Friday, October 30, 2015

#204 Ketimpangan Sosial Konsumsi Makanan Anak Kos VS Asrama



KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Baik yang telah memberkati kami semua sehingga dapat menyelesaikan laporan ketimpangan sosial ini dengan tepat waktu.
Kami berterima kasih juga kepada Pak Kukuh, selaku guru Sosiologi kelas XII IPS yang telah membimbing dan mendorong kami dalam setiap proses pembuatan laporan ini.
Kami menyadari akan kekurangan yang mendasar pada laporan ini.Oleh karena itu,kami mengundang para pembaca untuk memberikan saran dan kritik yang dapat membangun kami
 Akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Malang, 28 Oktober 2015
A.    LATAR BELAKANG
Ketimpangan sosial saat ini banyak terjadi di masyarakat, karena terjadinya perubahan-perubahan sosial. Perubahan tersebut bisa berdampak positif maupun berdampak negatif. Ketimpangan sosial dapat terjadi dalam berbagai bentuk. Seperti, lingkungan masyarakat yang kaya berdekatan dengan lingkungan masyarakat yang kurang mampu. Contoh lainnya adalah tempat tinggal para pelajar peratau. Ada yang memilih untuk bertempat tinggal di kost dan ada juga yang memilih untuk bertempat tinggal di asrama. Perbedaan antara kost dan asrama juga sangat terlihat sehingga terjadi ketimpangan sosial.
Setiap orang membutuhkan asupan makanan untuk melakukan kegiatannya sehari-hari. Namun, adanya makanan membawa kesenjangan sosial, karena di lihat dari jenis dan gizi yang terkandung di dalam makanan itu. Jenis makanan itu ada dua “wah dan wih”. “wah” itu jenis makanan yang sangat mewah yang biasa di konsumsi oleh kalangan orang kaya. Sedangkan “wih” adalah jenis makanan yang sederhana yang biasa di konsumsi oleh kalangan bawah. Sehingga hal itu memunculkan adanya kesenjangan sosial.
Saat seorang pelajar memilih untuk bertempat tinggal di asrama berarti ia sudah mengambil -keputusan untuk hidup disiplin menaati peraturan-peraturan yang ada. Sedangkan di kost, seorang pelajar memutuskan untuk mengatur dirinya sendiri. Di asrama setiap saat selalu terdengar bel sebagai tanda untuk bergantinya jadwal. Sedangkan di kost seorang pelajar harus membuat jadwal pribadi untuk segala aktivitas yang ia lakukan.
Perbandingan asrama dan kost dapat di lihat juga dari makanan yang biasa di konsumsi oleh para pelajar yang tinggal di dalamnya. Asrama telah menyediakan nasi beserta lauk pauknya. Sedangkan di kost hanya di sediakan nasi putih saja. Di asrama juga di sertakan sayur mayur, tetapi para pelajar di kost biasanya jarang memakan sayur mayur. Di asrama makan di jadwalkan dan selalu tepat waktu sedangkan di kost seorang bebas menentukan waktunya untuk makan.
Dari itu semua, memunculkan adanya ketimpangan sosial antara makanan yang di konsumsi para pelajar asrama dan para pelajar di kost. Kita membahas faktor-faktor internal dan eksternal, penyebab terjadinya, dampak, dan pesan moral yang dapat di ambil dari ketimpangan sosial itu. Di dalam laporan ini kami membahas Asrama Putri Santa Maria yang beralamat di Jalan Telomoyo 1A Malang dan kost putri di Jalan Jambu no 5 Malang. Segala perbedaan dapat terjadi di dalam asrama lain dan juga kost lainnya.

B.    FAKTOR
 Ketimpangan sosial itu ditimbulkan adanya faktor-faktor.Faktor-faktor tersebut berasal dari dalam (internal) dan berasal dari luar(eksternal) sehingga hal itu dapat memunculkan adanya persoalan – persoalan dengan adanya faktor-faktor.Faktor-faktor internal dan eksternal dari ketimpangan sosial mempengaruhi adanya kondisi sosial seseorang karena dipengaruhi adanya tuntutan  kehidupan yang semakin banyak yang harus dilakukan dan harus dipenuhi contohnya adalah hal pemenuhan kebutuhan hidup berupa makanan antara kehidupan para pelajar yang ada di kos dengan asrama yang dipengaruhi faktor internal dan eksternal
   Yang pertama, faktor internal pada pemenuhan kebutuhan makanan pada pelajar yang tinggal di kos.secara umum kehidupan di kos ada yang berpendapat bahwa kehidupan di kos sangat bebas karena jauh dari orang tua sehingga dapat melakukan apa sesuai dengan keinginan setiap orang yang tinggal di kos,ada juga yang berpendapat bahwa tinggal di kos itu hidup sangat sederhana dengan melakukan penghematan uang sehingga seringkali pemenuhan kebutuhan kurang terpenuhi sehingga hal itu memunculkan suatu faktor internal dimana setiap orang atau pelajar pola makannya tidak teratur karenan didasari penghematan uang yang sangat ekstra sehingga makanan sebegai kebutuhan konsumsi kurang bervariasi sehingga kebutuhan gizi kurang terpenuhi.Di sisi lain,orang atau pelajar yang berpendapat tinggal di kos itu bebas sekali sesuai dengan kemaunnya,pola makannya tidak terkontrol dengan baik karena seringkali membeli makanan berupa makanan fast food atau cepat saji khususnya makan di restoran dan depot-depot sehingga menimbulkan  terganggunya kesehatan tubuh walaupun terkadang  secara umum tinggal di kos tidak disediakan makanan di kos.Dibandingkan dengan pelajar yang tinggal di asrama  pemenuhan kebutuhan hidup secara internal sangat  teratur karena kebanyak di asrama waktu jam makan diatur sehingga kebutuhan akan gizi terpenuhi.Di sisi lain juga, makanan yang diamakn tiap harinya sangat bervariasi sesuai dengan 4 sehat  5 sempurna  dan hal itu secara bagi tubuh sangat terjaga.
   Yang kedua,faktor eksternal pada pemenuhan kebutuhan makanan pada pelajar yang tingga di kos.secara umum kehidupan di kos tidak ada yang mengontrol jam makan sehingga hal itu tidak teratur dalam makan dan hal itu mendorong orang atau pelajar banyak membeli makanan di luar,meski tidak tahu apa yang dikonsumsi sangat sehat apa tidak.Namun,secara umum makanan yang ada diluar dalam artian makanan yang dijual oleh penjual kebanyak tidak sehat karenan didasari untuk mencari keuntungan sebesar besarnya.Di sisi lain juga,hal itu merupakan tuntutan bagi orang atau pelajar yang tinggal di kos.Sedangkan di asrama,faktor eksternal pada pemenuhan kebutuhan makanan  seringkali para pelajar yang tinggal di asrama ingin menambah asupan makan yang lebih banyak dengan membeli makanan dari luar contohnya ketika membeli jajan di sekolah dan hal itu juga sesuatu yang banyak dijumpai karena memang sesuatu tuntutan dalam pemenuhan kebutuhan hidup
   Sehingga,dari faktor internal dan eksternal dalam hal pemenuhan kebutuhan hidup pelajar antara kos dan asrama memunculkan suatu yang berbeda terutama dalam hal konsumsi makanan,asupan gizi,pola makannya,waktu jam makan sehingga terjadilah suatu persoalan sosial dan membawa dampak bagi kesenjangan kehidupan di kos dan asrama

C.    DAMPAK
  Setiap perubahan dan persoalan sosial akan membawa akibat bagi manusia.Akibat itu tidak dapat dihindarkan oleh setiap manusia.Dampak dengan perubahan tersebut ada dua yaitu positif dan negative.Dampak yang positif membawa dampak yang lebih maju sedangkan yang negative membawa kemunduran yang sebenarnya tidak diinginkan.Dampak positif dan negative itu dipengaruhan karena adanya faktor secara internal dan ekseternal yang merupakan kondisi nyata dari adanya persoalan sosial.Contohnya aja pemenuhan kebutuhan hidup.Pemenuhan kebutuhan hidp pasti membawa dampak postif dan negative dan hal itu memang sudah lumrah.Pemenuhan kebutuhan hidup terutama bagi kalangan pelajar yang tinggal di kos dan asrama
Yang pertama, dampak positif pemenuhan kebutuhan makanan bagi pelajar yang tinggal di kos adalah pelajar yang di kos dapat membeli makan sesuai dengan seleranya sehingga kebutuhan akan makanan yang diingin dapat terpenuhi.Di sisi lain juga,pemenuhan kebutuhan akan makanan dapat dilakukan dengan membeli dimana saja dan kapan saja sesuai dengan kemauannya para pelajar di kos.Selain itu,pemenuhan kebutuhan makanan pelajar yang tinggal di kos didasari dengan penuh tanggung jawab dan secara mandiri dalam melakukan kehidupan sehari hari.Sedangkan dampak positif pelajar yang tinggal di asrama pemenuhan kebutuhan makanan jelas sangat berigizi dan terkontrol karena makanannya sudah diatur oleh pemilik asrama dan dapat terkontrol dengan baik.Selain itu juga,pemenuhan kebutuhan makanan di asrama sangat bervariasi dan makanan yang dimakan sangat sehat
Namun, pemenuhan kebutuhan makanan di kos dan asrama membawa dampak negative.Dampak negative yang sangat mencolok bagi pelajar yang tinggal di kos seringkali pelajar yang tinggal di kos pola makannya tidak teratur memnuculkan adanya penyakit dalam tubuh karena makanan yang dimakan tidak bervariasi sehingga gaya hidupnya berubah karena memakan makanan yang fast food dan berakibat rawan penyakit.Di sisi lain,pelajar yang tinggal di asrama,seringkali para pelajar tidak menyukai makanan yang disediakan oleh pihak asrama  sehingga hal itu juga menimbulkan pola makannya juga tidak teratur karena selalu pilih-pilih makanan yang disukainya
Dari itu semua,kehidupan ini tidak terlepas dengan adanya dampak-dampak baik dampak positif maupun dampak negative.Namun dengan adanya dampak-dampak tersebut perubahan sosial pasti akan terjadi karena didasari dengan adanya kondisi nyata.

D.    UPAYA
1.    Penyelesaian Masalah di Kos-kosan:
•    Mengatur jam makan agar asupan nutrisi tetap ada. Buatlah tabel mengenai kegiatan sehari-hari, mulai bangun tidur, sarapan, ke sekolah dan seterusnya sehingga, siswa penghuni kos-kosan tidak kelewatan jam makan.
•    Jika ingin memesan makanan/makan di luar, siswa penghuni kos-kosan harus memilih makanan harganya terjangkau sesuai dengan dompet sendiri, tapi juga terjamin kesehatannya. Misal memilih tempat makan yang letaknya jauh dari selokan, dan sebagainya.
•    Mengajak teman se kos-kosan untuik makan bersama agar rasa kebersamaan antar teman penghuni kos-kosan tetap ada.

2.    Penyelesaian Masalah di Asrama:
•    Para siswa-siswi penghuni asrama harusnya tidak terlalu terpaku pada fasilitas makan yang sudah tersedia dan kalau bisa membantu pemilik asrama untuk bersih-bersih setelah makan, seperti mencuci piring, mengelap meja, menyapu sehingga nilai kemandirian tetap ada.
•    Syukuri makanan yang ada dan sudah tersedia. Ini bertujuan untuk menghormati tukang masak di asrama karena dia sudah bersusah payah menyiapkan menu makanan yang akan disajikan.
•    Sebaiknya para siswa penghuni asrama bisa menaati peraturan yang ada khususnya jam makan. Penting untuk dilakukan agar siswa tidak telat makan.


E.    PESAN MORAL
Jika sesorang tinggal di suatu kost, ia boleh bebas melakukan kegiatan aktivitas apa saja dan tidak mementingkan aturan jam yang ada. Mulai dari jalan-jalan dengan teman sekolah, nongkrong di cafe, dan sebagainya. Namun kita juga tidak boleh melewatkan jam makan karena bisa berdampak dalam kesehatan kita dan kita sering telat makan. Akibatnya kita sering sakit dan tidak bisa masuk ke sekolah. Buat di asrama janganlah mengandalkan fasilitas makan yang ada sehingga rasa kemandirian seakan-akan tidak ada. Mulai dari penyiapan makanan beserta alat makan selalu disiapkan dan kita tinggal duduk makan, sehingga segala kegiatan kita menjadi pasif. Harusnya kita juga ikut membantu menyiapkan makanan agar penghuni atau juru masak di asrama tidak terlalu repot dalam menyiapkan sarapan, makan siang, atau makan malam. Sehingga kesenjangan sosial diantara asrama dan kos-kosan bisa terkurangi dan bisa menjadi inspirasi bagi semua lapisan masyarakat.
    Seharusnya juga bagi para pelajar di asrama lebih dapat menerima jenis makanan apapun yang telah disediakan, bukannya malahan jajan keluar membuang-buang uang untuk makanan yang belum tentu sehat. Semua jenis makanan yang telah disediakan di asrama pastilah sudah diperhitungkan jumlah nutrisnya untuk memenuhi asupan gizi bagi para pelajar yang tinggal di dalamnya. Semisalnya seseorang tidak menyukai sayur dan lauk pauk yang sudah disajikan di asrama, ia seharusnya mencoba memakan sayur dan lauk itu walaupun sedikit saja. Karena dengan terbiasa menikmati sesuatu yang tidak disukai akan membuat hidup menjadi berwarna.
    Sedangkan sebisa mungkin untuk lebih menghemat uang bagi para pelajar yang bertempat tinggal di suatu kost. Tidak membeli sesuatu yang tidak amat mereka perlukan sehingga uang untuk makan sehari-hari tidak akan kekurangan. Makanan yang dibeli para pelajar kost juga seharusnya tidak selalu mengikuti selera para pelajar yang tinggal di kost. Semisal mereka menyenangi makanan cepat saji, seharusnya mereka tidak membeli itu setiap harinya supaya kebutuhan nutrisi mereka setiap harinya dapat tercukupi.

F.    KESIMPULAN
Ada perbedaan dan juga persamaan sebenarnya dalam jam-jam makan antara siswa penghuni asrama dan kos-kosan. Walaupun perbedaan kesenjangan sosial antara kedua lingkungan ini mencolok dalam hal jam sarapan, jam saat makan siang dan jam saat makan malam tapi sama-sama membutuhkan asupan nutrisi untuk mencukupi kebutuhan fisik sehari-hari. Asrama juga lengkap akan fasiltas yang ada, tapi hal itulah yang membuat para siswa penghuninya kurang mandiri. Kos-kosan juga memiliki nilai tinggi dalam nilai kemandirian para penghuninnya, tapi memiliki nilai rendah dalam hal pengaturan jam makan. Sehingga munculah suatu keadaan dimana kesenjangan sosial diantara telah terlihat. Kos-kosan lebih cenderung bebas, tapi asrama lebih mementingkan perturan yang ada demi terjaminnya kebutuhan para siswa penghuni asrama.
Kedua tempat tinggal bagi para pelajar perantau tersebut sebenarnya sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan. Biaya untuk tinggal juga tidaklah jauh berbeda. Memang selain dalam segi mengkonsumsi makanan, kedua tempat tinggal ini juga memiliki perbedaan signifikan lainnya. Ada beberapa orangtua yang mempercayakan anaknya untuk tinggal di asrama agar lebih disiplin, namun ada juga beberapa orangtua yang sudah mempercayakan anaknya untuk mengatur diri mereka sendiri dengan membiarkan mereka tinggal di kost.
Oleh
Kelompok 4
Amelinda Fransisca XII IIS 4/05
Jason Kristanto XII IIS 4/19
Nikko Nagazhie XII IIS 4/24
Twina Paramesthi XII IIS 4/28

No comments:

Post a Comment