C) penutup.  Bagian bagian tersebut memiliki isi berbeda dan memiliki kekuatan.

Kupasan tiap bagian adalah sebagai berikut. Bagian A disebut "Pintu." Disebut pintu karena bagian ini sangat penting bagi suatu tulisan dibaca sampai tuntas ataukah hanya sampai disini saja. Bagian ini cukup terdiri dari beberapa kalimat saja. Tetapi dikemas agar menarik dan mengimajinasikan keseluruhan tulisan utuh. Memang agak sulit tetapi perlu dilatih. Serta, pembaca mendapatkan informasi apa saja.

Bagian B disebut "Isi." Karena bagian ini mendeskripsikan berbagai hal. Tentu berkaitan dengan materi liputan. Bagian isi menguraikan syarat liputan yaitu 5W1H. What/ apa, apa yang diliput. Who/ siapa, subjek liputan. When/ kapan, terkait waktu terjadinya. Ini menyertakan tgl,bln, thn. Where/ dimana. Letak/lokasi liputan. Why/ mengapa, ini mendeskripsikan alasan. Dan, How/ bagaimana, peristiwa berlangsung.

Bagian Isi juga menyertakan hasil wawancara dengan beberapa pihak. Pihak pihak tentu terkait dengan peristiwa tersebut. Artinya meminta tanggapan, penjelasan, dari beberapa pihak. Hal ini membuat liputan makin mendalam dan objektif.

Bagian Penutup, pada bagian ini mendeskripkan keseluruhan liputan. Bisa dalam bentuk hal wawancara ataukah dari penulis liputan.

Itulah Rumusan Dasar 5W1H dalam membuat liputan. Bagaiman lebih lebih dalam?

Tunggu kupasan berikutnya!!! Salam Menulis..

Tuesday, December 1, 2015

#217 Menulis


Pengantar
Menulis. Siapa tidak pernah menulis? Istilah menulis dijaman gadget adalah mengetik. Namun saya tetap menggunakan kata menulis meskipun identik dengan menulis tangan.

Hal Menulis
Ada beberapa jenis menulis. Asal menulis, iseng2 seperti up date status tidak jelas. Menulis kewajiban, seperti notulensi. Menulis alay, seperti kata kata baper. Menulis diri sendiri, seperti buku harian. Menulis ide, menuangkan gagasan sesuai sudut pandang. Menulis produktif, menulis bertujuan untuk pembaca. Pembaca memiliki nilai manfaat.
Lalu, bagaimana memulai untuk menjadi penulis? Ada beberapa tahapan perlu dilakukan. Yaitu membuka, mengangkat, mengolah dan membagikan.
Membuka adalah aktivitas diri bertujuan membuka pikiran, otak, hati untuk memulai menuangkan pikiran, otak dan hati. Ajaklah pikiran, otak dan hati untuk terbuka agar membantu dalam proses menulis.
Mengangkat adalah aktivitas berbagai macam pengalaman, pengetahuan, dan penilaian untuk dimunculkan. Bisa jadi selama ini tersimpan. Tiap orang memiliki , pengetahuan meskipun berbeda tingkatan.
Mengolah adalah aktivitas merangkai, merajut, huruf demi huruf menjadi kata. Merangkai merajut kata demi kata menjadi kalimat. Merangkai merajut kalimat demi kalimat menjadi alinea.
Membagikan adalah aktivitas menyebarluaskan tulisan. Tulisan hendaknya dibagikan. Berbagai media tersedia dalam tahap membagikan.
Itulah Empat M dalam menulis. Muncul pertanyaan, apa manfaat menulis?

Sisi Lain Menulis
Ada nilai guna akademik, intelektual, sosial, ekonomi, aktualisasi diri, spiritual dan profesi. Tiap nilai guna menulis memiliki kupasan berbeda. Maka pemilihan tujuan menulia penting dilakukan sejak awal. Tujuan menulis untuk apa? Hendak dipakai untuk apa? Bagian ini penting untuk dieksekusi.
Setiap karya hendaknya memiliki konstruksi. Bagaimana kontruksi tulisan sangat menentukan minat pembaca. Konstruksi jelas tegas dan pembagian tepat membawa pembaca pada konstruksi berpikir pembaca. Sebaliknya, jika konstruksi tulisan kacau maka pembaca pun enggan membacanya. Jelaslah bahwa konstruksi tulisan menggambarkan konstruksi berpikir penulis.
Tiap tulisan memiliki konstruksi. Konstruksi ini merupakan acuan, arahan dan panduan bagi penulis. Tujuannya agar tulisan konsisten tajam fokus pada materi tertentu. Menghindari pembahasan diluar konstruksi.

Penutup
Ada syarat baku dalam menulis. Jika menulis liputan apa pun jenisnya unsur 5w1h wajib ada. Yaitu what, who, when, where, why dan how.
Menulis kreatif merupakan sarana bagi memgundang peluang dan membuka peluang bagi hal hal tidak terduga sebelumnya. Jika siap jadi penulis siapkan Rumus Menulis Menulis dan Menulis.
Salah satu semboyan "dengan menulis maka saya ada."
*) Disampaikan untuk Mahasiswa Universita Katolik Widya Karya Malang, 4 Desember 2015