Sunday, April 15, 2018

426 Meneropong Plato Bermetode BOLA



Mega Selvian 


PLATO


BAGAN/STRUKTUR
Plato dilahirkan sekitar tahun 428/427 SM di Athena. Dan meninggal di sana pada tahun 347 SM. Dalam usia 80 tahun. dia berasal dari keluarga bangsawan ayahnya bernama Ariston ibunya bernama Prictione. Plato memiliki dua saudara (Adimantes dan Glaukon ) serta satu saudari (Potone). Saat Plato lahir, Athena merupakan sebuah Kota yang paling berkuasa di Yunani dengan sistem demokrasi. Kekuatan militer dan maritimnya nomor satu, kultur intelektual dan artistiknya jauh mengatasi polis-polis lain di Yunani. Dia masih muda ketika Athena kalah perang, dan dia menunjuk sistem demokrasilah penyebab kekalahan itu.

OBROLAN / INTERAKSI
Pengaruh Socrates makin hari makin mendalam padanya, ia menjadi murid Sokrates yang setia sampai pada akhir hidupnya Sokrates tetap menjadi pujaannya. Dalam segala karangannya yang berbentuk dialog, bersoal jawab. Sokrates kedudukannya sebagai pujangga yang menuntun, dengan cara begitu ajaran Plato tergambar keluar melalui mulut Sokrates. Setelah pandangan filosofinya sudah jauh menyimpang dan sudah lebih lanjut dari pandangan gurunya. Sokrates digambarkannya sebagai guru bahasa isi hati riwayat di Atena yang tertindas karena kekuasaan yang saling berganti. Kekuasaan demokrasi yang meluap menjadi anarki dan sewenang-wenang digantikan berturut-turut oleh kekuasaan seorang tiran dan oligarki, yang akhirnya membawa Atena lenyap ke bawah kekuasaan asing.

Plato berasal dari keluarga bangsawan dan silsilah nenek moyangnya terdapat nama raja-raja kota Atena dan seorang angota Dewan Perwakilan Rakyat yang bernama Solon. Sebagai seorang pemuda Plato turut ambil bagian dalam pekan Olahraga yang terkenal dikota Korintus, suatu pengalaman yang memupuk minatnya terhadap bidang keolahragaan seumur hidupnya.

Meskipun pengalaman itu muncul sebagai latar belakang dalam karya tulisnya, namun pengaruh yang jauh lebih penting berporos pada gurunya, yaitu Sorates. Sayang sekali tidak banyak yang kita ketahui tentang orang luar biasa ini . Dia tidak menulis apa-apa yang diwariskan kepada kita. Hampir segala sesuatu yang terhimpun menjadi warisan dunia intelektual tentang Sokrates adalah akibat kesan yang timbul atas dirinya oleh muridnya, Plato. Dalam tulisan plato seringkali Sokrates menempati kedudukan atau peranan pokok. Plato, bersama dengan satu atau dua orang lainnya, membicarakan pelbagai masalah yang ditampilkan Sokrates. Bentuk tulisan-tulisan tersebut dinamakan “dioalog”, meskipun dialog sebenarnya jarang sekali terjadi, sebab Sokrates sendirilah pembicara utama.

Dia menanyakan, memeriksa jawaban, menjernihkan jawaban dangan jalan mengajukan pertanyaan baru dan seterusnya, sampai peserta lainnya menentukan arti dari suatu yang dapat dipertahankan dan bukannya yang diterima karena merupakan semacam pendapat umum belaka yang ditelan begitu saja. Sokrates sendiri selalu mengatakan bahwa ia tidak mengetahui apa-apa, tetapi ia ingin sekali mencari kebenaran. Dalam buku pokok-pokok filsafat Junani, muchtar Jahja mengutip dari contoh gaya mengajar Sokrates yang dibuat oleh guru besar John Adams dari Universitas Oxford. Demikianlah isinya:
Socrates   : “apakah yang dimaksud dengan serangga (insect) itu? Banyak kali betul saya dengar orang memperkatakannya, hingga ingin pulalah saya hendak mengetahuinya.”
Murid       : “serangga ialah bintang kecil bersayap.” (si murid yakin bahwa jawabannya itu benar)
Socrates   : “kalau begitu tentu ayam pun bisa kita namai serangga. Sampai sekarang saya yakin bahwa ayam itu bukanlah serangga”
Murid       : “ayam bukan demikian kecilnya hingga dapat dinamai serangga. Ayam itu amat besar kalau dibandingkan dengan serangga”
Socrates   : “jadinya: serangga ialah binatang yang amat kecil, mempunyai sayap”
Murid       : “betul!”
Socrates   : “kalau demikian, burung pipit dapat dinamai serangga, sebab ia demikian kecilnya.”
Murid       : “tidak! Burung sekali-sekali tidak dapat dinamai serangga”
Socrates   : “jadinya : serangga ialah binatang yang amat kecil, dia bersayap, tetapi bukan dari jenis burung”
Murid       : “benar”
Socrates   : “kemarin saya memasuki salah satu toko, didalamnya saya melihat kaleng-kaleng kecil. Pada masing-masing kaleng itu tertulis :“tepung Keating yang paling manjur untuk pemberantas serangga”. Pada masing-masing kaleng itu juga tergambar beberapa macam binatang kecil bukan dari jenis burung, tetapi tidak mempunyai sayap, umpama: pijat-pijat, kutu kucing, dll. Rupa-rupanya mereka salah menamakan binatang-binatang tersebut serangga, sebab masing-masing tiada bersayap. Adakah masuk akal serangga tidak bersayap, menurut yang telah kita tetapkan itu?”
Murid       : “binatang-binatang tersebut memang serangga, semua orang tau itu”
Socrates   : “aneh, aneh. Ada pulakah arti serangga sekarang, menurut pikiranmu, apakah serangga kau berpendapat bahwa ‘serangga ialah binatang yanga amat kecil, mempunyai sayap, bukan dari jenis burung, dan kadang-kadang tiada bersayap.’ Sesungguhnya perkataan ini amat berlawan-lawanan”
Murid       : “celaka! Pertanyaan-pertanyaan orang ini membosankan. Cobalah tuan sendiri menerangkan kepada saya, apa arti serangga itu, supaya tuan puas dan tuan juga puas.”
Socrates   : “bukankah dari tadi saya bilang padamu bahwa saya sendiri pun tidak mengetahui. Tetapi kendati demikian, marilah kita periksa secara bersama-sama, moga-moga kita sampai juga kepada hakikat yang sebenarnya. Jalan yang paling baik ialah kita ambil 3 atau 4 ekor serangga dari jenis yang bermacam-macam itu, kemudian kita bandingkan yang satu dengan yang lain, untuk mengetahui sifat-sifat yang sama.apakah serangga yang akan kita amabil?”
Murid       : mari kita ambil kupu-kupu, semut, kerangga dan kumbang.”
Socrates   : “bagus!”

Maka diselidiki dan diperhatikanlah oleh mereka bersama-sama binatang-binatang tersebut. Sementara itu Socrates pun banyak mendatangkan pertanyaan-pertanyaan untuk pembuka fikiran murid itu. Kemudian sampailah mereka kepada pengertian yang sebenarnya yaitu: “serangga ialah bintang beruas, lagi keras, kakinya enam, mempunyai sayap atau bekas sayap”

Akhirnya, amat disayangkan bahwa guru yang termasyur ini dituduh oleh musuh-musuhya merusak akhlak pemuda dengan cara pendekatan yang khas itu. Atas diri Socrates dijatuhkan hukuman mati dan dengan tenang ia minum dari mangkok berisi racun sementara dikelilingi murid-muridnya, termasuk Plato sendiri. Apabila mutu keahlian seorang guru dapat dikenal dari hasilnya dalam diri pada muridnya, maka tentu saja Socrateslah yang harus digolongkan diantara guru-guru yang paling besar. Kemudian Plato mendirikan sekolahnya yang dinamakan “Akademi, suatu istilah yang hingga kini hidup dalam banyak bahasa dan kebudayaan, termasuk Indonesia.

Pikiran matang Plato tentang pendidikan dimuat dalam bukunya yang berjudul, Republik,  suatu karya yang melukiskan bentuk suatu negara yang sesempurna mungkin.. Dalam “kiasan tentang Suatu Gua”, ia mengundang para pembacanya membayangkan suatau gua yang aneh”

Yang penting untuk maksud kita ialah bahwa Plato sangat menghargai kemungkinan-kemungkinan yang terdapat dalam akal manusia dan ia menolong sesamanya berpikir secara rasional. Tetapi penitikberatannya itu tidak berarti bahwa Plato ingin menganggap manusia sebagai otak saja. Ia berusaha supaya orang terdidik secara berimbang, dan tujuan ini dilambangkan dengan istilah Yunani aher kalos k’agathos,  yang berarti manusia yang indah dan berkebajikan. Harus kita sayangkan bahwa “manusia” disini terbatas artinya. Memang, menurut Plato, baik pria maupun wanita berhak menerima pendidikan
Lingkungan Sosial
Tak lama sesudah socrates meninggal, Plato pergi dari Athena. Itulah permulaan ia mengembara dua belas tahun lamanya, dari tahun 399 SM-387 SM. Mula-mula ia pergi ke Megara, tempat Euklides mengajarkan filosofinya. Di ceritakan bahwa di Megara ia mengarang beberapa dialog, yang mengenai berbagai macam pengertian dalam masalah hidup, berdasarkan ajaran socrates.
Di Megara ia pergi ke Kyrena, di mana ia memperdalam pengetahuannya tentang matematik pada seorang guru yang bernama Theodoros. Di sana juga ia mengajarkan filosofi dan mengarang buku-buku. Plato juga sempat di penjara dan dijual sebagai budak. Tetapi nasib yang baik bagi Plato, di pasar budak ia dikenal oleh seorang bekas muridnya, Annikeris dan ditebusnya. Kemudian peristiwa itu diketahui oleh sahabat-sahabat dan pengikut-pengikut Plato di Athena. Di situlah Plato, sejak berumur 40 tahun, pada tahun 387 SM. Sampai meninggalnya dalam usia 80 tahun, mengajarkan filosofinya dan mengarang tulisan-tulisan yang tersohor sepanjang masa.

Aktivitas tokoh      
Pelajaran yang diperolehnya dimasa kecilnya. Selain dari pelajaran umum, ialah menggambar dan melukis, belajar musik dan puisi. Ketika beranjak dewasa ia sudah pandai membuat karangan yang bersajak.          Pada masa anak-anaknya plato mendapat pendidikan dari guru-guru filosofi. pelajaran filosofi mula-mula diperolehnya dari Kratylos. Kratylos dahulunya adalah murid Herakleitos. Sejak berumur 20 tahun Plato mengikuti pelajaran Socrates. Pelajaran itulah yang memberi kepuasaan baginya. Pengaruh Socrates makin hari makin mendalam padanya. Ia menjadi murid socrates yang setia. Sampai pada akhir hidupnya socrates tetap menjadi pujaannya.Plato mempunyai kedudukan yang istimewa sebagai seorang filosof. Ia pandai menyatukan puisi dan ilmu, seni dan filosofi. Pandangan yang dalam dan abstrak sekali pun dapat dilukiskannya dengan gaya bahasa yang indah. Tidak ada seorang filosof  sebelumnya yang dapat menandinginya dalam hal ini. Ketika socrates meninggal, ia sangat sedih dan menamakan dirinya seorang anak yang kehilangan bapak. 

Karya-karya tokoh (Plato)
Masa Muda ( 399-390 SM)
 Hippias meizon (minor) Ion, Laches, Xarmides, Protagoras, Euthypron, Hippias elatton ( mainor), Apologia Sokratous, Krito, Gorgias, Menon, Euthydemos, Lysis, menexenos, Kratylos.

Dewasa ( 385-370 SM)
 Theaitetos, Parmenides, Sophistes, Politikos,Timaios, Kritias, Philebos, Nomoi, Surat VII.
Theaitetos memberikan definisi pengetahuan serta mengkritik konsepsi pengetahuan dari Herakleitos dan Protagoras,


Masa Tua (370-348 SM)
 Phaidon, Symposion, Politeria, PhaidrosRepublica
Phaidon membahas konsep jiwa dan kekekalannya, Symposion membahas eros, politeria beridealisasi tentang pembaharuan polis dan prinsip-prinsip kebaikan politik, sementara Phaidrosberupa kritik atas retorika yang dihubungkan dengan teori tentang jiwa.
Daftar pustaka
1.https://id.wikipedia/org/wiki/plato
2.https://id.scribd.com/document
3.Pd.H, Robert R. Boehlke. 1993. Sejarah Perkembangan Pikiran Dan Peraktek Pendidikan Agama Kristen. Jakarta: gunung mulia.
4.https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSEDGts0tiTqJyhy3dIR3moQg9yryXMTDCVZd9O6cE7-hhd2Cp6Jw7mDG7dUA

*) Mahasiswa STT Yestoya Malang  

No comments:

Post a Comment